BAGIAN SEMBILAN

102 12 0
                                    

"happy reading"

*****

"kita lakuin dare dari rea. Besok kan hari terakhirnya"

Livia tersenyum senang

Apakah livia sudah mulai tertarik dengan devan? Apa devan yg mulai tertarik sama livia?

*****


"pagi abangku" sapa livia di meja makan

"hmmm"

"ihh gitu banget jawabannya" ucap livia cemberut

"makan dulu sayang, nanti telat" ucap mama

"iya ma"

"seneng banget hari ni. Ada apa emangnya? " tanya ken

"ih abang apaan sih, biasa aja tau"

Sejujurnya livia senang hari ini karena dia bisa melanjutkan dare dari rea. Walaupun hari ini terakhir tapi setidaknya dia bisa nyelesaiin dare itu

"selamat datang di hati livia kak devan dan selamat livia kamu bebas bayang bayang masa lalu yg pahit. Semoga kak devan beda dari yg lainnya" ucap batin livia sambil tersenyum tak jelas

Akbar dan mama dina hanya bisa menggeleng terkekeh melihat tingkah livia pagi ini

"oh iya livia mama buat cake tadi, nanti kamu kasih ke ezra ya. Ezra suka soalnya sama cake buatan mama" ucap mama dina

Livia langsung tersedak mendengar ucapan mama

"kok livia? Abang akbar kan bisa" bantah livia

"gue gak ke sekolah hari ini. Gue ada lomba" celetuk ken

"duh ma apaan sih. Malas aku tau"

"takut rea dia ma" celetuk ken

"gpp. Kan cuman kasih titipan dari mama" lanjut mama dina

"iya iya deh. Resiko punya abang pinter jadinya sibuk melulu jadi yg kena livia"

Tok tok tok....

Ada yg ngetok pintu rumah livia pagi hari ini

"siapa? " tanya ken

Livia mengangkat bahu tanda tak tau

"biar mama yg buka, kalian lanjut makan aja" ucap mama

Kemudian mama dina keluar untuk membuka pintu

"pagi tante"

"pagi devan. Cari ken? "

"bukan tante. Aku cari livia"

"oh mau bareng ke sekolah ya. Yaudah yuk masuk sarapan dulu"

"iya tante"

"siapa ma.." ucap livia saat dia menoleh ternyata melihat mama dina membawa devan masuk

"ada gosip apa nih. Kemaren bawa... "

"apaan sih ma" potong livia saat mama dina belum selesai berbicara menggoda livia

"ekhemm kayaknya udah baikan nih" celetuk ken

Livia langsung mencubit abangnya itu, sungguh buat livia malu saja pagi pagi ini

"sarapan dulu kak" ajak livia

"gak usah vi. Langsung jalan aja yuk" ajak devan

"yaudah kalau gitu, yuk"

"ma, abang livia pamit ya" lanjut livia pamit

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang