Hutan tebal itu diselusuri penuh tekad . Mereka benar-benar berazam untuk menghabiskan semuanya malam ini .
Ammar mengetuai pengembaraan mereka. Diikuti Maryam , Zetty , Naim , Asyikin kemudian Faisal . Mereka tidak bercakap walau sepatah .
Hanya betah untuk fokus kerana suasana malam itu menyukarkan mereka untuk melihat dengan jelas .
Namun dengan bantuan Ammar , segalanya tampak mudah . Bendera dan tali yang terpacak sepanjang perjalanan turut membantu . Kata Ammar ia untuk membantu andai ada pelajar/pelancong yang sesat .
Andai saja tali dan bendera seperti ini tersedia 9 tahun lalu , pasti mereka tidak mengalami kesukaran dahulu , getus Asyikin .
" Jauh lagi ke ?" soal Maryam , yang sudah semakin lelah .
Sudah hampir 40 minit mereka berjalan .
" Sikit lagi , " Balas Ammar . Dia nampak tenang . Mungkin sudah biasa melakukan aktiviti seperti ini .
" Kita lepak jap . Aku penat , " ujar Maryam.
Air mineral diteguk rakus . Mereka duduk di lantai hutan kemengahan mencari nafas.
Zetty memandang sekeliling hutan . Seperti dahulu , dia dapat rasakan satu aura yang kuat . Kepalanya mula berpinar.
Naim memandang Zetty . Dia perasan riak wajah gadis itu agak berbeza .
Zetty bergerak agak jauh sedikit dari kalangan mereka .
Perlahan-lahan lengan bajunya ditarik . Kelihatan kesan lebam disepanjang lengannya itu .
Giginya diketap .
Sakit itu perlu ditahan .
" Kenapa dengan tangan kau ? "
Zetty terpana apabila Naim tiba-tiba merangkul lengannya .
" Aduh , "
" Ini perkara yang sama aku nampak dekat badan kau semalam . Apa yang kau sembunyikan dari aku , Zetty ? " soal Naim separa berbisik . Tidak mahu mereka yang lain mendengarnya .
Zetty diam . Lengannya yang dipegang oleh Naim cuba direntap kasar namun malangnya pegangan Naim lebih kuat .
" Cakap , " gesa Naim .
Nafas diambil dalam . Dia tidak tahu mengapa dia benar-benar lemah apabila bersama Naim . Sejak dahulu , dia terlalu lemah tatkala Naim berada dihadapannya .
Naim menarik lengan Zetty menghampirinya , seakan mendesak .
" Ini ... janji aku pada 'dia' , " bisik Zetty lalu melepaskan pegangan Naim . Dia bingkas pergi jauh dari lelaki itu .
Naim memandang Zetty yang berlalu pergi itu .
Janji ?
===========
" Dekat sini ada air terjun tak ? " soal Faisal pada Ammar . Sekadar menguji pengetahuan lelaki itu tentang hutan Nuang .
Ammar menghentikan langkahnya , lalu berpaling memandang Faisal yang berada di belakangnya .
" Air terjun ? " soal Ammar kembali . Wajahnya keliru .
Sah .
Sah Ammar tidak tahu.
Faisal menggeleng . " Aku tanya je , " bohongnya lalu memberi pandangan penuh erti pada Naim .
Ammar yang sememangnya dilahirkan blur itu sekadar meng'oh'kan penyataan Faisal .
Dalam mereka tidak sedar , hujan renyai mulai turun perlahan .
Asyikin mengeluh . Tidak bolehkah perjalanan mereka tenang dan rileks ?
" Weh Ammar , jauh lagi ke ? Hujan dah turun ni , " soal Maryam gelisah . Sudahlah malam , hujan pula .
" Dah dekat dah . Dalam 10 minit lagi sampai rasanya . Kalau kita jalan cepat , mungkin kita boleh sampai sebelum hujan lebat , " kata Ammar sambil tersuluh-suluh pada lantai hutan . Dia juga takut terganggu dengan suasana hujan itu .
Mereka semua pantas mengangguk tanda bersedia .
" Pastikan korang ikut aku , jangan terlepas " pesan Ammar kemudian dia kembali mengetuai perjalanan .
Yang lain tidak banyak bicara , sekadar bersetuju . Hujan tidak membenarkan mereka untuk terus leka dan melambatkan waktu .
Sudah hampir 7 minit mereka merentasi hutan penuh tebal berserta hujan renyai itu , akhirnya mereka terlihat sesuatu dari kejauhan .
Satu cahaya dari sebuah perumahan usang tidak jauh dari tempat mereka berdiri .
Ammar tersenyum kecil kemudian langkahnya dipercepatkan .
Asyikin yang melihatkan itu mulai teruja . Namun tidak pada Zetty .
Dia merasakan satu perasaan yang amat kuat . Ganjil . Asing .
Dalam suasana malap itu , Ammar mengetuk pintu kayu rumah tersebut .
" Assalamualaikum abah ! "
Namun pintu terkuak sendiri . Tidak berkunci .
Ammar berkerut aneh .
Jarang sekali abah tidak mengunci pintu rumah , lagi2 pada waktu malam .
Ammar melangkah masuk .
Diikuti yang lain .
Suis lampu dibuka kemudian Ammar segera bergerak ke kamar abahnya . Mungkin abahnya sedang tidur jadi dia tidak mahu mengganggu .
Tapi ternyata kosong . Malah katil abahnya tegang tidak berusik .
Ammar kembali pada yang lain.
Wajah mereka semua pucat.
Asyikin terjelepuk di lantai.
Naim bermundar mandir .
Zetty bernafas tidak teratur .
Manakala Faisal sudah bersandar lemah pada dinding .
Ammar berkerut .
Ada sesuatu yang pelik .
Di mana abahnya pada waktu sebegini ?
Dan ...
Di mana Maryam ?
:::::::::
( Sis tahu sis update sikit je tapi ni pun sis curi2 update je sebenarnya 😭😭 Slowly but surely okay ? 😭 Komen banyak2 supaya sis tak give up nak update untuk habiskan Penjaga 2 okay ? Much loveeeeee ❤❤❤❤❤❤❤ )
YOU ARE READING
PENJAGA 2 ✔
Mystery / Thriller"Dia akan terus menghantui kita," ujar Zetty gentar. Bibirnya pucat menandakan dia serius dengan kata-katanya. Seketika kemudian, satu jelmaan muncul dibalik badannya. - Mereka bersedia, merungkai misteri Melati. Gabungan genre seram, thriller, roma...