30-Makam

35.7K 2.5K 53
                                    

Hai... Hai ?!😂 Long time no see 😊

Seperti biasa, hari Senin bakal ada double up. So ditungguin akunya  dan buruan baca ceritanya 😉

Jangan lupa vote 🌟
Coment 🙏

Happy reading 😉

***

"Ada luka yang tidak pernah terlihat pada tubuh yang lebih dalam dan menyakitkan daripada apapun yang berdarah."

"Lo mau bawa gue kemana, sih?"

Iris terus menatap heran Laskar dari belakang cowok itu. Rasanya tenggorokannya sudah kering karena habis berteriak dari tadi, tapi bukan balasan yang diterimanya, malah ejekan.

"Diem deh. Bawel banget."

Iris mendengus kesal dan akhirnya menyerah untuk bertanya. Semakin lama, cowok itu semakin berbuat semaunya pada Iris. Contohnya ini. Entah Iris mau dibawa kemana pun, ia tak tahu.

Laskar menghentikan motornya setelah sampai di tempat tujuannya sedangkan Iris semakin bingung dan heran.

"Turun." Suruh Laskar namun Iris masih diam ditempatnya. Menyadari hal itu, Laskar lebih dulu turun setelah melepaskan helmnya.

Iris masih diam di atas motor dan Laskar yang paham dengan keterdiaman cewek itu berinisiatif sendiri membuka helm Iris dan menarik wajahnya menghadap Laskar.

Iris menatap Laskar dengan wajah datarnya. "Kenapa kita ke sini?" Tanyanya.

"Turun dulu." Suruh Laskar lagi lalu mengulurkan tangannya untuk membantu cewek itu.

Laskar menatap Iris lekat. Iris turun dari motor itu tanpa menerima bantuan Laskar dan langsung berjalan memasuki tempat itu.

Laskar hanya mengangkat bahunya acuh lalu menurunkan tanganya.

"Emang lo tau kita mau kemana?" tanya Laskar yang berjalan tepat di belakang Iris.

"Kenapa lo tau tempat ini? Dan kenapa lo bawa gue ke sini?"

Sekarang Iris menghadap cowok itu membuat langkah mereka berhenti.

Laskar berdecak sebal.

"Kalo orang nanya dijawab. Bukan malah nanya balik."

"Yaudah ikut."

Laskar berjalan melewati Iris dan memimpin langkah mereka. Iris masih dengan rasa bingungnya sampai Laskar berhenti tepat di depan gundukan tanah yang sudah dipenuhi rumput hijau yang tertata rapi.

Laskar berjongkok di depan gundukan tanah itu dan refleks membuat Iris terpelonjak kaget.

"Lo? Kenapa bisa?" Tanya Iris masih dengan tatapan tak percayanya.

Laskar tersenyum kecil dan tatapannya berganti menatap langit.

"Pas banget waktunya, cuma satu yang kurang. Hujannya udah berhenti." Ucap cowok itu ambigu.

Iris mengerutkan keningnya dan Laskar masih tersenyum kecil.

"Inget nggak, satu tahun yang lalu di tanggal ini dan di waktu ini. Waktu pelangi datang setelah hujan di langit senja. Lo duduk di sini dan gue berdiri di tempat lo berdiri sekarang."

Iris semakin terpelonjak kaget. Tak ada sekalipun hal yang Iris lupakan tentang datang ke tempat itu. Bahkan Iris menghitung dan menuliskan semuanya di diary maronnya.

LASKAR [Completed]✔️Where stories live. Discover now