Luka

7K 1.2K 52
                                    

Jika kau lihat luka

Jangan kau terkejut

Kami lihai menyimpan

Seperti makanan sehari-hari

Kami sudah biasa

Hanya kau yang tak biasa

________

Kamar mandi sebagai spot persembunyian terbaik.

Aku antara suka dan tak suka dengan salah salah satu tempat yang berada di sekolah ini. Aku tak suka karena tempat ini bau dan lembab tapi aku juga suka karena tempat ini aku bisa bersembunyi dan mengeluarkan banyak ide. Aku kerap duduk di atas klosetnya sambil memikirkan banyak kejadian yang terulang sebelumnya dan berakhir dengan aku yang menangis. Atau aku sering ke tempat ini untuk mencoret banyak kata-kata kasar di pintu dan dindingnya.

Tapi aku sudah jarang untuk bersembunyi sekarang semenjak banyak kata-kata kasar yang tertulis untukku di sini. Itu menjijikkan dan begitu menyeramkan. Aku menyudahi kegiatanku yang terus-terusan bersembunyi di sini, bertepatan ketika aku menyentuh kuncinya, saat itu juga aku mendengar suara obrolan anak perempuan yang mendekat ke sini.

"Aku bertemu dengan salah satu cowok terbaik di sekolah ini."

Oh Tuhan, kepalaku pusing mendengarkan yang satu ini.

"Kemarin aku tak sengaja bertabrakan dengannya."

"Lalu?"

Kenapa anak perempuan suka sekali bergosip di dalam toilet?

"Dia tampan jika kulihat dan pindahan dari luar negeri.

Aku benci gosip seputar anak laki-laki.

"Dia temannya Haechan, anak baru di kelasnya."

"Dia yang membantumu kemarin?"

"Iya. Aku juga bertemu dengannya waktu lalu di studio musik Haechan."

"Aku tahu! Bukankah dia.."

"Jangan disebut! Aku malu mendengarkannya!"

Aku bisa mendengar jumlah mereka yang begitu banyak dan suara tawa mereka begitu menyeramkan. Itu Yura bersama teman-temannya. Sekitar lima belas menit berlalu, barulah aku bisa keluar dari tempat ini.

Berlama-lama di sini bisa membunuhku, tapi itu lebih baik daripada harus beradu mulut dengan mereka saat aku keluar nanti. Aku jadi tertarik dengan apa saja yang mereka ceritakan itu dan itu ada di dalam kelasku.

°°°°°

Latihan pensi di hari Rabu ini telah berakhir tepat dengan pergantian jam sore. Mark tengah duduk bersama Haechan di pinggir panggung, selagi mereka sibuk beristirahat setelah satu jam latihan band untuk pensi besok. Mark dapat melihat temannya itu tengah melamun.

"Ada yang mengganggumu?" tanya Mark.

"Tidak," balas Haechan.

Lalu pandangan Mark beralih mengikuti pandangan Haechan yang tengah melihat sesuatu di barisan kursi pojok aula. Ia melihat seorang siswa tengah sibuk mengatur bagian-bagian kursi bersama beberapa temannya di sana.

"Dia siapa?" tanya Mark.

Haechan melihat ke arah yang sedang dipandang Mark. "Si tukang populer di sekolah kita," ucapnya.

"Lee Jeno. Anak PMR sekalligus calon ketua OSIS di semester ini," jelas Haechan.

Mereka berbalik dan keluar dari tempat ini. Setelah latihan pensi, mereka masih ada jam pelajaran yang harus diikuti untuk selanjutnya.

monochrome [TERBIT]Where stories live. Discover now