Sore

4.7K 1K 45
                                    

Aku berharap kau yang menjadi rumahnya. Karena aku membutuhkanmu sebelum aku hancur untuk sepenuhnya.

_________

Jang Hyesang bodoh!

Anak pengacau!

Anak pembawa sial!

Mati saja kau!

BUGH!

BUGH!

"Ya! Berhentilah melakukan hal bodoh seperti itu!"

BUGH!

Aku menghentikan aktivitasku segera ketika Kak Sohye yang setengah sadar melihati hal bodoh yang tengah kulakukan. Sedari tadi aku menghentakkan kepalaku di atas meja kayu. Sudah seratus kali hentakkan mungkin dan aku mengerang kesakitan karena hal tersebut. Begitu gilanya diriku saat mengingat kejadian semalam.

Dua jam telah berlalu, setelah pesta barusan baik aku, Kak Sohye, dan seluruh pelayan lainnya harus rela dipotong gajinya karena kecerobohan yang kulakukan di sana. Pemilik pesta marah karena pesta ulang tahun anaknya harus kacau dikarenakan pelayan ceroboh sepertiku merusaknya.

Sejujurnya aku bisa melakukan pekerjaan itu dengan sebaik mungkin, jika pemilik pesta itu bukan Hwang Yura. Si anak teater sialan dan menjadi tukang bully yang paling terkenal di sekolah.

Karena dialah yang pernah menumpahkan air pel kotor ke badanku, menumpahkan tepung di atas kepalaku, mencoret mejaku, menghilangkan seluruh isi lokerku dan... Aku tak sanggup harus melanjutkannya lagi. Intinya dia yang mengubah masa sekolahku menjadi mimpi buruk yang nyata.

Aku merintih kesakitan ketika kepalaku berdenyut begitu kuat.

BUGH!

Rasanya aku ingin menghilang saja dari dunia ini.

"Bodoh!!"

Kepalaku begitu nyeri saat kuhentakkan sekali lagi di atas meja. Sejenak aku terdiam. Lalu, mataku beralih melihat pantulan wajahku di botol soju milik Kak Sohye iu.

Keningku berdarah.

Aku tak menyadari hal bodoh yang kulakukan akan melukaiku seperti ini. Jemariku menyentuh bagian berdarah itu, kulihat ada darah yang mengalir pelan dari sana.

Iya, aku berdarah dan terluka begitu banyak.

Kak Sohye sudah tertidur karena ia mabuk soju sejak tadi. Dia stres karena gajinya harus dipotong dan aku terus menyalahkan kebodohanku. Maafkan aku.

Hujan di luar masih tampak deras. Ini sudah jam satu malam dan aku masih berada di kontrakan kecil milik Kak Sohye. Aku tak mau pulang ke rumah karena sudah terlalu malam dan aku yakini Kak Doyoung dan keluarganya akan mencariku. Tapi, aku harap mereka tahu bahwa aku sedang menjaga ibu di rumah sakit. Jangan cemaskan aku.

Tanganku mengambil botol soju yang kosong itu lalu, menghirup pelan aromanya yang kurasa begitu pahit di hidungku. Jika aku sudah berumur dua puluh tahun nanti, aku ingin meminum soju sebanyak lima botol atau bahkan lebih. Aku akan meminumnya sampai aku mabuk dan setelah itu tertidur sampai tak bangun lagi. Orang-orang yang stres akan melarikan diri dengan meminum alkohol sampai mabuk, karena ketika mereka tak sadarkan diri akibat alkohol, di saat itulah mereka melupakan sejenak tentang dunia dan masalah yang sedang mereka alami saat itu. Sesuatu yang menyenangkan, tapi hanya bertahan sesaat saja.

°°°°°

Hujan masih bertahan sampai di pagi buta ini. Seoul sudah memasuki pukul enam pagi dan saat ini cuaca masih tampak begitu gelap bersamaan angin dingin yang terus berhembus.

monochrome [TERBIT]Where stories live. Discover now