13. PR

19.2K 1.2K 29
                                    

Nabila pov

Malam ini santri tahfidz al-qur'an menang banyak. Tidak menambah hafalan. Umi Sely masih pergi dan Umi Hannah ada tamu istimewa katanya. Tadi, salah satu mbak pembina kamar kami berpapasan dengan bu nyai Mila. Bu Nyai yang terkadang mengisi ceramah di TV. Berarti tamu istimewanya adalah beliau.

Kami santri bin-nadhor, seperti biasa. Masih berpakaian mukena, menunggu giliran menambah bacaan al-qur'an kami dengan melihat mushaf. Ada beberapa yang pakai jas biru seragam kamar. Karena mereka masih berhalangan sholat, mereka mengaji kitab Safinatun-Naja dengan sistem sorogan.

Alhamdulillah..

Mendapat giliran pertama juga untung banyak kok. Bisa belajar mapel besok sekarang juga. Salwa dan Ani kurang beruntung. Mereka ada di barisan paling bontot.

Ketika menunggu giliran mengaji, kami tak akan berani menyandingkan al-qur'an kami dengan buku sekolah pagi. Umi sering melarang kami berbuat seperti itu. Bukan karena haram, melainkan untuk memulyakan al-qur'an. Bukan karena hukum fiqih, tetapi untuk latihan madep mantep kepada Yang telah menurunkan al-qur'an. Sudah ada jam khusus untuk mengulang mapel pagi di PPDS, jadi tidak ada alasan bagi untuk mencuri waktu.

"Bil,, kemarin dipanggil umi suruh ngapain?", tanya Erna-ketua kamar kami. Tadi dia sebaris denganku saat mengaji.

"Ngaji", jawabku singkat.

"Ngaji? Betul dong yang temen-temen bilang? Di ndalem?" Lanjutnya.

"Iya" jawabku.

"Wow." Ujarnya sambil menangkupkan kedua telapak tangan ke mulut.

"Kenapa?", Tanyaku.

"Ketemu gus Zainal dong?", mata Erna berbinar ceria.

"Cuma papasan, Erna..."

"Ngiri deh"

"Ngapain ngiri, ntar juga ketemu di diniyyah."

"Yeee ni anak amnesia. Diniyyah kita gak sekelas, Bila"

"Oh iya. Lupa. Er.."

"Gawat ni anak. Kena virus ngefans gus Zainal lu ya? Ampe kelas diniyah aja lupa."

"Idih. Ogah amat. Mendingan sama mas Akper kemana-mana" jawabku santai.

"Akper? Siapa si Bil? Santri sini juga?"

"Ada dech. Mau tahu aja apa tempe aja?"

"Yo wis nek rak meh mbedekke" jawab Erna dalam bahasa jawa yang mengambang.

Mas Dito, aku padamu. Pakai seragam akper cakep, pake batik sambil merem juga tetep cakep. Kupandangi buku bahasa Indonesia di tanganku. Sampul polos kebayangnya justru orang ini. 👇

"Sinau wae, sesuk ulangan pak Raharjo sama bu Utami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sinau wae, sesuk ulangan pak Raharjo sama bu Utami."

"Hah? Sosiologi ulangan?"

Aku mengangguk

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang