23-Nightmare 2

34.5K 2.4K 44
                                    

Vote ⭐ sebelum baca

Coment 🙏 setelah baca

Trims 🤗

Happy reading...

Laskar memasuki pekarangan rumah Iris, namun cewek itu masih diam dalam posisinya.

Sampai akhirnya Gema dan Cahaya keluar dan terkejut melihat mereka berdua.

Gema dan Cahaya saling tatap dan berjalan mendekati mereka berdua.

"Om, tante?!"

Dalam posisi masih di peluk erat oleh Iris, Laskar menyapa dan menyalami kedua orang tua itu.

"Kamu?" tanya Gema bingung.

"Laskar. Nama saya Laskar." Jawabnya memperkenalkan diri.

"Dia yang pernah aku ceritain sama kamu. Dia temannya Iris." Jelas Cahaya kala Gema masih saja mengeryit bingung.

Gema mengangguk mulai paham dan tersenyum kecil.

"Iris?" panggil Cahaya dan berjalan mendekati puteri kecilnya.

"Dia tidur?" tanya Gema menatap Laskar.

Laskar menggeleng kaku. "Saya juga nggak tau om. Tapi dia masih belum bergerak." Balas Laskar.

Gema mengeryit bingung dan berusaha menarik Iris namun begitu terkejut begitu melihat Iris menangis namun dengan mata tertutup.

"Iris? Bangun hei?!" panggil Gema dan Cahaya yang semakin kebingungan.

"Saya bantuin bawa dia masuk gimana om?"

Laskar menatap Gema penuh harap, berpikir lelaki itu mau mengizinkannya. Karena sedari tadi Iris masih tak mau membuka matanya.

Kenapa cewek itu? Rasanya semakin lama sikapnya semakin sulit dimengerti.

Gema melirik Cahaya sekilas dan dibalas anggukan meyakinkan oleh wanita itu.

"Bantuin Iris, yah?!" pinta Cahaya yang langsung diangguki oleh laskar.

Laskar membopong tubuh Iris. Menapaki satu persatu anak tangga menuju kamar cewek itu.

Di belakangnya Gema masih berkelut dengan pikirannya. Ada apa dengan Iris dan siapa anak itu?

Sedangkan Cahaya meremas-remas jarinya semakin khawatir dengan keadaan putrinya.

Secara perlahan Laskar mulai meletakkan tubuh Iris sampai cewek itu benar-benar dalam posisi nyaman.

Sebentar, hanya beberapa detik. Laskar mengamati wajah cewek itu dan menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah cantiknya.

Laskar kini berganti menatap kedua orang tua Iris.

"Kalo gitu saya pamit dulu om, tante."

Laskar kembali menyalami mereka dengan sopan namun saat berhadapan dengan Gema, lelaki itu memperhatikan Laskar cukup lama membuat cowok itu mengeryit bingung.

"Kenapa om?" tanya laskar.

Gema tersadar dari lamunanya.

"Eh, enggak. Terima kasih banyak yah, udah nganterin Iris pulang dan gendong dia masuk. Nama kamu siapa tadi?" tanya Gema lagi.

"Laskar. Laskar Lingga."

Gema mengangguk dan menepuk bahu Laskar pelan.

"Hati-hati di jalan."

LASKAR [Completed]✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant