Sosok Mencurigakan

211 9 0
                                    

Tidak baik berprasangka buruk terhadap orang lain, meski gerak geriknya mencurigakan 

- Hadi -  

***

Dengan segala cara seorang Farid berupaya untuk meminta maaf dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang telah terjadi. Namun kesempatan itu tak pernah ia dapat. Setiap kali laki-laki jangkung bermata elang ini menemui atau melihat seorang yang tengah mendapat masalah karenanya, gadis itu selalu mengacuhkannya. Sangat terlihat kobaran kekesalan dari balik matanya. Membuat laki-laki ini semakin bersalah.

Apalagi saat ini masalah semakin besar. Hingga ia harus menelan pahit kenyataan bahwa sahabatnya itu mendapat panggilan sidang, ia sadari itu semua karena dirinya. Dirinyalah penyebab permasalahan yang timbul hingga seorang Shofia bermasalah dengan Bakem "bagian keamanan". Bukan, bukan dirinya ini, semua bukan ia yang memulai, melainkan orang yang sudah mengadu domba dirinya, dialah benang merah dari permasalah ini.

Tampaknya iapun pasrah jika akhirnya harus menanggungnya dan bersedia jika ia pun akan terpanggil untuk diintrogasi. Sungguh ia tak pernah rela jika ternyata gadis mungil itu harus mendapatkan hukuman karena dirinya, apalagi sampai mendapat hukuman berat yakni diikror. Ia takkan pernah memaafkan dirinya sendiri jika semua itu terjadi. Ini semata-mata karena rasa persahabatannya, renungnya.

Namun yang masih menjadi satu perkara yang belum ia selesaikan yakni siapa biang keladi dari semua ini. orang yang telah mengadu domba dirinya. Yang telah mencemarkan namanya. Ia memang telah menghapus tulisan itu dari wall facebook Shofia. Namun rasa dongkolnya masih menjerat dalam lubuk hatinya. Ia tidak akan pernah memaafkan orang yang membuat masalah ini semakin besar. Apalagi hingga mengantarkan Shofia pada persidangan.

"Ya, selamat deh atas dinobatkan menjadi rangking dua di angkatan, semoga gak sombong. Dan siap-siap semester depan Shofia yang akan menggantikan posisi itu."

"Yaaa boleh-boleh paling ane nanti menggeser si Hamid dari pringkat pertama, jadi kamu masih kalah dibawah ane dong," mendengar celotehannya Shofia reflex akan melempar busa sabun cuci di genggamanya, namun...

"Hei ada apa nih?" Suara lembut dari seorang wanita membuat Shofia tak jadi menyerang.

Memori di acara halal bi halal konsulat, tepatnya di rumah Farid itu terngiang kembali, sungguh banyak memori persahabatan selama dua tahun ini, semenjak mereka sama-sama menjadi partner di pesantran kilat dan pengurus konsulat Jakarta yang tak pernah absen mengadakan agenda tiap kali liburan. Semua terasa sangat indah, ia tak pernah bersahabat dengan perempuan hingga sedekat itu, namun kini semua itu telah berubah. Shofia membencinya! masih terngiang pertengkaran di belakang kantor hingga Shofia mengatakan tak ingin mengenalnya lagi. Sakit rasanya mendengar pernyataan itu. 

Di tengah keramaian, hiruk piruk bising teman-temannya ia hanya menyendiri. Ditemani satu buah gitar yang sedari tadi menemani lamunan panjangnya dan tak sama sekali dimainkan. Berhubung santri putra kelas akhirpun mengadakan pentas yang sama. Mereka pun terlihat sibuk mempersiapkan segala keperluan. Tak terkecuali Farid beserta kawan-kawannya. Ia akan menghadirkan satu buah persembahan yaitu pertunjukan band, dimana ia menjadi salah satu personil pemegang gitar.

"Woy kenapa sih loh kesambet jin kali ye... bengong bae loe, banyak kerjaan nih yang belom kelar!" cerocos salah satu teman yang sedang mengecat papan. Farid hanya melirik tapi tak sama sekali digubrisnya.

Melihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Seorang Hadi yang mengetahui duduk permasalahan yang dihadapi Farid segera menghapiri.

"Udah deh, kaga useh didramatisir gitu dah bang Farid," celotehnya menepuk-nepuk pundak laki-laki bemata elang itu.

Mimpi di Balik Layar (Complete)Where stories live. Discover now