Bab 4 : Alasan

3.4K 692 65
                                    

Author playlist : IU - Knee

.

.

.

Dari prolog sampai bab 10 saya update super cepat ya. Selanjutnya update 1 minggu sekali. Thank you!

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Bab 4. Alasan

.

.

.

Eve menyembunyikan keterkejutannya dibalik ekspresi datarnya. "Mereka meminta rapat direksi?" tayanya kepada wanita berusia empat puluh tahun yang menjabat sebagai sekretarisnya. Nyonya Hee mengangguk pelan, rasa cemas terlihat jelas di wajahnya. "Aku tidak mendengar tentang hal ini sebelumnya."

Nyonya Hee berjalan mundur saat Eve berdiri, memutari meja kerjanya lalu berjalan menuju pintu. Sudah hampir satu bulan berlalu sejak pertengkarannya dengan Eric, dan sejak saat itu mereka masih belum bicara. "Apa kau mendengar sesuatu tentang masalah yang ingin mereka bicarakan?"

Gelengan kepala sang sekretaris menjawab pertanyaan Eve. Ia tahu jika wanita yang sudah bekerja selama dua puluh lima tahun di perusahaannya itu tengah khawatir. Para pemegang saham tidak akan meminta rapat direksi secara tiba-tiba tanpa sebuah alasan, dan yang lebih aneh—Eve yang menjabat sebagai CEO tidak tahu apa pun.

Eve hanya menaikkan satu alis saat mendapati para pemegang saham, kedua adiknya sudah duduk di dalam ruang rapat. Bahkan Jung Woo yang biasanya tidak suka ikut rapat direksi Perusahaan Emperor tiba-tiba datang. Pria itu sibuk mengurus perusahaan keluarganya selama ini, hingga nyaris tidak menghadiri setiap rapat pemegang saham atau direksi.

"Senang sekali bisa melihat Anda semua di siang menyenangkan ini!" ucap Eve sarkas. Wanita itu menarik kursi, lalu duduk dengan tenang. dia menyapu seluruh ruangan, lalu melirik ke arah sekretarisnya yang duduk satu kursi di belakangnya. "Akan lebih menyenangkan jika aku diberitahu terlebih dahulu tentang isi rapat ini," sambungnya, masih dengan nada tenang yang sama.

Eve menjeda, menarik napas dalam sementara kedua matanya mengunci pandangan Eric. "Jadi, ada yang bisa menjelaskan kenapa kita berkumpul di sini?"

Tuan Park menjadi orang pertama yang berbicara. Pria itu sudah berusia enam puluh tahun, pemegang saham sebesar delapan persen, mantan CEO setelah ayah Eve meninggal dunia. Pria yang sangat disegani, dan sudah seperti bagian dari keluarga Lee. "Eve, sebagian besar pemegang saham dan dewan direksi menginginkan pergantian CEO," terangnya.

Eve tidak mengatakan apa pun untuk beberapa saat. Di belakangnya, Nyonya Hee terkesiap pelan, terlihat terluka karena Eric dan Sam menjadi bagian dari rencana melengserkan Eve dari posisi yang sudah didudukinya selama hampir enam tahun. "Begitu?" ujar Eve. Ia menganggukkan kepala pelan. "Aku tidak akan bertanya lebih banyak, karena itu hanya akan menghabiskan waktu," ucapnya, mengejutkan.

Eric dan Sam saling melempar pandang. Bisik-bisik merambat dengan cepat di dalam ruang rapat. Mereka tidak mengira jika Eve tidak akan memberi perlawanan apa pun. Bagaimana juga Eve memegang dua puluh lima persen saham perusahaan yang diwarisinya dari kakek, nenek dan kedua orang tuanya.

TAMAT - Lavender DreamsWhere stories live. Discover now