20. Liburan

230 14 0
                                    

Assalamu'alaikum
Hey kalian! Jangan lupa tinggalkan jejak yaa. Caranya mudah kok,
Kalian hanya perlu menekan 🌟
Untuk membuat jejak tak ternilai
_______________________________________

Baru saja ketiga santri itu menyelesaikan tugas mereka, Dinar datang menghampiri mereka dengan nampan berataskan minuman dan cemilan sebagai kudapan.

Setelah meletakkannya di atas meja, ia pun mengambil duduk di sebelah Fatimah.

"Bagaimana? Sudah selesai?" tanya Dinar

"Alhamdulillah sudah Kak"

"Terus habis ini kalian mau langsung ke pesantren?"

"Iya Kak" jawab Mika

"Kalau tidak salah, tiga hari kedepannya kalian libur kan?"

"Iya Kak"

"Bagaimana kalau selama liburan kalian ikut keluarga kakak pergi?"

"Kak Dinar ngajak kami?" Tanya Fatimah sangat antusias. Dinar yang melihatnya hanya mengangguk tersenyum.

"Fat, bisa tidak kalau kita tidak usah ikut?"  Bisik Mika

"Mika, bukankah ini bagus? Kita bisa liburan bersama keluarga ustadz Rasyid"

"Tapi kan.."

"Mika ayolah" potong Akira memohon

Untuk Mika, tak biasanya ia melihat Akira menginginkan sesuatu apalagi sampai memohon. Melihat itu ia pun tak kuasa untuk menolak ajakan Dinar.

Setelah membicarakan tentang keberangkatan mereka, Ketiga santri itu pun kembali ke pesantren dengan Rasyid yang mengantarkan.

Selama perjalanan, Rasyid hanya fokus dengan kemudinya. Sedangkan di jok belakang Fatimah terus saja membicarakan tentang liburan mereka nanti dan membuat Mika dan Akira tak bisa berkata apa-apa saking antusiasnya Fatimah.

Rencananya sehabis Sholat Zuhur, barulah mereka akan berangkat. Dan sekarang waktu masih menunjukan pukul sepuluh.

Setelah mengantarkan Mika dan kawan-kawan, Rasyid tak langsung kembali ke rumahnya melainkan ia pergi ke Rumah Sakit untuk bertemu dengan salah seorang kenalannya di sana.

"Bagaimana Lan?"

"Itu semua tergantung padamu. Kalau dulu kamu memang merasa cocok dengan itu ya bagus. Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Makin hari makin meningkat. Tidakkah itu mengganggumu?" Jelas Arlan teman baik Rasyid sekaligus Dokter di rumah sakit tempat ia berpijak sekarang.

"Lalu selanjutnya apa?"

"Aku sarankan kamu mengikuti saran ku dulu"

"Apa itu harus?"

"Ya. Jika tidak, aku tidak akan menyarankan soal itu padamu"

"Oke oke, aku akan melakukannya. Tapi bukan sekarang"

"Hmm, ku harap semuanya akan baik-baik saja"

* * *

Kelap kelip lampu di sepanjang pantai itu membuat suasana malam dengan rembulan menjadi sangat lengkap.

Angin malam seperti sedang membisikan pada gadis berkerudung hitam itu agar tidak beranjak dari tempatnya berdiri sekarang. Dan hembusannya yang semilir seakan berkata "Dia akan datang. Kau hanya perlu menunggu"

"Aku hanya perlu mengikuti arus air bukan? Mengikutinya sampai ia membawa ku mengalir pada apa yang telah menunggu ku di depan sana. Dan menunggu? Ku rasa aku bisa melewatinya" ucap Mika seakan sedang menyemangati dirinya.

Tetangga Idaman Hingga Jannah Where stories live. Discover now