BAGIAN DUAPULUHENAM

105 8 0
                                    

Livia menghampiri ken dan menatap lekat dalam dalam "abang tadi bilang apa? Suka sama rea?" tanya livia

Ken dibuat mati kutu akibat kedatangan livia dengan tiba-tiba "livia? Lo semenjak kapan masuk. Gak ngetok pintu lagi"

"bang jangan mengalihkan pembicaraan. Livia nanya tadi maksud abang tu apa? bilang kalau suka sama rea"

ken berdiri kikuk "apaan sih. Siapa juga yang bilang" ucap ken kaku kemudian dia mengambil tas dan pergi menaiki tangga menuju kamar

ken hendak menutup pintu kamarnya tapi ternyata livia mengikutinya dari tadi. Bahkan livia menahan ken yang mencoba lari dari livia

Livia menatap curiga ke arah ken "beneran?" tanya livia

"apa?"

"yang tadi. Semenjak kapan sih bang? Kenapa livia gak pernah tau"

Ken pasrah kemudian masuk dan membiarkan livia ikut terus membuntutinya. Ken merapikan bukunya ke meja belajar kemudian mengambil gitar dan mulai memetik memainkannya dan bernyanyi

"Bang!" pekik livia karena daritadi ken tak menjawab pertanyaannya

"hhhmmm"

Livia dibuat kesal oleh ken yang tertutup seperti ini "livia aduin nih ke rea" ucap livia kemudian dia meraih HPnya dan mencari kontak rea

Ken sontak langsung merebut HP livia "apaan sih"

"ya makanya jujur sama livia. Livia aja sering jujur kan sama abang"

"jujur apaan" ucap ken

Livia melepas napasnya kesal. Sungguh livia dibuat naik darah oleh ucapan bodoh dari abangnya ini. Padahal tak ada pembicaraan lain dari livia tadi selain tentang pertanyaan tentang ucapan ken tadi di ruang tv

ken melihat ke livia yang mulai kesal akhirnya mulai hendak berkata jujur "dari dulu vi" ucap ken sambil terus memainkan gitarnya dengan melody

"ucapan abang tuh terlalu ambigu tau gak. Dulu itu ya kapan?"

"smp"

livia refleks terkejut "smp? serius bang? Kok gak bilang sih"

"ya belum saatnya vi. Sekolah dulu yang bener. Gue itu punya cita-cita yang tinggi tau" ucap ken "Gak kayak lo cintaan melulu" cibir ken

livia mencibir cuek "yeh seenggaknya orang yang livia suka itu tau kalau livia itu suka sama dia. Gak kayak abang, pengecut"

Setelah livia berucap tadi Ken langsung terdiam kemudian seperti orang berpikir dengan tatapan kosong

livia menutup mulutnya "duh bang maaf ya, bukan maksud livia bilang kalau abang itu pengecut. Abisnya sih livia kesal abang gak cerita sama livia"

ken tersadar dan melihat ke livia "bukan itu. Gue bingung gimana sekarang"

"soal rea?" tanya livia

"gimana gue gak mau ngomong kalau dia aja masih suka sama sahabat gue sendiri"

"abang pengen ngungkapin perasaan ya sama rea? Livia bantuin ya" tawar livia

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang