BAGIAN DUAPULUHDELAPAN

119 11 6
                                    

Setelah kejadian Minggu lalu yang menimpa Ezra, akhirnya nya ia mulai sadar akan sikapnya dan mulai untuk berhenti mengejar apa yang memang bukan ditakdirkan untuk nya dia juga sudah mulai membuka mata untuk melihat orang-orang di sekitarnya yang selalu peduli dan sayang dengannya. Setelah kejadian kemarin Ezra juga sempat menemui Ken dan meminta bantuan kepadanya tapi Ken belum mau memenuhi bantuan Ezra karena Ken memfokuskan Ezra dulu untuk menghadapi ujian mereka yang telah dekat waktunya.

3 bulan kemudian....

"woi bro gimana?" tanya Ezra

"iya gue bantuin" ucap Ken sesuai memenuhi janjinya pada Ezra selepas ujian.

"oke. Ntar malam ya diacara prom night"

Ken mengangguk iya.

selepas Ken pergi Livia kemudian bertanya "bantuin apa bang?"

"dia mau balikan sama Rea"

"hah? Abang mau bantuin dia? Abang kan bilang sama Livia kalau mau nembak Rea di acara prom"

Ken terdiam tak berbicara

"bang! gimana sih!" ucap Livia kesal karena Ken lagi-lagi menyembunyikan perasaannya padahal dia sudah berjuang selama ini membuat Rea tersenyum di setiap sedihnya Rea

"Rea masih cinta sama Ezra. Gue gak bisa maksain" ucap Ken kemudian bangkit

"kata siapa! Bang, Livia yakin kalau Rea itu suka sama abang. Buktinya selama ini dia nyaman kan kalau sama abang"

"nyaman bukan dasar dari cintanya dia Vi"

"Livia gak abis fikir sama abang. Apa memang abang gak beneran cinta sama Rea" ucap Livia

"kok lo bilang gitu?"

"karena abang tu gak ada kemajuan sedikit pun buat ngungkapin rasa cinta abang tau gak"

Ken tak memperdulikan Livia. Dia langsung pergi pulang

*****

"Dev! "

"Cellia? Lo tau darimana rumah gue" ucap Devan

"gak penting. Gue kesini itu buat ngasih lo ini" ucap Cellia sambil memberikan Devan sebuah hadiah

"ini apa?" tanya Devan

"jam tangan. Oleh² bokap gue dari Amerika"

Devan mengerut dahi heran kemudian dia melihat isinya "Cel ini kan jam tangan mahal"

"iya. Itu keluaran terbaru khusus buat lo"

"cel ini kan barang mahal. Gue gak bisa nerimanya, sorry" ucap Devan mengembalikan pemberian Cellia

"kenapa? Gue udah susah payah tau nitip ini sama bokap gue"

"gue gak minta cel. Seharusnya lo gak perlu ngasih gue apa apa"

"gue itu cuman mau ngasih barang buat kenangan tau gak. Kita kan mau lulus bentar lagi. Lo gak ngehargain gue banget sih Dev" ucap Cellia kemudian dia tertunduk.

Devan menghela napasnya "yaudah gue terima" ucap Devan "tapi ini barang terakhir ya Cel"

Cellia terangkat tersenyum "makasih Dev" ucap Cellia hendak memeluk tapi Devan langsung sigap mundur

"yaudah lo gak mau pulang sekarang?"

"loh ngusir gue? Gue masih mau disini tau" ucap Cellia

"Cel gue sendiri dirumah. Gak enak kalau diliatin tetangga"

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Where stories live. Discover now