25. Rumor kencan

16.9K 1.1K 57
                                    

Nabila POV

Gus Zainal menyuruhku bilang bahwa aku sudah melanggar peraturan bolos sekolah. Kemudian bilang bahwa gus Zainal sendiri yang akan nentuin ta'ziranku.

Terus apa maksud gus Zainal gundul kepalanya sendiri coba...Gundulnya itu membuat rumor aneh antara aku dengan beliau. Kok bisa? Jelas bisa. Aku baru tau, kemarin ternyata saat aku turun dari mobil gus Zainal, ada mbak-mbak mahasiswa yang melihatku. Sehingga, gundulnya gus Zainal sekarang dikira sebagai ta'ziran.

Dipikir dari sudut 360° gak bakal ketemu. Gak masuk akal banget kalau gus Zainal gundul buat menghukum dirinya sendiri. Enggak banget. Apalagi aku sempat bilang ke mbak mahasiswa yang ketemu di kantin kalau aku izin PMS, bukan bolos. Tapi yah karena setiap orang boleh berpendapat dan berbicara, jadi ya gini deh.

"Kamu jadian sama gus Zainal, Bil?" Tanya mbak Riani begitu berpapasan denganku. Kemarin masih jam 11 udah pulang ke pondok berarti kuliahnya mbak Riani cuma sebentar.

"Enggak kok mbak"

"Kemarin kencan sama gus Zainal kan? Turun sendirian dari mobil gus Zainal?" Tanya mbak Riani.

"Gak kok mbak, beneran" Aku berkata jujur.

"Halah,, enak yach kencan sama gus Zainal gak bakalan dita'zir." Ucapnya tak mempercayaiku.

Aku tak tau, kenapa perkataan mbak Riani menyebar sampai ke kamarku hanya dalam satu hari satu malam.
Bagaikan spora yang menjamur tak terkendali. Barisan para fans gus Zainal memandang aneh padaku. Sedangkan mereka yang sekamarku ramai-ramai menyelamatiku. Biassa dengan cara mereka sendiri

"Diam-diam jadi pacar gus Zainal nih Bila.." Ucap Erna sambil menabuh gayung peralatan mandi yang dia bawa

"Mas Dito cuma jadi tameng doank" Lia tertawa kecil. Handuk yang masih di kepalanya menandakan dia baru selesai mandi.

"Iya tuh,, Mas Dito cuma buat nutupin kebenaran. Aslinya pacaran sama gus Zainal." Ning Hasna menutup qur'annya sebentar lalu bilang begitu.

"Pantes ya, yang disuruh ngaji di kamar umi adalah Nabila. Bukan akyuuh." Ning Fia menimpali.

"Yang diajakin ke ndalem bib Bakar adalah Nabila, bukan kitaa." Ujar Lasmi. Dia mengeluarkan sabun mandi baru dari lemari pakaiannya.

"Astaghfirullah,, beneran... Aku enggak pacaran sama gus-e." Aku mengelak semua perkataan mereka

"Lah buktinya sudah sehari semalam tambah sak-sore kamu belum juga disidang bolos sekolah. Belum dita'zir apa-apa. Enak yooo dadi calon ning-e PPDS. Santrine akeh." Mira memaparkan pendapatnya.

"Beneran Mir,, nanti habis diniyyah aku akan mulai jalani ta'ziran di ndalem." Ujarku pada Mira.

"Salwa dan Ani juga mendengar perintah nta'zirku semalam" aku mengimbuhkan keterangan. Berharap teman-teman selain Salwa dan Ani bakal percaya.

"Cihuuii.. Seneng ya dita'zir di ndalem. Ta'ziran rasa kencan.. Bakal ketemu sama gus Zainal." Ujar Farah. Ia masih menyisir rambut panjangnya yang baru dikeramasi.

"Selamat yaw Bila.. Kita gak marah kok sama kamu.." Hani mengawali bersalaman denganku dan berkata dengan tulus.

"Kita ikut bahagiaaa kok,, akhirnya yang dipilih gus Zainal adalah kamu. Teman sekamar kitaa.." Erna bersorak sambil menabuhkan gayung ke tangan dia.

"Iya betul. Ntar jangan lupa bilang ke gus Zainal ya, Bila.. Kalian harus traktiran sama kita semua." Ujar Ilma.

"Sekamar bakal makan ueennaak" Lani jempalitan sendiri di kasur lantai yang tertumpuk rapi.

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang