Prolog

5.8K 294 17
                                    

Hermione terbangun karena suara keributan di lantai bawah. Ia menghela napas dan segera menyingkap selimutnya. Sebelum turun dari ranjang ia meregangkan otot-otot tangannya terlebih dahulu.

Sudah menjadi rutinitas setiap pagi —di hari libur sekolah Hogwarts— ribut seperti ini.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan si kembar?

"Ada apa lagi ini?" tanya Hermione sambil tersenyum pada dua gadis itu.

"Rhea mom! Aku benci dia!" ujar Lyra sambil menuding marah kembarannya.

Sedangkan yang ditunding malah terlihat santai dan mengelus bulu-bulu lembut burung hantunya, "Baguslah kalau kau membenciku."

Lyra mendengus, lalu menatap Hermione dan merengek, "Nah mom, lihat sendiri kan?"

Suara bantingan pintu yang cukup keras di lantai atas, membuat semua orang di sana menatap ke sumber suara. Tak lama seseorang menuruni tangga dengan malas sambil mengusak rambutnya.

"Kakak ini kenapa sih? Masih pagi sudah ribut! Ingat umur dong!" teriak Scorpius marah, karena tidur paginya terganggu.

"Rhea yang memulainya!" jawab Lyra yang sejak tadi masih berpegang teguh pada pendiriannya.

Rhea memutar kedua bola matanya malas, "Ya, ya, ya. Terserahlah. Memang kenyataannya Apollo lebih menyukaiku."

"Hei! Aku tak terima dengan ucapanmu!"

Scorpius yang melihat kedua kakaknya bertengkar hanya bisa menghela napas kasar, "Jadi ini, yang diperdebatkan para gadis berusia 16 tahun? Laki-laki?"

"BUKAN!" elak keduanya cepat.

Tak lama mereka berdua saling bertatapan, canggung.

Melihat hal itu membuat Scorpius dan Hermione tertawa.

Ya, si kembar sudah mulai memperdebatkan masalah laki-laki. Mereka sudah dewasa sekarang.

Waktu memang berputar begitu cepat, hingga tak terasa seperti ini. Lyra dan Rhea akan memasuki tahun ke-enam mereka di Hogwarts, sedangkan Scorpius baru memasuki tahun pertamanya.

Namun Hermione dan Scorpius tahu bahwa perdebatan ini hanyalah lelucon. Rhea dan Lyra tidak benar-benar memperebutkan Apollo. Hanya saja Lyra terlalu serius menanggapi lelucon yang dilontarkan kembarannya.

Sejak kejadian teroris beberapa tahun lalu yang menyebabkan Draco tewas, Hermione sering bertukar surat dengan Mr.Baugckendraf dan Maysvaguez untuk menjalin persaudaraan. Dan betapa kagetnya Hermione saat Mr.Baugckendraf menyekolahkan Apollo dan Artemis di Hogwarts.

Saat ditanya Mr.Baugckendraf hanya menjawab, kalau ia ingin kedua anaknya bersama dan berteman dengan orang baik juga. Berteman dengan anak dari seorang pria yang telah menyelamatkan putri tunggalnya.

"Oh ya, kapan Apollo dan Artemis akan datang?" tanya Hermione saat ia teringat tentang ucapan si kembar bahwa Apollo akan datang ke Manor.

"Sepertinya mereka akan terlambat karena Albus, dan Rose juga ikut." jawab Lyra sembari menyisir rambutnya.

"Huh, aku ingin segera pergi ke Diagon Alley, Mom. Aku tak sabar memilih hewan peliharaanku sendiri dan memiliki tongkat sihir." rengek Scorpius.

Hermione tersenyum, lalu ia meraih tangan Scorpius, mendudukkannya di sofa, dan mengusap rambutnya penuh sayang, "Kau harus sabar Scorp. Kita tunggu mereka datang dul—"

"Tidak mau Mom, please..." ujar Scorpius masih dengan rengekannya. Namun kali ini ia juga menunjukkan puppy eyesnya yang membuat Hermione gemas hingga mencubitnya pelan.

"Kalau tidak mau menunggu bagaimana kalau grandma dan grandpa saja yang antar?" ujar Narcissa yang tiba-tiba datang dan ikut menyisir surai pirang milik Lyra dengan tangannya.

Scorpius sontak melonjak bahagia dan dengan cepat menghampiri Narcissa, "Nah begitu dong!"

Hermione yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sikap, kepribadian, wajah, dan fisik Scorpius sangat mirip dengan Draco.

Melihatnya bahagia saja, sudah dapat mengobati rindu Hermione pada Draco.


***


"Lyra! Rhea!" teriak Apollo dan Artemis bersamaan begitu Hermione membukakan pintu.

Hermione hanya bersedekap sambil tersenyum jahil, "Jadi hanya mereka berdua yang dicari?"

Apollo langsung bereaksi cepat sembari menggerak-gerakkan kedua tangannya, "Tentu tidak. Aku juga merindukanmu aunty Hermione."

"Tentu saja. Aku tahu itu." jawab Hermione tertawa yang pada akhirnya diikuti gelak tawa Apollo, Artemis, Albus, dan Rose. Ia senang sekali menjahili bocah lelaki ini. Menurutnya membuat Apollo bingung mengingatkannya akan sikap Draco yang juga kebingungan. Huh, kenangan seperti itu tak mudah dilupakan bukan?

"Aunty selalu begitu." timpal Albus yang dibalas anggukan mereka berempat.

"Ayo cepat masuk. Jangan berlama-lama diluar." ujar Hermione sambil memberi jalan pada mereka berempat untuk masuk.

"Akhirnya kalian datang juga!" seru Lyra sambil berlari dan memeluk mereka berempat satu persatu. Yang terakhir dipeluk Lyra adalah Apollo, dan ia memeluknya begitu lama. Jujur, Lyra sangat merindukan Apollo, entah mengapa perasaannya amat senang Apollo datang.

"Aku merindukanmu Apollo, sungguh."

Apollo balas memeluk Lyra dan tersenyum pada gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya itu, "Aku juga merindukanmu Lyra."

Lyra yang mendengarnya tak bisa menahan gejolak hatinya untuk terus tersenyum. Pipinya bersemu merah muda begitu Apollo mengucapkan hal yang sama. Rasanya ia ingin terus memeluk Apollo seperti ini.

Rhea yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng, lalu tak lama kemudian ia berdehem keras. Dan tanpa diduga Artemis juga ikut menyahut deheman Rhea, dan terus berlanjut pada Hermione, Scorpius, Albus, dan Rose yang ikut bergabung untuk segera menghentikan adegan 'percintaan' di depan mereka.

Dengan cepat Apollo dan Lyra melepas pelukan mereka, lalu saling menatap dan tersenyum canggung. Lucu sekali.

Apollo segera menghampiri Rhea dan memeluknya. Rhea yang dipeluk ikut membalas pelukan Apollo.

Apollo memejamkan mata sambil berbisik pelan di telinga Rhea untuk memastikan hanya mereka berdua yang dapat mendengarnya, "Aku merindukanmu, Rhea. Mari buat kenangan indah di tahun keenam kita."

Rhea menatap Lyra sejenak begitu mendengar ucapan Apollo. Kembarannya itu sedang tersenyum dan bersenda gurau dengan Artemis. Lyra terlihat begitu manis seiring bertambahnya hari, tetap lugu, polos, dan baik.

Entah mengapa Rhea yang melihatnya ingin meneteskan air mata.

Sambil memejamkan mata dan tersenyum sendu Rhea menjawab, "Tentu."

















Tbc

Hai? Maaf buat kalian lama nunggu sequelnya. Btw, sesuai yang aku ceritain bahwa sequel ini bahas kehidupan si kembar, Scorp, dll. Kalau kalian penasaran sama Draco, baca aja ntar pasti nemu titik terangnya kok 😉

See you, on Sunday 💕

Be My Boyfriend (Sequel A New Wife)Where stories live. Discover now