Perempuan Berkerudung Semaphore

244 11 2
                                    

   Jika seseorang telah dimuliakan oleh Allah maka mulia juga di mata manusia 

- Hanna - 
***

Kini ia telah siap dengan segala konsekuensi yang akan dihadapinya. Perasaannya kini tak seperti sidang-sidang sebelumnya. Perasaan takut, khawatir, malu, dan kesal sepertinya lenyap begitu saja. Bahkan ia sambut kedatangan ustadzah yang memanggilnya untuk sidang hari ini dengan senyuman yang mengembang dengan salam yang terlihat tidak menegangkan, meski aura Ustadzah Hilda masih tampak angker karena tidak membalas senyumannya. Shofia telah mempersiapkan momen ini. Ia siapkan hati dan telinganya. 

"Kamu tau kesalahan kamu?" Shofia mengangguk dalam tundukannya. "Saya tidak menyangka kamu tidak juga jera dengan hukuman yang saya beri!"

"Shofia!" Gertaknya membuat Shofia kaget dan menangkat kepalanya. "Apa hukuman saya kurang sehingga kamu menambah pelanggaran kamu di map ini? Hah." shofia menggeleng. 

"Sudah cukup Ustadzah, maafkan Shofia."

"kenapa kamu kabur?"

"Aku..." belum sempat meneruskan sudah dipotong dengan amarah dari Ustadzah Hilda 

"Apa karna kamu marah pada saya, yang telah menghukum kamu? Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran kamu, harusnya kamu berpikir ulang sebelum bertindak, kamu harus jadi cerminan baik bagi teman-temanmu, adik-adik kelasmu. jangan mentang-mentang kamu sudah kelas akhir akan segera lulus seenak jidat kamu bertindak sesukamu seperti itu." 

"Kamuuu...sekali-kalinya kamu melanggar langsung tiga pelanggaran terberat seperti ini, Astagfirullah, ustadzah tidak tau harus marah seperti apa lagi agar kamu mengerti!"

Omelan demi omelan, serapahan demi serapahan didapatnya, ia pun tak seperti dulu menggerut atau mendengusnya dengan kesal melainkan ia balas dengan senyuman dan kata terima kasih pada sang ustadzah. Karena Ia tahu apa yang Ia lakukan kemarin adalah sebuah kesalahan. Kabur atau keluar tanpa izin adalah sebuah pelanggaran dan harus ia terima resikonya. Ustadzah Hildapun heran dengan kelakuan anak yang satu ini yang biasanya mendengus kini  malah langsung menerima. 

Pelanggaran bertambah hukuman pun bertambah. Dengan tangan terbuka Ia menerima segala sangsi atau hukuman yang diberikan bahkan hingga mendapatkan kerudung pelanggar berat bagian keamanan. Yakni kerudung semaphore yang berwarna merah dan kuning. Shofia harus memakainya selama 2 minggu hingga melaksanakan puncak hukumannya diikror. Oh ya teman jangan berfikir bendera semaphorenya yang digunakan menjadi kerudung ya, melainkan kerudung berbahan katun dengan warna menyerupai bendera semaphore.

Ia tidak pernah membayangkan selama 6 tahun berada di penjara suci ini akhirnya ia mendapatkan kerudung yang paling ia hindari. Dulu ia mengecam kepada dirinya sendiri untuk dijauhkan dari perkara-perkara yang membuatnya jatuh ke lembah pelanggaran terberat itu, memakai kerudung semaphore. Nyatanya hari itu Ia harus menggunakannya. Kadang emosi sesaat membuat kita berfikir pendek hingga lupa bahwa tidakan yang kita lakukan adalah sebuah kesalahan.  

Tiga pelanggaran berat tercantum dalam selembar kertas pada map merahnya. Yang baru saja ditambah langsung oleh ustadzah hilda. Termasuk perihal kaburnya. Baiklah Ia akan melaksanakan hukuman ini dengan sebaik-baiknya. 

Saat ia menemui sahabatnya pun ia tak memancarkan wajah kesedihan sekalipun. Ia terlihat sumringah. Dengan sigap ia segera melaksanakan hukuman, salah satunya untuk memenuhi tanda tangan seluruh asatidz. Dengan ditemani Hanna maupun Lala ia menemui satu persatu ustadz dan ustadzah untuk dimintai tanda tangan. Beberapa ustadz mudah untuk dimintai tanda tangan namun sebagian begitu sulit. Harus menjalankan beberapa hukuman dulu. 

Rasa malu pun mulai menggelayutinya ketika Ia mulai menjadi pusat perhatian dan perbincangan orang-orang, banyak juga mulut-mulut usil yang terkadang melontarkan kata-kata yang tak mengenakan setiap kali dia lewat. Entah di kamar, di sekolah, di masjid, di kamar mandi, pokonya diarea pesantren semua tahu bahwa seorang santri putri yang mengenakan kerudung semaphore sangat terlihat bahwa ia adalah seorang pelanggar. Kerudung seperti warna bendera semaphore pramuka adalah kerudung yang menandakan bahwa pemakainya adalah pelanggar dengan hukuman berat dan dicap sebagai virus pesantren. 

"Itu Kak Shofia? gak nyangka kak Shofia kok pakai kerudung itu." celetuk salah seorang santri saat mengantri mandi. 

"ssstt entar kedengeran, jangan kenceng2 ngomongnya."

"Itu karna dia kabur yaa?" bisik yang lainnya.

"denger-denger bukan kabur doang tapi juga pacaran lho."

"Eh  Virus pesantren lewat." Ini mulutnya si Tere yang nggak dikontrol.

"Ya Allah jauhkan hamba dari virus ini." Doa perempuan disebelahnya yang tertawa sejak Shofia lewat. Milka.

"Ternyata yang terlihat baik bisa busuk juga ya kayak kita. "Sambung csnya Tresna, mendengarnya kuping shofia panas. 

Entah mengapa sejak dulu Tere, Tresna dan Milka selalu bersebrangan dengannya, bersikap jutek padanya. Dulu ia tak pernah memperdulikan itu yang terpenting Ia masih bersikap baik dan merekapun tak sejauh ini mencibirnya. Tapi kini sikap mereka itu semakin memperlihatkan bahwa mereka tidak menyukainya. Shofia tidak tahu saja dibelakangnya mereka bagaimana. 

Meski banyak yang membicarakannya, mencibirnya, Ia selalu dikuatkan oleh sahabat-sahabatnya.

"Kemuliaan seseorang bukan dilihat dari perilakunya. Namun bagaimana dia bisa merubah menjadi lebih baik. Jika seseorang telah dimuliakan oleh Allah maka mulia juga di mata manusia," tutur Hanna menghangatkan hatinya yang sedang panas karena rasa malu.

"Nah betul tuh kata Hanna, udah jangan peduliin mereka."

  "mereka teh kayak gak pernah ngelanggar aja."

"Sebenarnya yang virus itu tuh mereka "    

"Iya betul Fid kudu dibasmi yakk kalau dibiarkan betebaran jadi penyakit."

"Sudah-sudah jangan membuat lidah kita seperti mereka juga. mending kita ke kelas yuk udah mulai nih bimbelnya." Lerai Hanna mengajak temannya untuk segera ke gedung sekolah.

Kelimanya segera menuju kelas masing-masing. Lala, Hanna dan Shofia masuk kelas IPA, sedang Firka masuk kelas IPS. sudah hampir 2 bulan mereka mengikuti bimbel untuk persiapan UN nanti. sempat ke-skip saat mereka persiapan untuk pentas seni kemarin. Satu persatu tugas kelas Niha'i/kelas akhir terselesaikan seperti halnya mendaki sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Dari mulai ujian Imamah, ujian amaliyah tadris, praktek-praktek, membuat paper dan kliping, tinggal menghadapi ujian nasional dan ujian pesantren kemudian wisuda. Sungguh begitu cepat bulan berganti, hari terlewati, waktu terlalui. 

--------------------------------
Apakah temen2 mau coba kerudung semaphore? hehe 

Jangan lupa melaksanakan kewajiban ya guys dan jangan lupa voment maaciww 

Mimpi di Balik Layar (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang