BAGIAN DUABELAS

94 10 0
                                    

  "happy reading"

*****

livia mengusapkan air matanya dan pergi tanpa menjawab ucapan alde

Alde pun hanya bisa melihat kepergian livia tanpa ada tahan darinya. Dia tau kalau livia lagi bersedih sekarang jadi menurut alde lebih baik livia sendiri dulu

*****

"woy!"

"apaan sih lo"

"galak amat sih pak!" celoteh ken

kemudian ken memutar seperti mencari seseorang

"ezra mana?" tanya ken

"gak tau"

"cariin yuk" ajak ken

"males ah, cari aja sendiri" tolak devan mentah mentah

ken sebenarnya ingin mempersatukan lagi kedua sahabatnya ini sesudah kejadian berantem hebat kemarin yang disebabkan adeknya

"udah ah ayo cari" tarik ken supaya devan berdiri

"duh lo bisa cari sendiri gak? Males banget tau" celoteh devan saat ken sudah menariknya sampai di koridor sekolah

Ken tak memperdulikan ucapan devan, dia terus mencari cari keberadaan ezra dengan matanya

"livia?" ucap batin ken

ken tiba tiba melihat adiknya itu berlari dalam keadaan menangis

"livia kenapa lagi? apa berantem lagi sama rea? " ucap ken mulai bertanya tanya sendiri dalam batinnya

"woy kok loh malah bengong sih?" tanya devan kemudian

"hah?" ucap ken tersadar

"hmm devan lo cari ezra sendiri dulu ya, gue ada urusan bentar" lanjut ken kemudian dia pergi ninggalin devan

"nih ken apaan sih! Tadi maksa cari ezra sekarang malah ninggalin gue!" celoteh devan

"hai devan!" sapa satu orang siswi menghampiri devan

Devan memutar badannya

"hmmm" balas devan jutek

"oh ya kita udah banyak ketemu tapi lo belum tau ya nama gue. kenalin gue Cellia Aurora" ucap cellia kemudian dia mengulur kan tangan nya untuk mengajak kenalan

Tapi devan hanya melihat cellia daritadi tanpa ada ekspresi apapun, bahkan devan tak ada niatan untuk membalas sapaan tangan cellia itu

Melihat devan yang tak merespon apa apa, cellia kemudian menurunkan tangannya.

Cellia tersenyum "kita satu angkatan loh, gue kelas ipa4. Gue sebenarnya udah kenal lo tapi gue baru berani kenalan sekarang sama lo" ungkap celia

Lagi lagi devan tak menjawab apa apa bahkan dia tak memberikan respon apa apa. Memang begitu sifat devan, bahkan sudah bukan hal yang aneh bagi siswi sma rafflesia yang telah mengenal lama devan.

"duh gimana nih, kayaknya susah bener ngedekatin devan" ucap cellia dalam batinnya sambil berfikir bagaimana agar devan membalas obrolan dengannya

"oh ya btw kita ke kantin yuk. Sebagai awal perkenalan, tenang aku yang bayar kok" ajak cellia

Devan membuang muka dari hadapan cellia

"gak usah makasih" ucap devan kemudian dia pergi

Berbeda dengan devan yang lebih memilih pulang ke kelas daripada gak jelas akibat ajakan cellia tadi, Ken malah mengejar livia yang dilihatnya tadi menangis

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Where stories live. Discover now