34-Truth or dare

31.8K 2.2K 56
                                    

"Ku harap memang begitu. Senja itu akan kembali dan aku akan menunggunya, bingkisan sederhana untuk soreku dan tempat untuk jinggaku."

Kebiasaan para cewek ketika melihat pemandangan bagus itu, langsung cari angle terbaik untuk jempret foto sebanyak-banyaknya. Para cewek-cewek itu dengan gampangnya berbaur dan saling menebar tawa.

Iris ikut sebagai salah satu dari mereka, namun langsung berjalan mundur saat matanya menangkap Laskar dan Elthan berdiri di ujung sana, menatap senja yang jingga itu.

"Iris?" panggil Zona yang datang dari belakangnya. Dia berdiri dengan para cowok yang lain di sana.

"Kenapa?"

"Lo mau ke sana, kan? Panggilin abang gue sekalian, yak?!" Pinta Zona pada Iris seraya menunjuk kedua cowok di sana.

Iris mengangguk kecil dan berjalan menuju kedua cowok itu.

"Elthan?" Panggil Iris.

Mereka berdua serempak membalikan tubuhnya menatap Iris.

"Iris, kenapa?" Tanya Elthan.

"Kamu dipanggil sama Zona." Jawab Iris sekenanya.

"Adek gue? Mau ngapain?"

Iris hanya mengangkat bahunya acuh dan Elthan hanya mengangguk kecil.

"Kalo gitu aku ke sana dulu." Pamit Elthan lalu mengelus singkat pucuk kepala Iris.

Laskar menyeringai kecil melihat pemandangan itu lalu kembali membalikkan tubuhnya.

"Senjanya bagus yah, dari atas sini." Seru Iris dengan mata berbinar menatap Senja.

"Gue nggak suka senja." Balas Laskar cepat dan acuh yang langsung menarik perhatian Iris.

"Kenapa?"

Laskar tampak berfikir sebentar dan berkata. "Dia datang tiba-tiba, tinggal sebentar lalu pergi meninggalkan rindu."

"Bukan pergi. Hanya memberi kesempatan untuk bulan menyinari langit malam. Nanti waktu sore datang dia juga kembali lagi."

"Lo yakin dia bakal kembali lagi?"

"Yakin. Lo cuma harus percaya dan menunggu."

Laskar beralih menatap Iris dan dibalas tatapan mata cokelat indah milik Iris.

"Gue harap dia benar-benar datang, karena gue di sini menunggu." Tatapan mata tegas Laskar masih menatap mata Iris dan menguncinya di sana.

***

Malam yang indah itu pun tiba, mereka sudah berkumpul bersama membentuk lingkaran dan bersiap dengan sebuah botol untuk permainan mereka.

"Gue mulai sekarang. Hati-hati lo pada,"

Nico menyeringai devil lalu mulai memutar botolnya dan... berhenti tepat menghadap Elthan.

"Hehe... seru nih. Truth or dare?" tanya Nico.

"Dare." Balas Elthan dengan santai. Toh, tak ada kebenaran apa-apa yang disimpannya. Dare lebih menantang.

Nico kembali menyeringai mencurigakan. "Pegang tangan Iris sampe acara ini selesai gimana, dare?"

Elthan tersenyum penuh kemenangan. Itu mah bukan dare, tapi berkah. Tentu Elthan menerimanya dengan senang hati kecuali Laskar yang lagi-lagi menggeram kesal.

Cowok itu memasang raut muka sedatar-datarnya. Elthan tersenyum pada Iris. "Kita harus terima tantangannya." Bisik cowok itu lalu menggenggam tangan Iris.

LASKAR [Completed]✔️Where stories live. Discover now