---𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 𝕿𝖜𝖔---

1K 111 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.






"EOMMAA" teriak Sehun histeria setelah ia melihat garis lurus di monitor. Ia menggenggam erat tangan ibunya yang mulai memucat, bahkan detak nadi nya pun perlahan-lahan menghilang dan tidak lagi terasa.





Sang ayah yang berada di sebelahnya terlihat lebih tegar walaupun hatinya berkata lain. Sebuah senyuman pahit terukir di wajah tampan Luhan, dalam hatinya ia berkata "terimakasih, karena selama ini kau telah berjuang. Kau bahkan memberikan ku sebuah kado perpisahan terindah yang akan selalu terkenang dan diingat oleh ku, seorang putri yang cantik"






"Eomma sudah tiada, appa. Kenapa appa hanya menatapnya seolah tidak terjadi apa apa?"teriak Sehun emosi.




"Kau harus kuat Sehun, bukankah appa harus tetap tegar, agar kau juga tidak ikut bersedih?. Jangan terus berlarut dalam kesedihan sehun-ah, karena Tuhan sudah menulis takdir hidup seseorang. Dan ternyata garis takdir ibumu hanya sampai disini.......Tidak ada yang tau kapan kita akan kembali padanya bukan?" Luhan berucap bijak sambil menenangkan putra sulung nya itu.





"Appa memang sedih, appa memang takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada eomma mu ,namun jika itu memang sudah takdir . Apa ada yang.........bisa appa lakukan?"lanjut sang ayah sambil terisak dan menyentuh surai rambut sang istri






-Kwon Yuri nya, belahan jiwa nya yang tidak akan pernah bisa ia lupakan-





Luhan melangkah menjauh menuju pintu, meninggalkan Sehun yang sendirian dalam tangis dan duka nya.






Tap




Tap




Tap





Tap




Tap





Selangkah lagi sebelum membuka pintu, Luhan berbalik menghadap sang anak dan berkata, "Appa akan urus administrasi dan menjemput adikmu.Tunggu disini dan jangan buat onar sampai appa kembali"





Akhirnya, Oh Sehun kini benar benar seorang diri dengan jasad sang ibu yang kini telah terbujur kaku.............dan sejujurnya sampai disaat ini pun Sehun tidak dapat percaya, bahwa kini ibunya telah tiada.





"Jika bukan karena dia ,eomma ku tidak akan meninggal, eomma tidak akan pergi meninggalkan ku sendirian dengan appa" Sehun berucap geram dengan sorot mata nya yang kesal,





'aku sungguh membencinya'





.
.
.


𝕋𝕠 𝔹𝕖 ℂ𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖

𝕋𝕠 𝔹𝕖 ℂ𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙼𝚢 𝙻𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚂𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛Where stories live. Discover now