Pahlawan

5.9K 1.1K 71
                                    

Beberapa dari mereka masih berdiri dengan tegar setelah banyaknya darah yang mengalir dari tusukan di balik punggungnya.

_________

Tak seorang pun di dalam kelas dan yang berlalu lalang di koridor tak berhenti membicarakan berita menghebohkan beberapa waktu lalu. Berita itu membicarakan dua orang murid yang ditemukan di pinggir kolam renang sekolah, beberapa orang melihat bahwa salah satu dari mereka tengah menyelamatkan seorang murid yang tenggelam di sana.

Pandangan Hyesang tertuju pada pantulan dirinya di jendela yang berada di belakang meja guru konselingnya. Ia melihat dirinya di sana dengan keadaan setengah basah dan wajah yang pucat. Setengah mati ia menahan kedinginan dari ruangan ber-AC tempatnya ia berada sekarang. Ia hanya diselimuti dengan selimut kecil yang dibawakan dari UKS.

Di sampingnya ada Mark yang baru saja memasuki ruangan ini setelah ia selesai berganti baju. Ia mengenakan pakaian olahraga yang sempat ia cadangkan di dalam lokernya. Kini kedua orang itu terduduk bersama di hadapan Pak Sungmin, guru konseling untuk murid kelas dua belas.

"Aku cukup terkejut mendengar berita tadi, tapi syukurlah tidak terjadi hal yang begitu parah di antara kalian berdua." Pak Sungmin membuka lebih dulu percakapan mereka bertiga di ruangan ini. Lalu seseorang masuk dari belakang dan mendapati suara seorang guru perempuan.

"Aku ke sini untuk memastikan mereka baik-baik saja." Itu suara Bu Haejin, seseorang yang menolong Hyesang di UKS saat kejadian tadi.

Pak Sungmin kembali melanjutkan sesi wawancaranya, "bisa jelaskan apa yang terjadi pada kalian. Terutama pada Hyesang. Aku tak akan menghakimimu."

Tak ada respon. Hyesang terdiam dalam beberapa menit sambil menunduk ke arah sepatunya yang sepatunya yang setengah basah dan begitu kucel itu. Mark menoleh perlahan ke arahnya dan melihat ketiadaan ekspresi di wajah tersebut.

"Jang Hyesang?"

"...."

"Kau tak apa-apa?"

Dalam dua menit ia terdiam, ia pun menggelengkan kepalanya. Respon kecil untuk meyakinkan orang-orang bahwa jiwanya belum mati di sana.

"Maaf..." Hyesang mengeluarkan suaranya, "maaf," sekali lagi.

"Apa kondisimu baik-baik saja? Atau kau merasa sedang tak enak badan hari ini?" tanya Pak Sungmin.

"Aku baik," jawab Hyesang dengan yakin.

Tapi Mark tak mempercayainya. Wajah pucatnya, goresan luka di tangannya dan kakinya yang begitu menggigil akibat kedingin di ruangan ini. Berapa banyak lagi ia harus menyembunyikan semua kebohongan tersebut?

"Bagus, bisa kau ceritakan sedikit mengenai yang baru saja terjadi. Kami menemukanmu berjalan ke arah kolam renang dari CCTV sekolah. Apa yang sedang kau lakukan saat itu?"

Akhirnya sebuah keberanianpun muncul, Hyesang mendongak menatap guru konselingnya.

"Ada suatu kondisi dimana seseorang mengalami darah rendah dan matanya berkunang-kunang. Aku hanya kesulitan mengontrol pergerakanku tadi," jelas Hyesang.

Semua orang di dalam ruangan itu terdiam dan Mark meneguk ludahnya, ia merasa tidak nyaman berada di sini.

"Apa aku bisa keluar sekarang?" Bahkan Hyesang juga merasa tidak nyaman berada di tempat ini. 

°°°°°°

Aku membuka kedua kelopak mataku dengan cepat. Semua yang terjadi beberapa puluh menit yang lalu masih terus berputar di dalam pikiranku.

monochrome [TERBIT]Where stories live. Discover now