Part 64 (Sisy bed)

25.7K 1.4K 6.1K
                                    

WARNING...

Siapkan jantung yg kuat!!!

Selamat nangis berjamaah🙏

yuk mulai hargai cerita ini dengan comment di setiap paragraf...

jgn lupa follow SheillaPutri3 dia yg mecahkan rekor 5k😊😊😊

❤❤❤
-----------------------------------------------------------

Pemain Putra Alingga Chandra
Sisy Queen Dirga
Lily Queen Dirga
Kingsley Altair

NO COPAS NO BULLY!!!

"Jantung ini berdetak untukmu baby," batin Ali. Jantung ini untuk mu."

Kalimat itu terus saja berputar di kepala Ali, berulang-ulang seakan jalan pikiran sudah tidak lagi bekerja. Berpikir positif, berpikir jernih, berpikir tidak melakukan hal yang bodoh tidak lagi berpengaruh bagi Ali karena baginya hidup tanpa Sisy sama dengan mati.

"Ali!" seru Mark untuk ke tiga kalinya.

Ali tetap diam, dia memandang ke depan tepat di hadapan Papanya. Tapi pandangannya tetap kosong. Pikirannya tidak lagi di restouran itu, pikirannya melayang entah ke mana.

"Ali kamu dengerin Papa tidak?" nada suara Mark sudah semakin tinggi.

"Pelan Paa..," pinta Sharon sambil mengelus lengan suaminya.

"Hufh!" Mark menghembuskan napasnya. Dia mencoba melunak, tidak termakan emosi yang hampir meledak.

"Ali jangan diam! Jawab?! Kamu dengerin tidak yang Papa omongin barusan?"

Pandangan Ali tidak lagi melayang kemana-mana, bola matanya yang hitam, terlihat tajam bagai mata elang. Menatap lebih tegas ke arah Ayah kandungnya itu.

Jelas terpancar keangkuhan di sana. Jelas Ali tidak perduli dengan semua ocehan yang keluar dari bibir Mark. Dia berprinsip. Apa yang sudah tertancap jelas di pikiran dan hatinya jika sudah melekat kuat tidak akan mudah untuk di goyahkan. Dengan apapun. Begitulah sifat Putra Alingga Chandra. Sama persis seperti sifat Ayahnya Mark George Chandra.

"Kalo Papa paham sifat Ali berarti Ali gak perlu ngomong apa-apa lagi," tegasnya.

Ali lalu berdiri dari duduknya hendak pergi dari restauran tersebut. Tapi sebelum dia pergi dia melanjutkan kata-katanya.

"Ali sudah punya keputusan sendiri!" mata Ali semakin menatap tajam mata Mark yang melirik ke arahnya.

Mark yang sadar anaknya sedang melawan segera berdiri dan membalas tatapan mata Ali.
Sharon yang tadinya duduk jadi ikutan berdiri sejajar dengan suaminya. Tangan Sharon menekan lengan Mark sangat kuat. Sharon tidak ingin Mark menghajar putranya dalam kondisi seperti ini. Di tempat umum.

"Tapi kalo Papa mau Ali tidak melakukan itu cari cangkok jantung yang Sisy butuhkan! Jika tidak Papa tau apa yang akan Ali lakukan!" jelasnya masih tampak tegas dan mengancam. "Permisi!"

"Ali! Ali! Kembali!"

Setelah itu Ali berlalu pergi tanpa peduli pada teriakan Mark yang berhasil membuat setengah penghuni restouran melihat kaget ke arahnya.

"Anak itu," geram Mark tanpa peduli pada semua mata yang melihat ke arahnya.

"Pa... Udah Pa..., Ali gak akan dengerin kita Pa," suara Sharon terdengar parau. Matanya kembali berkaca-kaca.

KeGATELaN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang