Part 57

3.1K 193 28
                                    

Dengan langkah lemah pria paruh baya itu memasuki ruangan berukuran 4 x 6 meter berdinding warna putih bercampur biru. Ketika ia membuka pintu, sontak langkahnya terhenti sejenak saat melihat sang-putri tercinta sedang tertawa bahagia bersama ketiga sahabatnya Supriadi, Bagas dan juga Bagus. Mungkin sudah hampir 1 Bulan ia tidak melihat senyuman itu terpancar di wajah putri semata wayangnya itu. Ada rasa bahagia dan juga rasa pedih, di satu sisi ia sangat bahagia karna telah melihat sebuah senyuman yang selama ini telah hilang di wajah putrinya. Dan di satu sisi lagi ia merasa sangat pedih karna sampai kapan ia bisa melihat putrinya seperti ini? Jika takdir bisa di tukar, mungkin saat ini Tn Budi rela menukar takdir yang telah tuhan gariskan pada putrinya. Ia tidak tega bila harus melihat Ocha menderita menahan penyakit yang begitu mematikan seperti ini.

Sekilas Ocha melirik ke arah ambang pintu dan melihat sosok Ayahnya sedang berdiri terpaku.

"Ayah? Panggilnya.

Tn Budi langsung tersadar dari alam-ilusinya "Iya kakak"

"Ayah ngapain berdiri disitu? Ayo kesini, ini ada Supri, Bagas dan juga Bagus" Perintahnya pada Ayahnya.

Dengan langkah berat Tn Budi mendekati "Sejak kapan kalian disini? Tanya Tn Budi pada Supriadi, Bagas dan Bagus sambil meletakan sebuah amplop di atas meja.

"Mereka baru aja dateng kok, Yah" Sahut Ocha.

"Iya Om. Kita barusan dateng" Jawab Bagas sopan.

Tn Budi tersenyum sambil mengangguk "Terima kasih karna kalian sudah men-support Ocha. Doakan yang terbaik untuk Ocha ya, Nak"

"Pastinya Om. Ocha adalah sahabat kita, insya Allah kita selalu doain yang terbaik untuk Ocha" Ucap Supriadi mewakilkan Bagas dan juga Bagus.

Tn Budi tersenyum haru "Terima kasih, Nak"

"Sama-sama, Om" jawab mereka serempak.

"Kak, hari ini kakak sudah di bolehkan pulang oleh dokter" Kata Tn Budi pada Ocha sambil membelai rambut putrinya manja.

"Pulang?

Tn Budi mengangguk "Iya sayang"

Mendengar perktaan Ayahnya, sontak membuat Ocha membulatkan matanya bahagia.

"Supriadi, Bagas, Bagus. Kalian mau kan bantuin Om beresin barang-barang Ocha? Tanya Tn Budi pada Supriadi, Bagas dan juga Bagus.

"IYA OM KITA MAU!!! jawab mereka antusias.

Tn Budi tersenyum bahagia melihat reaksi ketiga sahabat putrinya ini.

Mereka pun mulai berkemas, di mulai dari pakaian kotor sampai barang-barang perlengkapan Ocha selama di rumah sakit.

Bagas menghentikan aktifitasnya ketika melihat Tn Budi memasukan pakaian kotor milik Ocha ke dalam Paper bag. Hatinya merasa tersentuh melihat ketulusan Tn Budi dalam merawat dan menjaga Ocha seorang diri tanpa bantuan seorang istri.

Tn Budi memang telah berjanji tidak akan menikah lagi. Karna, baginya kebahagiaan hidup berdua bersama Ocha sudah lebih dari cukup. Tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata atas segala perjuangan serta pengorbanan yang telah ia tumpahkan untuk menjaga dan merawat Putri semata wayangnya.

Ada orang yang pernah bilang begini: Bagi anak Perempuan, Seorang Ayah adalah cinta pertama.

Menjadi Single Parrents adalah hal yang tidak mudah. Di saat peran menjadi seorang Ayah harus terbagi menjadi peran seorang Ibu. Di pagi hari, Tn Budi harus membuatkan sarapan untuk putrinya sebelum ia pergi kerja pun ia harus mengantar putrinya ke sekolah. Namun ia tidak pernah mengeluh. Karna, ia sudah berjanji selama hampir 16 Tahun ia lewati dengan ikhlas demi membesarkan Ocha walaupun seorang diri.

Zico the perfect BAD BOY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang