13. Mungkin Ini takdir

267 17 2
                                    

Harap tekan ⭐ sebelum membaca..,
Selamat Membaca 💕

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




"Aduh bang.., mika kebelet lagi nih"

"Udah cepet sana. Makanya kalau di bilangin jangan ngeyel" omel Radith mengeruguti adiknya itu yang tak mau dengar saat ia menasihati untuk tidak minum air terlalu banyak. Akibatnya jadi seperti sekarang kan? Padahal dari tadi dia sudah bolak balik ke kamar mandi.

Sekarang ini, mereka baru saja tiba di bandara Djalaluddin Tantu. Tepatnya 30 km dari pusat kota Gorontalo. Yap sekarang mereka telah berada di Sulawesi.

Flashback

"Bang semuanya udah beres" ucap mika yang kini sudah ada di kamar Radith. Ia baru saja selesai mengemas pakaian miliknya serta barang yang lainnya.

"Yaudah kalau gitu kamu siap-siap aja dulu. Abang mau mandi" titah Radith lalu melenggang ke kamar mandi.

"Mika udah siap ini. Oh ya bang.., abang belum bilang kita mau kemana" ucap mika yang belum beranjak dari ranjang Radith.

"Gorontalo" jawab Radith sesingkat padat dan jelas, meski ia sudah berada di kamar mandi. Terdengar jelas suara air yang berjatuhan dari sana.

"Gorontalo? Bukankah Kak Rasyid juga ada disana?" batin mika sedikit tercengang dengan jawaban sang kakak.

"Oh ya dek, Abang belum bilang ya kalau Rasyid juga tinggal di gorontalo?" Ucap sang kakak lagi yang kini lebih membuat mika tercengang.

"Lagi-lagi memang benar. Sepertinya ini memang takdirku" batin mika lagi namun dengan ke alayan-nya yang kini datang.

Memang benar kata orang. Bahwa, meski seseorang telah berubah, ciri khas dari mereka akan tetap ada. Karena itu merupakan salah satu jati diri mereka.

Flashback Off

"Udah kelar? Jangan nanti waktu di jalan, kamu kebelet lagi" tanya Radith pada mika yang baru saja nongol itu. Mereka berjalan beriringan menuju taksi yang sudah di pesan Radith tadi

"Insha Allah.., udah gak lagi. Ohiya bang, selanjutnya mau kemana?"

"Liat aja. Pokoknya kamu harus extra kuat. Karena perjalanan kita masih jauh" jawab Radith. Kini mereka sudah berada dalam taksi.

"Serah abang lah" ucap mika slow, dan sudah bersiap tidur. Ia sangat lelah sekarang. Bukan karna perjalanan dari Jakarta hingga kesini, melainkan karena bolak balik ke kamar mandi. Membuat pergelangan kakinya menjadi pegal.

Supir taksi itu, mulai memacu taksinya dengan mulus dengan stabil. Sepanjang perjalanan, dapat dilihat begitu banyak orang yang lalu lalang. Baik menggunakan kendaraan maupun berjalan kaki, karena hari ini adalah akhir pekan. Untungnya mereka tidak mendapati kemacetan.

Dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Radith membangunkan mika, lalu bergegas keluar setelah membayar ongkos taksi.

"Loh, Apartement? Mika gak nyangka Kalau sekarang abang itu udah punya banyak duit. Buktinya abang sekarang punya apartemen sendiri" tutur mika yang sudah masuk beriringan dengan Radith.

"Ini Apartemen milik Bos abang yang punya proyek besar yang bakal abang kerjain selama disini. Katanya dia udah nyiapin satu buat kita" jelas Radit sedangkan mika hanya ber Oh ria saja sembari manggut-mangut.

* * *

Usai melaksanakan wisudanya, Radith sekeluarga memutuskan untuk singgah di sebuah Rumah Makan dekat Kampusnya. Karena khodijah yang sedari tadi mengamuk kelaparan, jadi mereka memutuskan untuk makan di RM tersebut dari pada harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh untuk sampai ke rumahnya.

Tetangga Idaman Hingga Jannah Where stories live. Discover now