2. Dawuh abah

39.2K 1.7K 121
                                    

Gus Zainal POV

Setiap ba'da maghrib jadwal kami adalah menyimak ngaji al-qur'an santri huffādz dan bin-nadhor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setiap ba'da maghrib jadwal kami adalah menyimak ngaji al-qur'an santri huffādz dan bin-nadhor. Abah menyimak santriwan Mahasiswa secara keseluruhan. Mas Basith menyimak santriwan huffādz usia SMA-SMP yang . Santriwan SMA-SMP yang bin-nadhor_an diberikan padaku.

Tempat mengaji al-qur'an semua santriwan mahasiswa adalah di dalam masjid, santriwan penghafal SMA-SMP di serambi masjid, sedangkan santriwan yang bin nadhor adalah di aula 1.

Santriwati huffādz PPDS secara keseluruhan langsung di simak oleh umi yang dibantu oleh ning Sely (istri mas Basith)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Santriwati huffādz PPDS secara keseluruhan langsung di simak oleh umi yang dibantu oleh ning Sely (istri mas Basith). Selain menghafal al-qur'an, mengaji kediniyahan, rata-rata mereka juga kuliah dan sekolah. Selepas maghrib 400 bidadari huffādz PPDS itu berkumpul di aula 2 tepat di gedung atas ndalem untuk melantunkan kalam ilahi.

Mereka adalah para bidadari paras cantik, santun dan sopan yang berasal dari berbagai latar belakang. Puluhan dari mereka adalah ning dari ponpes di Jawa. Banyak dari mereka yang merupakan putri-putri pengusaha besar dan ada juga yang putri PNS, pedagang, wiraswasta, petani dan buruh harian lepas.

Selain mereka, banyak pula bidadari PPDS yang hanya mondok dan sekolah saja. Tanpa menghafal al-qur'an. Mungkin jumlah mereka 2x lipat dari santriwati huffādz. Santriwati yang bukan penghafal al-qur'an mengaji pada mba pembina kamar masing-masing. Sebulan dua kali mereka ngaji bersama umi atau istri mas Basith untuk tahsin dan tes rutin.

Seringkali tamu berdatangan, meminta abah untuk mencarikan santri putri PPDS untuk dijadikan istri atau menantu. Tentunya abah tak akan serta merta menyanggupi. Urusan jodoh tak boleh asal pilih dan tak asal tunjuk. Nanti kalau ada permasalahan dalam rumah tangga kasihan santri yang telah ditunjuk abah. Makanya abah sering kali menolak untuk mencarikan jodoh untuk setiap tamu yang datang meminta.

Lain halnya dengan sikap abah pada para tamu yang meminta dicarikan jodoh, sikap abah terhadap ketiga putranya termasuk aku malah justru posesif. Mas Fadhil putra pertama abah dijodohkan dengan ning Aina-putri kyai Jalaluddin Kediri. Mas Basith dijodohkan dengan ning Sely Indramayu, dan sekarang abah semakin berusaha menjodohkanku. Beliau mulai menyuruhku berkenalan dengan ning Azizah purworejo. Ketika reaksiku datar saja, beliau menyuruh berkenalan dengan ning Sabila Pasuruan yang mondok di PPDS. Tak cukup dengan itu, berkali-kali beliau bilang ning A cantik, ning B ayu, ning C baik, ning D cocok jadi istri... bla bla bla...

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Where stories live. Discover now