41-Returning memories

31.4K 2.2K 196
                                    

"Andai aku bisa memutar waktu. Bisakah aku mengulang semuanya, ku jalani hari-hari ku bersamamu. Bahkan saat aku tak dapat mengulangnya, akankah kau menungguku sampai ku temukan jalan kita berjumpa?"

***

Tap

Tap

Langkah kaki panjang dan terburu-buru itu menuruni tangga dengan kecepatan kilat, napasnya sesak dan jantungnya berdebar tak karuan bahkan belum apa-apa keringatan sudah bercucuran membasahi wajahnya.

Ia meninggalkan kamarnya dengan ponsel yang jatuh di lantai, masih dengan layar ponsel dengan kalimat yang sempat terhapus berkali-kali yang belum terkirim.

Happy birthday, Pe....

Laskar sampai di rumah sakit dengan air mata yang setetes demi setetes berjatuhan bersamaan dengan langkah kaki jenjangnya.

BRAKK...!!

Didobraknya pintu ruangan yang sudah seperti kamar tidur untuk wanita tercintanya selama empat tahun itu. Semua orang di dalam sana memekik kaget dengan kedatangan Laskar yang tiba-tiba.

"Ma? Gimana, mama saya tante?" desak cowok itu pada dokter wanita yang yang berdiri tepat di samping mamanya.

Cahaya melepas genggaman tangannya pada Annastasia dan memberikan tangannya pada anak itu.

"Mama kamu mau bicara." Ucap Cahaya namun Laskar masih sulit mempercayainya.

Laskar sedikit demi sedikit beralih menatap Annastasia yang matanya belum sepenuhnya terbuka. Wanita itu berusaha dengan keras untuk memberikan barang sedikit dari senyumnya, mungkin untuk terakhir kalinya.

"Ma?" panggil Laskar dengan sebelah tangannya mengelus surai panjang Mamanya.

Annastasia meneteskan air matanya.

"Ma... maafin, ma... mama, nak." Ucapnya bersusah payah.

Laskar menggeleng cepat.

"Apa maksud mama? Jangan bilang kayak gitu, ma. Mama udah bangun, Laskar seneng ma. Mama harus bertahan. Liat ma, Laskar udah dewasa sekarang, Anna juga."

"Jangan minta maaf, jangan tinggalin Laskar." Pinta cowok itu dengan lirihnya.

Annastasia memejamkan matanya sebentar lalu kembali tersenyum kecil.

"Mama sayang kalian, sayang Laskar sampai kapan pun Laskar akan tetap jadi anak mama, walau bukan anak kandung mama."

TUT---TUT----TUT------------------

Laskar memelootkan matanya kaget, ia menggeleng tak percaya dan berteriak tak terima.

"Nggak! Mama nggak boleg pergi!"

"MA! JANGAN TINGGALIN LASKAR!"

"Arrrggghh... Laskar anak mama, kalo bukan anak mama, Laskar anak siapa?! Laskar cuma mau mama! MA!"

Dia... wanita itu telah pergi. Laskar menjatuhkan tubuhnya bersamaan dengan tangan Samudra yang menangkapnya dengan cepat.

"Maafin papa," lirih pria itu.

Laskar menatap papanya penuh kebencian dengan air mata yang membasahi wajahnya. Cowok itu menarik kerah baju Samudra kuat-kuat.

"Kenapa nggak nyalahin Laskar lagi?! Kenapa nggak mukul Laskar ajah! Bukannya Laskar alasan mama kecelakaan dan papa nggak pernah pulang ke rumah?! Papa nyalahin Laskar buat semua ini, kan? Nggak pernah pulang dan gak mau ketemu Anna!!"

LASKAR [Completed]✔️Where stories live. Discover now