Bab 11

4K 691 62
                                    

Author playlist : Bigbang - If You

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.

.

.

.

Bab 11.

.

.

.

Hari yang tenang kembali datang ke kehidupan keluarga Lee. Aroma kopi menyeruak, memenuhi ruang makan, pagi ini. Tidak seperti biasanya, Samuel turun lebih dulu, hari ini. Jas biru tua serta tas kerjanya dia bawa menuju meja makan di lantai satu. "Gimbap?" ucapnya, setengah menyeringai. Sam sudah hapal betul siapa yang membuat makanan kesukaannya itu. Tanpa menunggu lebih lama dia mengambil beberapa potong gimbap lalu memasukkannya ke dalam mulut. Rasa lezat membuat anak bungsu keluarga Lee itu duduk, sementara satu tangannya mengambil beberapa potongan gimbap yang lain.

Dengan rasa percaya diri tinggi Samuel berpikir jika kotak makanan berisi potongan gimbap itu pasti dibuat Eve khusus untuk dirinya. Namun, kenapa ada begitu banyak? Dalam hati Sam mulai menghitung, ada delapan kotak makanan berisi gimbap di atas meja, belum lagi beberapa kotak makanan lain.

"Sam, apa kau mau mati?" pertanyaan dingin itu meluncur bersamaan dengan kedatangan Eric di ruang makan. Eve memasang ekspresi tidak bersahabat, lalu memukul tangan adik bungsunya yang tidak bergerak dengan dua buah gimbap di tangan. "Jangan memakan makanan yang bukan milikmu!"

Eric menyodorkan satu gelas berisi air mineral kepada Sam yang tersedak hebat sementara Eve berdecak, membereskan kotak-kotak makanan berisi gimbap buatannya. "Kau membuatnya untuk siapa?"

Hening. Eve terlihat enggan untuk menjawab. Wanita itu mengeluarkan dua buah tas kertas lalu memasukkan kotak-kotak makanan ke dalamnya.

Embusan napas Eric terdengar keras, sementara Sam terlihat cemberut oleh sikap Eve. Samuel memang pembangkang, tapi dia selalu tidak bisa menolak jika Eve membuatkannya bekal makan siang berupa gimbap. Dia menarik sebuah kursi, lalu duduk tanpa mengalihkan pandangan dari kakak tertuanya yang berjalan mendekat. "Eve, apa kau berkelahi?" Pandangan Eric masih tertuju ke memar di tangan kanan kakak sulungnya.

Satu alis Eve diangkat naik. Diikutinya arah pandangan Eric. "Terpeleset di kamar mandi." Ia menjawab, pendek.

"Apa kau yakin baik-baik saja?" Eric bertanya, menyembunyikan kecemasan dalam nada bicaranya. 'kau terlihat sangat pucat."

Eve mengangkat bahu tak acuh. "Penyakit bulanan wanita," sahutnya tanpa menatap lawan bicara. Ia mengumpulkan barang-barangnya sebelum berbalik pergi, meninggalkan kedua adiknya tanpa kata.

"Kenapa dia tidak memberikan satu kotak gimbap untukku?" Sam mengeluh setelah Eve hilang dari pandangan. Nafsu makannya mendadak hilang. "Apa dia tidak bisa memberikan satu kotak saja untukku?"

"Kenapa tidak mengejarnya?"

Sam terbelalak. "Apa kau sudah gila?" Ia memprotes dengan nada kesal. "Aku tidak akan melakukan hal itu!" tegasnya.

"Terserah," sahut Eric, pendek tanpa bisa mengenyahkan bayangan memar Eve dari dalam pikirannya.

.

.

.

"Eh, kau benar-benar datang?" Jae Yong berlari kecil saat melihat kedatangan Eve. SMA Hwang memiliki tradisi unik yang jarang ada di sekolah lain, dimana setiap enam bulan sekali murid-murid diwajibkan membawa makanan buatan rumah untuk disantap bersama saat makan siang. "Apa yang kau bawa?"

TAMAT - Lavender DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang