43-Genggaman tangan

32.3K 2.4K 56
                                    

"Baiklah, genggam tanganku seperti senja menggenggam jingganya dan kuharap kegelapan malam ini akan sirna dan matahari kembali terbit untukmu."

***

Typo bertebaran, mohon dikoreksi 😁😁

Di tengah penjelasan dan cerita panjang keempat orang dewasa itu, ada seorang gadis yang sibuk berlari kesana kemari keluar dari airport dan mencari taxi di tengah malam.

Hingga akhirnya sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan cewek itu. Orang itu keluar dan mengejutkan Iris.

"Elthan?" panggilnya.

Elthan bergumam kecil. "Maaf telat. Ayuk?!" ajaknya seraya membukakan pintu untuk cewek itu.

Tanpa banyak bertanya lagi, Iris masuk dan perjalanan mereka pun dimulai. Mereka berdua larut dalam keheningan, tak ada yang memulai percakapan. Elthan terus memfokuskan dirinya ke jalanan di depannya dan Iris yang memilin-milin jarinya entah apa yang ada di pikirannya.

Mereka berdua sampai lebih cepat, Iris menatap Elthan dan cowok itu hanya tersenyum kecil, tangannya mengelus singkat kepala Iris seperti biasanya.

"Elthan?" Panggil Iris menatap cowok itu penuh rasa bersalah.

"It's okay. Masuk sana." Suruhnya.

Iris mengangguk kecil dan meninggalkan Elthan di luar sana. Saat gadis itu sudah sepenuhnya masuk, Elthan hanya menghela napas.

"Kemarin adeknya sekarang abangnya." Gumam cowok itu lalu melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

Iris sedikit berlari memasuki rumah besar yang sangat mewah itu. Iris bingung, dia sama sekali tak mengenali seluruh ruangan ini. Tapi pintu rumahnya terbuka membuktikan bahwa kedua orang tuanya masih di tempat itu.

"Yah? Bunda?" Panggil Iris masih mencari keberadan mereka.

"Iris?!" Kaget Gema dan Cahaya bersamaan setelah mendengar suara itu. Mereka berdua saling pandang lalu berjalan keluar dari ruang tamu.

Benar saja. Putri mereka ada di sana.

"Iris?! Kamu kok bisa di sini? Kapan pulangnya?" kaget Cahaya yang berjalan mendekati Iris.

Iris tersenyum kaku.

"Maafin Iris nggak ngabarin ayah sama bunda. Hp Iris hilang kemarin, untung ada Papa Ran yang udah ngurus semua dan ngasih tau semuanya juga."

Gema dan Cahaya saling tatap. Sama seperti mereka waktu pertama kali mengetahui semuanya, Iris pun pasti tak kalah bingung dan kagetnya.

"Kamu mau liat dia?" Tanya Gema pada Iris.

Iris masih ragu, selama ini sikapnya yang keterlaluan pada cowok itu, berputar di kepalanya. Membencinya, menjauhinya, menghindari, mengusir bahkan menuduhnya pembunuh.

Bahkan dia tak habis pikir kalau dirinya sekejam itu ternyata.

"Ayah sama bunda harap kamu mau liat dia. Udah sebulan keadaannya kacau kayak gitu, kita semua khawatir. Gak ada yang boleh masuk ke kamarnya siapapun, tapi mungkin pengecualian buat kamu."

"Tolongin yah, nak?" Pinta Cahaya dengan aura keibuannya.

Iris akhirnya mengangguk dan berjalan menaiki tangga dimana kamar cowok itu berada.

"Iris?" panggil seseorang dari belakangnya saat Iris belum sepenuhnya sampai di depan tangga.

Iris menatap Samudra bingung.

LASKAR [Completed]✔️Where stories live. Discover now