9. Kami dan Umi

21.2K 1.2K 7
                                    

Hari ini tanggal 15. Hari yang selalu ditunggu semua santri putri PPDS tiap 2 bulan sekali. Beliau hanya menerima tamu pada pagi hari, karena dari siang sampai malam beliau mencurahkan waktunya bagi semua santri putri.

Kami beramai-ramai masak bersama beliau. Beliau mengomando kami sehingga semua dapat bagian, entah mencuci bahan, mengiris, menggoreng, merebus dan lain sebagainya.

"Nduk,, tulung niki tigan e dikupas nggih" pinta beliau padaku sambil menyerahkan telur rebus.

"Nggih umi" jawabku cepat.

"Sinten sing badhe mbakar ulam?" Tanya umi pada kami semua.

"Kulo, ummi.." ketua pengurus putri menjawab lantang.

Karena semua turut bekerja, 4 menu oseng sayur campur, semur telur, ayam bakar, megono pepaya muda dan sambal buat ayam bakar bisa tersaji dalam waktu singkat. Setelah itu kami makan bersama di aula 1 ditemani umi Hannah. Rahat, suasana menyenangkan. Jadi berasa bersama ibu dan punya sodari yang buanyak.

"Mba-mba yang cantik,, seperti biasa ya, habis makan langsung diberesin. Nanti buat khataman dan ngaji" komando umi dengan bantuan mic aula.

Pada hari ini, kegiatan mengaji ba'da ashar diganti makan bersama, ba'da maghrib sampai ba'da isya' diganti kegiatan khotmil qur'an, mengaji Riyadhus Shalihin, shalat berjama'ah, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan umi. Masalah apapun yang menjadi uneg-uneg kami, boleh kami tanyakan pada acara tanya jawab.

Ketika beliau melantunkan al-qur'an, suara beliau bulat dengan sedikit serak. Irama lantunan beliau begitu indah. Entah apa maqamnya, bayati, shoba, nahawand atau rost, sungguh adem didengar. Walaupun beliau hafalan tanpa melihat mushaf, ketukannya tetap stabil dan teratur.

Saat beliau mengajar Riyadhus Shalihin, makna perkata beliau baca dengan mantap serta dijelaskan dengan padat dan jelas. Penjelasan beliau menggunakan bahasa sederhana hingga mudah kami pahami.

Saat sesi tanya jawab, aku sangat betah dengan acara tanya jawab bersama beliau. Mendengarkan penjelasan beliau dari pertanyaan yang diajukan sungguh menyejukkan. Tutur bahasanya sopan. Intonasinya lembut tak menghentak-hentak. Serta jawaban yang diberikan padat, detil dengan disertai dalilnya. Mirip sekali dengan cara gus Zainal saat mengajar.

"Umi,, sekarang kan banyak artis-artis yang lepas-pakai hijab. Bagaimana menurut umi dengan fenomena tersebut?" Tanya seorang santri mahasiswa. Dia mba keamanan putri.

"Baik.. Pertama perlu kita bedakan dulu ya apa itu hijab, jilbab, khimar. Hijab itu penghalang, pembatas atau tabir. Contohnya: tembok, satir, kain pembatas, jilbab dll. Nah, kalau Jilbab adalah gamis untuk menutup tubuh, menutupi aurat kita. Khimar adalah kerudung panjang yang menutupi kepala, ke bawah sampai dada. Sampai penjelasan ini sudah paham?"

Beliau bertanya kembali apa itu hijab jilbab dan khimar. Setelah sebelumnya menyebutkan dalil jilbab dengan surat al-Ahzab ayat 59, dalil hijab al-Ahzab ayat 53 serta an-Nur ayat 31 untuk dalil khimar.

Alhamdulillah di sekolah sudah pernah dijelaskan. Jadi aku tinggal mengingatnya saja.

"Siapapun muslimah berakal sehat, yang tak pakai jilbab atau umbar aurat, obral dada diskon paha akan dapat hukuman yang pedih dari Allah Ta'ala di neraka. Dicambuk, digantung di neraka." Jelas beliau yang kemudian menyebutkan bunyi hadits riwayat imam Bukhari-Muslim dan hadits riwayat imam Ahmad.

Hahaha, aku belum hafal haditsnya.
Kusimak lagi lanjutan penjelasan beliau. Ani yang di sampingku juga mendengarkan dengan antusias.

"Lantas bagaimana sikap kita terhadap mereka yang lepas pakai khimar?" Pancing umi. Semua paham itu adalah pertanyaan yang tak butuh jawaban, karena beliaulah yang akan menjawab.

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Where stories live. Discover now