38-Mimpi buruk

31.9K 2.1K 85
                                    

"Rasa hangat ini, seolah memberitahuku bahwa kau lah bagian hati yang hilang itu. Kisah ini terasa seperti fantasi belaka. Kau dan aku tak akan pernah kita."

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Sejak hari itu, semua berjalan seperti semula saat tak ada Iris maupun Laskar. Tak ada Laskar dan Iris di kantin duduk berhadapan seperti beberapa bulan lalu.

Mereka membentak jarak seluas samudra. Salah satu ingin menatap, namun yang satu memalingkan tatap. Salah satu ingin menyapa kata, namun yang satu menunjukkan nestapa menutup kata.

Laskar dan Iris bagaikan Aurora yang indah di padang pasir yang gersang. Mungkinkah itu? Jawabannya hanya satu.

Mustahil.

Dalam malam Laskar belum ada yang berubah. Mimpi itu masih sama, setiap hati, setiap malam bahkan kapan pun ia menutup mata.

Sudah empat tahun, namun selalu terulang berkali-kali tanpa lelah dan sekarang malah bertambah.

Brakkk....

MA?!!

MA?!! TOLONG... TOLONG!!

Darah bercucuran, mobil itu hancur terbolak-balik. Anak laki-laki berumur 14 tahun itu berusaha memeluk dan melindungi tubuh wanita itu tanpa mempedulikan dirinya.

Kepalanya terhantam besi keras dan serpihan kaca menusuk tubuhnya namun tak ada yang mempedulikan mereka sampai akhirnya ia menutup mata dengan memeluk tubuh Ibunya. Gelap, sesuatu yang aneh terjadi.

Dia ada di suatu tempat yang seharusnya tak akan pernah kembali, namun dia hidup, seseorang memberikan hidupnya untuk anak itu.

Kenapa kamu selalu jatuh waktu pakai sepatu bertali?

Mata kamu cantik...

Ini buat kamu...

Kita sahabat...

Hahaha... Yeah papa pulang!! kita main basket pa, siapa yang kalah kena jotosan...

Hiks... hiks...

Lo pembunuh...!!

Gue benci sama lo...!!

PEMBUNUH...!!

PEMBUNUH...!!

HIKS... HIKS... !!

Laskar terbangun dari mimpi buruknya bersamaan dengan detak jantungnya yang bergemuruh hebat. Ia menundukkan kepalanya dan menjambak rambutnya yang basah karena keringat yang bercucuran.

Mimpi mengerikan itu terus terulang dan sekarang bertambah dan semakin nyata.

Namun semuanya masih semu, hanya seperti sebuah bayang-bayang tanpa tuan. Tapi perasaan itu seolah nyata, rasa sakitnya dapat dengan jelas dirasakannya.

LASKAR [Completed]✔️Where stories live. Discover now