BAGIAN ENAMBELAS

100 8 0
                                    

"happy reading"

*****

"yaudah kalau gitu gue mau lanjut main" ucap devan ke cellia kemudian dia berdiri

Disaat devan berdiri, livia juga berdiri yang saling lurus bersebrangan sesama. Seketika mata mereka saling bertatap, devan melambaikan tangannya tanda menyapa livia tapi livia tak memberikan respon apa apa ke devan, livia langsung pergi. Devan yang melihat tingkah livia merasa janggal

"livia kenapa ya?" tanya devan dalam hatinya

tapi berhubung devan lagi main jadi dia harus menyelesaikan permainan dulu baru nanti menjenguk livia yang menurutnya agak aneh tadi. Devan mulai mendribble bolanya tapi tetap saja, sekarang dia juga lagi tak fokus karena melihat sikap livia tadi padanya. Dia coba memasukkan bola ke ring tapi bolanya tak masuk

"ahh sial, gue gak fokus!" keluh devan

dia memainkan bolanya lagi

"dev sini lempar" ucap salah satu timnya

tapi devan tak mendengarkan, dia terus bermain dan kemudian mencoba memasukkan bola tapi dengan asal

"dev lo kenapa sih! Fokus dong!" ucap salah satu timnya lagi

"tau ahh gue mau balik ke kelas" ucap devan kemudian dia keluar lapangan

Cellia menghapiri devan "dev lo kenapa? Kan permainannya belum selesai" tanya cellia

devan tak menjawab, dia langsung pergi ke kelas, tetapi cellia mengikutinya kemudian cellia menahannya

"dev lo kenapa gak fokus gitu mainnya tadi" tanya cellia sambil memegang pundak devan dengan tangannya

"apaan sih! Gue capek!" lepas devan

"dev gue temen lo, gue peduli. Lo mainnya tadi bagus tapi kenapa tiba-tiba gak fokus gitu coba"

"tau ahh, gue pusing"

"lo sakit kepala?" tanya cellia kemudian dia mengambil sesuatu didalam tasnya

"bentar ya gue olesin minyak kayu putih" ucap cellia

"ehh gak usah, gue pusing bukan brarti sakit kepala"

"terus karena apa?"

Kring.....

"tuh udah bel, meningan lo masuk kelas gih, gue juga mau masuk" ucap devan kemudian dia meninggalkan cellia

*****

"livia!"

"ya dit, kenapa?"

"nebeng dong, sampe persimpangan doang ya. Lo sama kak devan kan katanya"

"duh dit bukannya gak mau ya tapi aku aja pulang naik angkot"

"loh katanya tadi janjian pulang bareng sama kak devan, gimana sih!" ucap dita kesal

"terus gue pulang naik apa dong? Mana duit gue abis lagi" keluh dita

"yaudah kalau mau bareng naik angkot yuk, ntar aku aja yang bayarin" tawar livia

"beneran? Yaudah yuk" setuju dita

mereka kemudian keluar gerbang dan menunggu angkot di halte. tak berselang lama mereka menunggu, livia melihat mobil devan melewatinya begitu saja, livia juga melihat kalau devan membawa seorang cewek yang dilihatnya tadi dilapangan yang memeluk devan, livia merasa dikhianati oleh devan karena setelah devan tau isi hati livia dia malah pergi dengan cewek lain. Apa semua cowok berjuang diawal aja?

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Where stories live. Discover now