27. Ungkapan Hati

254 17 0
                                    

Di kamar mandi rumah Rasyid, disitulah Mika berada sekarang. Saat ini perasaannya benar benar kacau.

Tadi tanpa di sadari Rasyid, Radith, dan Latif, Mika mendengar semua pembicaraan mereka. Awalnya ia ingin memanggil sang kakak untuk makan bersamanya. Tapi tanpa diduganya ia malah mendengar penuturan kakaknya soal dirinya yang akan di khitbah Rasyid.

Apa itu benar ?

Pertanyaan itulah yang membuatnya tak karuan.

Mika memandang dirinya di cermin kamar mandi. Dilihatnya wajahnya yang kacau. Kacau karena ia ingin tersenyum bahagia tapi itu tak bisa. Karena yang didengarnya masih belum tentu benar adanya.

Perlahan air mata jatuh membasahi pipinya. Sebutlah itu air mata bahagia dan sedihnya.

"Apa aku sesuka ini sama kak Rasyid?" Batin Mika mulai mengusap pipinya yang basa

"Ya Allah hamba harap ini bukan sekadar nafsu. Tapi ini benar benar lillahita'ala karenamu". Lanjut batinnya

Mika membasuh wajahnya dengan air kran lalu sejenak melihat kearah cermin dan seolah olah ia sedang meyakinkan dirinya akan satu hal.

Setelah itu dibukanya pintu kamar mandi lalu keluar dari sana. Saat keluar, ia pergi menuju tempat dimana ia melihat Rasyid terakhir kali. Namun saat sampai di ruang tengah, tak ada seorang pun di sana. Ia pun pergi ke dapur, ruang makan, namun nihil Rasyid juga tak ada. Hanya ada kakaknya dan Latif yang dilihatnya tengah makan bersama yang lain.

Saat ini Mika ingin sekali menanyakan kebenaran soal penuturan kakaknya tadi langsung pada Rasyid yang bersangkutan.
Sudah lama ia menyukai sosok itu tanpa tahu apa yang ia sukai juga sama menyukainya.
Jadi ia tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk mengetahui kebenarannya.

Masa bodo dengan perasaannya yang saat ini bertolak belakang dengan keinginannya.
Karena kini yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya ia bertanya.

Hampir di seluruh ruangan Mika mencari Rasyid, tapi sampai sekarang ia belum menemukan orang itu. Bahkan ia bertanya pada sang kakak juga keluarga Rasyid. Tapi juga sama mereka tak mengetahuinya.

Hufffttt

"Apa yang aku lakuin sekarang udah benar?" Batin Mika mulai frustasi

"Loh kamu disini? Masih nyari Rasyid?" Tanya Dinar ketika melihat Mika berada di pintu belakang saat ia ingin pergi ke gudang

Mika hanya tersenyum halus, menanggapi.

"Tadi kakak telfon dia. Katanya lagi keluar beli tempe dan karena suasananya lagi lebaran, makanya dia susah dapetnya"  jelas Dinar

"Tapi dia udah di perjalanan pulang kok. Kamu tunggu aja di depan" tambah Dinar

"Ehm nanti aja deh kak. Soalnya Mika udah harus balik ke pesantren"

"Loh ngapain? Cepat banget"

"Tadi dapat telfon katanya ustadzah Zahira nyari aku kak"

"Yaudah nanti kalau Rasyid udah pulang, nanti kakak bilangin kalau kamu cari dia ya?"

"Iya kak. Kalo gitu Mika pulang ya?" Pamit Mika lalu pergi

Tetangga Idaman Hingga Jannah Where stories live. Discover now