Bab 5. Merasa Aneh?

3.5K 628 23
                                    

Author playlist : Jung Seung Hwan 'The Snowman'

.

.

.

Source pics : Pinterest

Dari prolog sampai bab 10 saya update super cepat ya. Selanjutnya update 1 minggu sekali. Thank you!

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Bab 5. Merasa Aneh?

.

.

.

Untuk kesekian kali Jae Yong menghitung angka nol yang tercetak di mesin atm. Niat untuk menyimpan uang ternyata membuahkan sesuatu yang luar biasa. Dalam waktu satu malam tabungannya bertambah satu juta won. Jae Yong terdiam seperti orang linglung, merasa ngeri karena orang kaya itu sanggup menemukan nomor rekeningnya. 

"Mengerikan," gumamnya, sembari mengangkat satu bahunya tak acuh. Orang itu memang menepati janjinya, tapi Jae Yong yakin mereka bisa melakukan hal yang jauh lebih mengerikan untuk kepentingannya. Oh, bolehkah dia berharap untuk tidak bertemu dengan orang-orang kaya itu lagi?

Sebenarnya dia merasa heran; kenapa orang itu yakin jika nuna yang dia tolong akan datang menemuinya? Nuna itu tidak mengenalnya, jadi untuk apa dia menemui Jae Yong. Iya, kan?

Setelah memasukkan kartu atm ke dalam dompet, dia kembali berjalan keluar dari dalam ruangan kecil berisi dua buah mesin atm yang sejuk oleh aliran udara dari mesin pendingin ruangan. Udara panas langsung menyambutnya saat dia melangkah keluar. Angin yang berembus terasa kering menampar kulit wajah.

Di tempat lain, dibantu oleh Sekretaris Hee, Eve mulai membereskan ruang kerjanya. Dua buah lukisan yang dibelinya saat berlibur di Spanyol diturunkan dengan penuh kehati-hatian oleh sang sekretaris. Keduanya bekerja dalam keheningan hingga Hee merobek keheningan itu dengan sebuah pertanyaan, "Setelah ini Anda akan pergi ke mana?" tanyanya.

Hee mungkin telah bekerja begitu lama untuk keluarga Lee, tapi dia memiliki rasa hormat yang besar terhadap Eve. Wanita yang juga atasannya itu layak mendapatkan penghormatan, terlepas dari usianya yang jauh lebih muda dari Hee.

Eve tidak langsung menjawab. Ia memasukkan pigura-pigura foto yang dipajang di atas meja kerja ke dalam sebuah kotak berukuran sedang. Pandangannya tertuju pada sebuah pigura yang terdapat foto kedua adik serta dirinya saat berada di London beberapa tahun yang lalu. Foto itu, mungkin satu-satunya foto yang memperlihatkan senyum Sam saat berfoto bersamanya. Saat itu adik bungsunya mungkin terlalu gembira bisa lulus dari Cambridge, atau mungkin ada alasan lainnya? Bebas dari sesuatu yang awalnya dipaksakan oleh Eve, ah, entahlah.

Ia menoleh singkat lewat bahunya. Di luar ruangan, matahari bersinar semakin terik. "Ada sesuatu yang ingin aku lakukan."

Sekretaris Hee menganggukkan kepala lalu bertanya, "Apa boleh saya ikut?"

"Ikut?" Eve membeo, terkejut. "Aku akan pergi ke negara yang sangat jauh. Anda mungkin tidak akan nyaman berada di sana," sambungnya, diakhiri senyum tipis.

TAMAT - Lavender DreamsWhere stories live. Discover now