Epilog

3K 217 144
                                    

6 tahun kemudian...

"Pagi."

"Pagi." jawab Lyra tersenyum tipis.

Gadis itu menyelipkan seunting rambutnya kebelakang telinga seraya berjalan menuju departemennya. Ya, Lyra bekerja di Departemen Kementrian Sihir yang bertugas dalam Pengawasan Barang-Barang Muggle.

Ia menginginkan departemen ini karena Helena dan Richard selaku kakek-neneknya adalah seorang muggle. Katanya dengan begini, saat berkunjung ke dunia muggle ia tak akan terlihat canggung.

Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk kakek dan neneknya yang masih ada dan telah berumur. Dalam benaknya, Lyra ingin memiliki semangat seperti Hermione dan membuat kakek dan neneknya bangga terhadapnya meski ia bukanlah cucu kandung mereka.

"Lyra, ada memo tadi di mejamu." ujar salah satu rekan kerjanya yang bernama Selena.

"Dari siapa?"

"Entahlah."

Dengan sebelah alis terangkat, Lyra mengambil memo itu dan membaca isinya. Seketika mulutnya tersenyum tipis.

"Siapa yang mengirimnya?" tanya rekan kerjanya penasaran. Pasalnya baru membaca saja gadis itu sudah tersenyum sumringah.

"Apollo."

"Ah, pria yang bekerja di departemen auror itu ya?"

Lyra hanya membalasnya dengan anggukan diselingi tawa sumringah.

Ia dan Apollo tak memiliki hubungan apa-apa sebelumnya. Hanya sekedar teman, itu saja tak lebih. Tetapi beberapa bulan belakangan ini Apollo selalu mengajak Lyra bertemu. Lalu pada akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih seperti saat ini.

Cukup lama menantikan Apollo mengucapkan hal itu. Lyra sadar Apollo tak bisa dengan mudah melupakan Rhea, terlebih wajah mereka hampir mirip. Bertemu dengan Lyra hanya akan membuat Apollo kembali merasakan sakit di hatinya.

Namun selama bertahun-tahun itu pula Lyra selalu menyakinkan Apollo. Hingga beginilah sekarang. Mereka bersama, meski pada awalnya Apollo selalu datar di awal hubungan mereka, kini lelaki itu telah menunjukkan rasanya pada Lyra.

Seperti yang tertulis di memo itu.

Apollo menuliskan bahwa jangan sampai Lyra lupa makan.

Hanya itu, tapi cukup membuat hati Lyra berdebar membacanya.

"Apa yang ditulisnya?" tanya Selena.

"Jangan lupa makan."

"Cih,"

"Setidaknya ada yang menulis sesuatu untukku, bukan seperti mejamu yang selalu kosong."

Ucapan Lyra barusan sukses membuat Selena bangkit dan mengacak-acak rambut pirang Lyra yang telah disanggul rapi.

***

"Hey, lihatlah healer-nya, bukankah ia tampan?"

"Ia James Potter 'kan? Anak dari Harry Potter?"

"Pantas saja Albus juga tampan, kakaknya saja seperti ini."

"Jika healer-nya seperti James aku rela setiap hari ke sini."

"Bagimana kalau kita beli sesuatu di WWW yang bisa membuat kita terus muntah atau mimisan? Kita bisa melakukannya untuk menjadikannya alasan agar bisa menemui James disini."

Albus hanya melirik gadis-gadis yang berumur diatasnya itu dengan pandangan sinis. Lalu ia berpaling dan menatap kakaknya yang hanya berekspresi datar.

Be My Boyfriend (Sequel A New Wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang