BAGIAN DUAPULUHSEMBILAN / ENDING

202 11 1
                                    

"bang ini barang udah semuanya?"

"udah kok. Tinggal tunggu taksi doang" ucap ken sambil berbenah keperluan badannya.

Pagi ini Ken akan berangkat untuk ambil beasiswa-nya di luar negeri dan kuliah disana. Ia lulus di salah satu universitas cukup ternama di Inggris, Universitas of Oxford.

Ken beranjak mengangkat kopernya menuju bawah.

Mata Ken langsung terfokus saat menuruni tangga melihat Devan yang sudah duduk anteng di ruang tamu sambil bermain ps.

"woi dari kapan lo disini" sambar Ken langsung mengintrogasi

"baru aja" jawab Devan santai.

Devan beranjak melihat Ken "wehh udah langsung berangkat ni ya, hati hati ya"

Ken memutar bola matanya berdecak "iya, eh lo gak usah ya sering sering deh main kesini. Adek gue sendiri, kagak baik" celetuk ken

"yeh elo, karena Livia sendiri jadi gue harus ngejagain dia"

"hhhmm iya iya. Tapi lo jangan apa apain adek gue. Ntar lo apa apain lagi mentang mentang gue gak ada"

Devan langsung mengerunyut bibir. Ken seperti tak mempercayainya saja.

"hai Ken!" tiba-tiba Ezra datang bersama Rea yang dirangkulnya.

"oy bro!" timpal Ken. Seketika Ken menatap Rea tersenyum simpul "Re" sapanya.

"hai kak" sapa Rea balik.

Livia hanya terdiam melihat pemandangan didepannya itu. Hatinya tersentuh ke kakak kesayangannga itu. Pasti Ken sekarang sangat tak enak hati melihat Ezra yang sangat manis pada Rea.

"hhmm bang, mau Livia buatin sarapan dulu gak sebelum berangkat?" tanya Livia sambil mencairkan suasana.

"gak usah dek. Ntar abang makan roti aja dijalan"

"wah main apa nih lo?" Ezra bergabung bersama Devan yang tengah asik sendiri itu.

Devan fokus ke layar tv "gak liat ni lapangan bola gede. Main bola lah gue"

"berdua dong. Ayok" Ezra mengambil stik ps untuk bermain juga.

"ayok" tantang Devan

Livia yang melihat Devan dan Ezra tengah asik bermain akhirnya beranjak "Re kesana yuk" ajak Livia

Rea mengangguk ikut.

Mereka duduk di depan rumah. Rea ikut duduk ke samping livia

Livia melihat Rea aneh dengan senyuman yang beda "kamu kenapa Re?" tanya Livia

Rea melihat kedalam rumah yang langsung berlurusan dengan Devan dan Ezra yang sedang bertanding ps.

"gue senang Vi. Ternyata selama ini perjuangan gue gak sia-sia. Kak Ezra sekarang beneran serius jalin hubungan sama gue" tungkas Rea.

Livia tersenyum simpul. Lagi lagi dia keingat abangnya itu tapi Livia tetap harus mendukung apa yang menjadi keputusan Rea "aku senang Re kalau kamu senang gini"

Saat Livia dan Rea tengah asik bercerita, Ken datang dari balik pintu menghampiri mereka

"abang"

"dek" sapa Ken balik "Re gue boleh ngomong bentar?"

Rea melihat ke Livia sebelum anggukan menyusul "boleh kok kak"

"yaudah kalau gitu Livia pamit ke dalam ya" ucap Livia bangkit pergi.

Ken kemudian duduk di samping Rea

"mau ngomongin apa kak?"

Ken mengeluarkan sebuah surat "buat lo"

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Where stories live. Discover now