BAGIAN TUJUHBELAS

85 8 0
                                    

"happy reading"

*****

"hah adik ken, waduh mati kita" bisik siswi tersebut yang mulai cemas apalagi ditambah dengan ancaman ezra, daripada ketahuan akhirnya siswi tersebut pergi

"vi lo gpp?" tanya ezra

"gpp kok kak. Ada yang mau aku bicarain sama kak ezra"

"apa?"

"duduk disana dulu kak, biar enak" ajak livia untuk duduk dipinggir lapangan

ezra ikut duduk seperti livia "mau ngomong apa vi"

"soal janji kak ezra waktu itu... "

"lo mau tarik janji lo?" celetuk ezra sebelum livia menyelesaikan ucapannya

"okeh. Gue gak masalah vi, tapi jangan salahin gue kalau nanti lo denger kabar putus gue sama rea" ancam ezra

"lo pasti mau terima devan kan? Lo mau jadian sama dia?" lanjut ezra

Livia menggeleng "kak ezra sebenarnya salah kalau buat janji seperti itu, karena kalau rea tau pasti dia sakit hati. Aku juga salah karena mau aja terima tawaran kakak waktu itu" tegas livia

"jadi sekarang lo mau apa? Gue teguh ya vi sama janji gue. Buktinya selama lo tepatin janji lo gue juga tepatin janji gue, gue gak pernah kan buat sahabat lo itu sedih. Gue perlakukan dia seperti pacar beneran"

"seharusnya kak ezra coba buka hati buat rea kak"

"mudah banget sih mulut lo ngomong. Emang lo bisa praktekin buat gue"

Ada benernya juga apa yang ezra katakan, memang susah melakukan apa yang seakam mudah terucap dimulut kita. Tapi livia tetap ingin menyelesaikan masalahnya dengan rea, kalau rea tau janji ini pasti dia akan sangat membenci livia

"terserah kak ezra. Aku gak bakalan mau ikut campur lagi, maupun urusan rea atau siapapun" ucap livia

tahan ezra saat livia hendak pergi "vi seharusnya gue yang kasih pertanyaan itu buat lo. Seharusnya lo coba buka hati lo buat gue"

"aku balikin kata-kata kakak tadi. Memang mudah kak ezra ngomong tapi susah kak praktekinya" livia melepas ezra kemudian pergi tapi langkahnya tertahan saat ada devan disana

devan tersenyum melihat ke livia kemudian menghampirinya "vi ayo" ajak devan

livia mengikuti devan

"gue seneng lo cabut janji lo sama ezra"

"aku ngelakuin itu karena memang gak seharusnya kayak gitu kak. Rea pasti tambah marah nantinya kalau tau" ucap livia. Tapi daritadi livia tak mau melihat devan, pandangannya slalu lurus kedepan

"kak devan katanya mau ngomong sama aku. Ngomongin apa emangnya?" lanjut livia

"ken udah cerita semuanya sama gue. Cellia itu temen gue vi, gak lebih"

"oh jadi cellia nama cewek yang peluk kak devan kemarin" celetuk livia tanpa sengaja lalu dia langsung menutup mulutnya

"duh livia ember banget sih mulutnya livia" ucap batin livia

"lo cemburu?" tanya devan terkekeh

"gak kok" gugup livia

devan dibuat tertawa akibat tingkah livia. jelas disana devan yakin kalau livia cemburu, hanya saja livia takut mengakuinya

"hai devan" tiba-tiba cellia menghampiri sambil menggandeng tangan devan

Devan terkejut akan kedatangan cellia tiba-tiba

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Where stories live. Discover now