Bab 25. Tidak Masalah

3.1K 497 19
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 25. Tidak Masalah

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Di luar ruang pertemuan, Jae Yong menunggu Eve dan Jung Woo dengan perasaan tidak sabar. Pemuda itu memaksakan diri untuk masuk sekolah walau wajahnya masih dihiasi lebam sisa pertengkaran minggu lalu. Beberapa siswi yang tengah berjalan, melintas melewati lorong panjang menuju perpustakaan melirik ke arahnya, menatap dengan ekspresi khawatir. Gosip mengenai perkelahian Jae Yong sudah menyebar di seluruh sekolah. Tidak sedikit orang tua murid yang memperingatkan anak-anak mereka untuk menjauh dari Jae Yong. Mereka menganggap pemuda itu sebagai biang masalah, terlepas salah atau tidak, yang jelas Jae Yong suka berkelahi.

Jae Yong masih menunjukkan sikap sopannya saat berpapasan dengan Pak Kim dan para wali murid yang baru saja keluar dari ruang pertemuan. Ia menundukkan kepala untuk memberi salam, mengabaikan tatapan penuh kebencian dari Pak Kim kepadanya.

Jae Yong mencondongkan kepala. Ia merasa semakin cemas karena Eve, Jung Woo dan kepala sekolah masih belum keluar dari ruang pertemuan. Apa ada masalah lain? Tanyanya di dalam hati. Sementara itu di dalam ruang pertemuan, ketiga orang yang ditunggu Jae Yong masih terlibat pembahasan serius mengenai dirinya.

Kepala sekolah menyodorkan sebuah map kepada Eve. Ekspresi seriusnya membuat wanita itu melirik ke arah Jung Woo.

"Apa ini?" Eve meraih map berwarna biru tua itu lalu membukanya dengan was-was.

"Dewan sekolah meminta beasiswa Jae Yong dicabut," jawab kepala sekolah, tenang. Ia mengubah posisi duduk, bergerak untuk menyandarkan punggung ke sandaran kursi.

Eve menghela napas panjang. "Pencabutan beasiswa Jae Yong bukan masalah besar untukku," ujarnya. "Aku masih mampu membiayai pendidikannya hingga selesai di tempat ini."

Kepala sekolah menganggukkan kepala. "Aku tahu, tapi kalian tetap harus mengetahui alasan pencabutan beasiswa itu."

"Justru akan sangat mengherankan jika beasiswa Jae Yong tidak dicabut." Jun Woo ambil bicara. Ia mengambil map biru dari tangan Eve lalu membacanya singkat sebelum meletakkannya kembali di atas meja. "Wali murid pasti akan berpikir jika Jae Yong mendapat keistimewaan karena putra angkat Keluarga Lee," lanjutnya, tenang. "Yang paling penting Jae Yong tidak dikeluarkan dari sekolah. Itu sudah cukup. Bukan begitu, Eve?"

Eve mengangguk, setuju. "Jangan khawatir Paman, ke depannya Jae Yong pasti akan lebih berhati-hati."

"Bagaimana denganmu?" tanya kepala sekolah kepada Eve.

"Maksud Paman?"

Kepala sekolah memasang ekspresi serius sebelum bertanya, "Apa yang akan kau lakukan terhadap Pak Kim?"

Eve terdiam sejenak dan menjawab, "Aku tidak akan melakukan apa pun selama dia tidak mengganggu keluargaku atau Jae Yong," terangnya. "Aku tidak akan mnegusik bisnisnya karena ada banyak keluarga yang menggantungkan hidup dengan bekerja untuk Pak Kim. Aku tidak bisa mengorbankan orang-orang tidak bersalah itu demi memberi makan egoku."

Ia menjeda untuk menarik napas dalam. "Tapi aku akan menuntutnya jika dia mulai menyebarkan rumor tidak benar mengenai Jae Yong atau keluargaku. Aku akan pastikan dia menyesal jika melakukan itu."

TAMAT - Lavender DreamsWhere stories live. Discover now