Bab 7. Percakapan

3.6K 633 27
                                    

Author playlist : AKMU - Last Goodbye

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.

.

.

.

Bab 7. Percakapan

.

.

.

Jae Yong tidak bisa mengatakan apa pun untuk beberapa saat. Lidahnya terasa kelu untuk beberapa waktu. Bukan maksudnya untuk berkeluh kesah kepada wanita asing di sampingnya. Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Namun, entah kenapa dia merasa senang mendengar jawaban dari wanita asing itu. Malam ini dia merasa beban di pundaknya sedikit demi sedikit mulai mengurai.

"Apa kau sudah makan?"

Jae Yong menoleh hingga tatapan mereka bersirobok. Dia menunjuk ke sebuah minimarket dua puluh empat jam yang berada di belakangnya. "Awalnya aku mau membeli nasi kepal untuk makan malamku."

Eve mengikuti arah telunjuk Jae Yong. "Kau hanya makan nasi kepal untuk makan malam?"

Jae Yong mengangguk. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana seragamnya. "Aku harus berhemat."

Eve terdiam sebentar, terlihat berpikir sebelum berkata, "Ayo, aku akan mentraktirmu makan malam!" serunya, membuat Jae Yong menaikkan satu alis tinggi. "Tidak mau?"

"Tentu saja aku mau," jawab Jae Yong semangat. "Tapi di sini tidak ada restoran mahal."

Eve berdecak, memukul lengan atas lawan bicaranya dengan keras. "Siapa yang mau mentraktirmu makan di restoran mahal?" ujarnya. "Aku akan mentraktirmu makan kalguksu."

"Tidak di restoran mewah?" Jae Yong kembali bertanya, memastikan tidak ada masalah dengan pendengarannya.

"Tidak ada restoran mewah," balas Eve. "Musim panas paling enak makan kalguksu. Ayo, ikuti aku! Aku tahu tempat makan kalguksu paling enak di daerah sini," sambungnya dengan semangat.

Mereka hanya berjalan selama sepuluh menit hingga sampai di tujuan. Eve menunjuk papan nama sebuah kedai yang terlihat kumuh, lalu mendorong punggung Jae Yong yang terlihat enggan untuk masuk. Jae Yong mungkin miskin, tapi dia selalu menjaga tempat di mana dia akan makan. Dan tempat di hadapannya jelas bukan tempat yang akan didatanginya untuk makan.

"Tempat ini memang sedikit kumuh, tapi rasa makanannya sangat enak," ujar Eve. "Apa?" tanyanya saat mendapatkan tatapan tidak percaya dari Jae Yong. "Dulu mantan supirku sering membawaku makan di tempat ini. Kami selalu mampir ke tempat ini setelah pulang dari pemakaman."

Jae Yong menganggukkan kepala. matanya menyisir seluruh ruangan. Seorang pria paruh baya menghampiri Eve dengan ramah. Dari interaksi keduanya Jae Yong bisa menebak jika mereka sudah saling mengenal dengan sangat baik.

"Dua porsi yang sama?" tanya pria paruh baya itu.

"Tiga," kata Eve. "Berikan double untuknya," ucapnya membuat senyum pemilik restoran itu terkembang lebar. "Kau boleh makan hingga puas di sini," ucapnya, "Tenang saja, aku akan membayar semua tagihannya."

Jae Yong tidak mengatakan apa pun. Dia mengganggukkan kepala dengan sopan. Keduanya tidak bicara setelahnya hingga suasana canggung itu diselamatkan oleh pesanan yang datang tepat waktu.

TAMAT - Lavender DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang