Part 36 (My secrets...)

22.6K 1.2K 419
                                    

Pemain Putra Alingga Chandra
Sisy Queen Dirga

NO COPAS NO BULLY

....

"Hufh! Janji!" ujarnya tidak yakin sambil menyembunyikan rasa kecemburuannya yang sangat dalam.

Sisy mengatup bibirnya tidak yakin dengan jawaban Ali barusan tapi dia harus bagaimana. Dia harus mengatakan yang harus di katakan. Sisanya biarlah rahasia sampai waktunya Ali akan tau dengan sendirinya.

"Mmm...Kak King dulu dua belas tahun yang lalu tetangga gua di Bandung Li. Kami akrab layaknya teman baik. Sungguh! Gak ada perasaan yang Kak King simpan untuk gua kecuali perasaan melindungi adeknya sendiri," Sisy melihat mata elang Ali yang meragu.

"Dua belas tahun? Maksudnya kalian gak ketemu selama dua belas tahun?"

Sisy mengangguk ragu, "Setelah kakek meninggal gak berapa lama kakak di bawah Papi ke Jepang, gua gak pernah tau kabar Kak King karena dia juga pindah dengan Tante Yuna Mamanya Kak King,"

Tiba-tiba tubuh Sisy gemetar hebat, air matanya mengalir begitu saja.

"Hiks..hiks...semua pergi..hiks..kakek,..hiks...Papi..., kakak..dan Kak King...hiks.. cuma Mami yang sayang Sisy hiks.., cuma Mami yang gak ninggalin Sisy..hiks..,"

Air mata dan tubuh Sisy yang gemetar membuat Ali shock. Apa masalalunya sangat buruk sampai dia menangis sesenggukan seperti itu.

"Sayang...," entah kenapa rasanya nyeri. Sakit terlalu sakit melihat Sisy terpuruk seperti ini. Lalu tangannya menarik tubuh Sisy jatuh di dekapannya. "Jangan nangis Sy..., gua gak kan pernah ninggalin lu! Jangan nangis baby,"

"Hiks...hiks...," tapi Sisy masih menangis kuat seakan masalalu yang menyakitkan itu kembali menghantuinya.

--FLASK BACK ON--

Dua anak kecil sedang menari-nari bersama hujan. Dua gadis cantik dengan senyuman dan karakter yang periang. Menyukai hujan dan dinginnya langit biru.

"Hahahaha, kak ayo kejar Sisy...ayo kejar kalo bisa, kakak payah!!"

Gadis itu berlarian di tengah halaman rumah mereka yang cukup luas.

"Awas ya kalo kak Lily dapat kamu, kakak gelitikin," ancam kakak kembar Sisy.

Sisy menjulurkan lidahnya mengecek dia tidak takut sama sekali, "Week! Kejar kalo bisa! Sini! Kakak payah!"

"Dasar adek nakal," Kakaknya berusaha mengejar sang adik di tengah hujan deras yang turun ke bumi.

"Hahahaha," hanya tawa sang adek yang terdengar. Lalu tawa kakak dan adik yang selisih lima menit saat mereka di lahirkan ke dunia itu berubah kehancuran setelah suara petir menggelegar menyambar pohon milik tetangga mereka.

"KYAAAA!!"

Serentak mereka berdua berteriak takut dan kaget. Melihat pohon yang menjulang tinggi itu ambruk karena di sambar kilat dan petir. Wajah mereka berdua shock, panik, gemetar dan ketakutan. Apa petir semengerikan itu.

Seketika hanya nama itu yang terlintas di kepala mereka berdua. Menjerit sejadi-jadinya memanggil kakeknya di dalam rumah tapi kakeknya terbujur kaku pergi untuk selama-selamanya. Tak berdaya di lantai depan.

"KAKEEKK!!"

--FLASK BACK OFF--

Sisy menutup kedua telinganya, masih menangis di dada Ali. Membuat Ali semakin mempererat pelukannya. Ada rasa sesal di hati Ali karena pertanyaan dirinya-lah yang menyebabkan trauma Sisy kembali lagi terbayang di kepalanya. Sisy menjerit, "Benci! hiks..Gua benci hujan! hiks...Benci hujan! Benci!!..hiks.., benci petir...hiks..gua benci semuanya..,"

KeGATELaN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang