Part 21

43.6K 6.2K 924
                                    

___

"Suasananya masih sama, ya?" tanya Erica.

Kenzie menoleh pada Erica dan tanpa sadar dia tersenyum saat kilasan kebersamaannya dengan Erica muncul, terputar kembali di memorinya.

Suasana restoran ini memang masih sama seperti dulu. Mereka sering ke restauran ini untuk makan malam, menghabiskan waktu sembari bercerita dan memandang laut di tengah malam yang sejuk. Alunan indah live music menambah suasana semakin menyenangkan, mereka sama-sama tak ingin pulang.

Itu dulu. Sekarang tidak lagi sama meski keduanya kembali duduk berhadapan di tengah makan malam yang tak lagi ada kenyamanan. Kenzie sadar, mungkin antara dirinya dan Erica tidak diciptakan untuk saling bersama.

Kehadiran Rafka di antara dirinya dan Erica membuat Kenzie selalu takut jika saja Rafka akan mengulangi hal yang sama yaitu mendekati Shareen. Meski Kenzie bukan siapa-siapa Shareen, tetapi tetap saja rasa tidak rela itu muncul begitu saja.

Bukankah Shareen mengaku akan pulang? Saatnya Kenzie menjauhi Shareen dari cowok mana pun yang akan mendekatinya. Tujuan Shareen hanya ingin pulang, bukan untuk menjalin hubungan dengan seorang cowok.

Kenzie tanpa sadar mendengkus. Sebal. Sejak beberapa hari yang lalu kepalanya penuh dengan nama cewek itu.

"Shareen itu siapa?" tanya Erica, ada kesedihan di sorot matanya. Dia bertanya tanpa menatap Kenzie dan memilih untuk menatap laut. "Sepertinya, dia anteng banget di rumah lo."

Kenzie bingung harus menjawab apa selain satu jawaban yang sama seperti diucapkannya kepada sahabat-sahabatnya.

"Pacar," balas Kenzie pelan. Dia ikut memandang laut. Steak dan minuman di meja tak mereka hiraukan lagi. Makan malam kali ini terasa hambar.

"Pacar siapa?" Erica seolah ingin mendengar kata kepemilikan itu langsung dari Kenzie.

"Lo pasti sudah tahu jawabannya," balas Kenzie diakhiri dengan embusan napas panjang.

Erica tertawa pelan. Kenzie hanya bisa diam tanpa mau menatap Erica. Sudah sangat lama dia tidak melihat Erica tertawa, meski kali ini dia yakin tawa itu terdengar bukan karena candaan.

"Kenapa nggak bilang aja kalau dia pacar lo? Kenapa rasanya lo sulit untuk mengakuinya?"

Kenzie menoleh. Mata mereka bertemu lama. Kenzie tidak tahu pasti alasan mengapa Erica mengajaknya ke sini. Sejak tadi, Erica membahas tentang kenangan mereka dan sekarang pembahasan mereka mengarah pada Shareen.

Kenzie merasa bahwa Erica masih berharap padanya, tetapi Kenzie tidak ingin terlalu yakin untuk hal yang satu itu. Erica sendiri yang pernah mengatakan langsung kepadanya bahwa Erica menyukai Rafka.

"Kenapa, Ken?" tanya Erica.

Sekarang, Kenzie tidak salah lihat. Matanya masih sehat untuk memastikan dengan jelas apa yang dia pandangi. Saat Erica bertanya kenapa, setitik air mata jatuh mengalir ke pipi Erica meski dia sedang tersenyum.

Kenzie menyerah. Dia tidak sanggup berbohong lagi.

"Shareen bukan pacar gue."

***

Lelah menyusuri tiap sudut rumah keluarga Kenzie dan mengamati tiap keindahannya, Shareen berakhir di kamar. Dia menjatuhkan tubuhnya, tersenyum lebar dengan mata terpejam. Hari yang menyenangkan. Namun, ada yang kurang yaitu Kenzie.

Sudah malam dan Kenzie tak ada kabar. Shareen berniat untuk menghubungi Kenzie, tetapi dia ingat kata-kata Erica sore tadi. Sepertinya mereka berdua sedang sibuk. Jujur saja, Shareen sangat tidak suka saat Erica yang membalas ucapannya tadi sore. Padahal Shareen sedang bicara dengan Kenzie, bukan dengan Erica.

Can I Meet You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang