Krayon

12.2K 2.1K 208
                                    

Mungkin dunia tak layak untuk menerimaku

Tapi mati layak untuk bersamaku

Dialah satu-satunya yang merengkuhku seusai penderitaan ini selesai

_____

Beberapa cara untuk bunuh diri

KLIK!

Akal sehatku benar-benar sudah hilang saat ini. Jam sembilan malam aku baru saja membuka situs pencarian di internet dengan kata kunci 'Beberapa cara untuk bunuh diri'. Aku menyerah dan aku benar-benar ingin mengakhiri semua rasa sakit ini.

Ada sepuluh hasil yang ditampilkan di sini, memang tidak banyak mengingat apa yang aku cari mengangkat isu yang cukup sensitif. Aku membuka satu website yang muncul paling pertama dari hasil pencarian. Di sana menampilkan banyak cara bunuh diri dan beberapa ada yang membuatku merinding.

Meminum cairan deterjen. Memotong urat nadi. Gantung diri. ataupun jatuh dari lantai paling atas.

Aku mendesah, ternyata bunuh diri akan menjadi hal semenyeramkan ini.

Tidak, aku tidak boleh menyerah. Aku harus mengakhirinya.

Aku meraih segera spidol yang berada tak jauh dariku. Di dalam kalenderku nanti, akan kutandai tanggal dua puluh tujuh sebagai hari terakhirku di sini, tepatnya jatuh pada hari lusa nanti.

"Hyesang!"

Spidol yang kupegang tadi tak sengaja terjatuh ke lantai. Aku meringis mendengar suara itu lagi. Suara yang berasal dari lantai bawah rumahku dan itu adalah suara ibu.

Perasaan sesak langsung memenuhi rongga dadaku. Aku takut setengah mati mendengarkan suara itu dari dulu hingga sekarang. Suara jeritannya itu kembali datang semakin mendekat ke arah kamarku.

Aku tak kuat!

Suaranya terdengar seperti sedang menahan tangis. Tiba-tiba saja kenop pintu kamarku berbunyi. Untungnya aku sudah menguncinya dari dalam demi mencegah ia yang semakin masuk. Ibu terus meronta-ronta untuk membukakan pintu, sedangkan aku di dalamnya semakin dibuat takut mendengarkan suara itu. Aku tak ingin menemuinya saat ini.

Karena satu masalah dimana aku kesulitan untuk berdamai bersamanya.

Bagaimana caranya bunuh diri tanpa harus menyakiti hati ibu?

°°°°°

Selasa pagi dan suasana yang masih buruk. Aku mempercepat langkahku untuk segera menghindari keramaian di koridor ini. Seperti hari-hari sebelumnya, aku masih setia dengan kesendirianku dan ini telah menjadi ruang ternyaman untukku. Dimana aku selalu pergi menghadapi dunia ini dengan seorang diri. Dan seperti hari ini, aku kembali menghadapi keburukan yang akan terjadi dalam beberapa waktu yang mendatang dan semua ditanggung olehku sendiri.

Omong-omong, aku sudah tak memakai liptint itu lagi karena aku rasa anak kelas tampak menertawakanku dan kuartikan itu hal yang aneh. Itu menjadi boomerang untuk bunuh diri jika aku memakainya lagi. Baiklah itu tak menjadi masalah, walaupun mereka sampai sekarang masih sering melemparkanku lelucon liptint itu di pagi hari ini.

"Kau harus berhati-hati jika dekat dengannya."

"Dia penyakitan dan akan sangat bahaya jika kau sering melakukan kontak dengannya."

"Jauhi dia! Dia gadis terkutuk!"

Aku mendengar bisik-bisik anak laki-laki di depan kelas sana. Tentu, mereka sedang menggosipiku saat ini, tapi aku sangat tak menyukai kalimat terakhir yang diucapkan salah satu dari mereka. Aku bukan gadis terkutuk!

monochrome [TERBIT]Where stories live. Discover now