---𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 𝕾𝖎𝖝---

943 97 5
                                    

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.











.
.
.

.
.

.


.
.


.

.
.

.
.
.

.



.

.




8 year later





" Jongin , cepat bangun " teriak Luhan dari corner dapur pada anak bungsunya yang masih terlelap di atas kasurnya yang berada di lantai dua.





Sekarang jongin telah berumur 13 tahun dan tentu saja waktu sudah berjalan cukup lama setelah kejadian dimana Sehun memutuskan meninggalkan keluarga kecil nya di Korea Selatan.


Flashback


"Oppa harus pergi jongie,tapi oppa janji kalau oppa akan kembali ke sini. Walaupun tidak pasti kapan oppa akan kemari lagi ,tapi oppa pasti akan kembali padamu suatu saat nanti"




"Aku janji jongie"ucap Sehun lembut sambil mengusap air mata sang adik yang telah jatuh dari tadi karena akan ditinggal olehnya




"Yaksok?"tanya jongin sambil mengarahkan jari kelingkingnya pada sang kakak


"Yaksok"balas Sehun, ia menautkan jari kelingking nya pada sang adik sebelum beranjak pergi.





"Kalau gitu oppa pergi sekarang"ucap Sehun mengantar jongin pada sang ayah. Ia kemudian melambaikan tangan nya sebelum berbalik dan pergi




Setelah Sehun masuk ke dalam bandara, jongin langsung menangis sekencang kencang nya di gendongan sang ayah.





Flashback end


.
.
.
.
.


"Huh,oppa bodoh itu benar benar berbohong padaku" ucap jongin kesal begitu bangun dari tidurnya dan teringat janji palsu kakak nya itu. 'Aku yakin sekali sekarang ia sudah tua keriput" sunggut nya, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan menggosok giginya.






"Yak oh jongin, cepat turun dasar anak nakal"




"Araseo appa"




Jongin turun dengan perasaan kesal nya yang memuncak.  Setelah ia bangun tidur, Jongin secara tidak sengaja melihat figura keluarganya 8 tahun yang lalu yang menunjukan potret dirinya saat masih kecil bersama dengan ayah dan juga kakak nya.






Dan ia menjadi teringat tentang janji sang kakak 8 tahun yang lalu yang jelas jelas menurutnya tidak terwujud sampai sekarang dan sangat wajar jika Jongin  berfikir sang kakak sudah menikah di luar negeri dan sudah tua sekarang





"Apa yang kau pikirkan oh jongin?"tanya sang ayah melihat raut muka sang putri yang tampak tidak bersahabat, bahkan di pagi hari seperti ini saat hari yang baru, baru saja dimulai.






"Mana oppa bodoh ku itu ,dia benar benar ingkar janji padaku. Bahkan setelah sekian lama pergi, ia tetap tidak kunjung kembali ke sini "balas Jongin sambil memotong ayam nya dengan kesal, yang dibalas cecikikan oleh Luhan






"Tenang saja, oppa mu tidak akan hilang kok" balas Luhan, laki-laki paruh baya itu mengulas senyum nya agar mood sang putri membaik di pagi hari.




"Siapa peduli , jika dia mati pun tidak masalah untuk ku" Balasan Jongin tentu saja membuat Luhan marah, mana ada adik yang mendoakan kakaknya mati?. Jongin ini aneh aneh saja





"Ya, jangan katakan kata seperti itu jonginie" tegur Luhan sambil mengetuk kepala sang putri.




"Kalau gitu aku pergi dulu appa"pamit  jongin dengan wajah cemberutnya. Ia segera mengambil tas sekolahnya dan berangkat.








---...---







"Jongin sayang ku,kenapa cemberut?"tanya Taemin, sahabat jongin sejak masih berada di masa kanak-kanak.





"Jangan berisik Taem, aku sedang tidak ingin diganggu." Balas Jongin sambil menelungkup kan mukanya di atas meja.






"Seperti nya kau sedang kesal, ayolah Jong jangan sembunyikan apapun dari ku. Aku ini sahabat mu loh, jadi kau tidak akan bisa membohongi ku apa yang telah terjadi" Taemin memaksa Jongin untuk bercerita.






"Aku sedang kesal"






"Dengan oppa ku"





.....




"Dengan siapa kau bilang?"





𝕋𝕠 𝔹𝕖 ℂ𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖

𝕋𝕠 𝔹𝕖 ℂ𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
𝙼𝚢 𝙻𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚂𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora