Jadi?

4.1K 523 28
                                    

Happy reading

Ceklek

"MAMA RENDI BAWA CALON NIH"

PLAK

Gua mukul kepala belakang Rendi yang kalau ngomong sembarangan ga kaya Kak Renjun yang ngomong nya irit.

"Rendi? " Kita nengok ke arah perempuan yang Gua ketahui Mamanya Kak Renjun, Kita pernah ketemu waktu Gua ngerobohin pager dan nimpa Kak Renjun.

"Loh Kamu yang waktu itu jatuhin pager kan? " Gua ngangguk dan senyum canggung sambil salim ke Mama Kak Renjun.

"Loh udah kenal ama si Hana Mah? Bagus deh kalau gitu besok Lu udah bisa kerja di sini Han, JADI BABU HAHAHAHAHA" Gua senyum kecut ke arah Rendi, apa kata nya? Jadi babu? Yakali Gua jadi babu, nyapu aja ga pernah bersih :'(.

"Maaf ya Rendi emang suka gitu" Gua ngangguk lagi dan senyum manis ke Mama Kak Renjun dan mendelik ga suka ke arah Rendi.

"udah ya Mah Rendi ganti baju dulu" Rendi langsung jalan ke arah kamar nya yang ada di lantai 2, Gua cuma ngeliatin punggung Dia yang ngejauh, di banding sama Kak Renjun, Rendi emang lebih asik dan enak di ajak bercanda, jadi nyaman deh eh.

"Kamu kenal Dia sebagai Rendi? " Gua ngalihin pandangan Gua ke Mama Kak Renjun yang lagi introgasi Gua sekarang, seakan akan Gua pembunuh yang telah melakukan pembunuhan sama anak nya.

"Engga, Aku kenal Dia juga sebagai Kak Renjun" Jawab Gua dan tersenyum canggung, Mamanya Kak Renjun senyum tulus dan ngegenggam tangan Gua.

"Bunda minta tolong ya, jangan kasih tau siapa siapa kondisi Renjun, Dia ga akan suka kalau orang lain tau soal ini, kamu tahu kenapa Dia menjadi pribadi pendiam dan dingin, anti sosial dan tidak peduli, itu semua karena kondisinya sekarang" Gua cuma ngedengerin cerita Mama Kak Renjun, atau harus Gua panggil Bunda?.

"Renjun ga mau ikut terapi, Dia bakalan terapi kalau punya alasan yang kuat buat kembali normal, dan selama 1 tahun ini Dia belum menemukan alasan itu" Gua ngerutin dahi bingung, alasan yang kuat? Maksudnya gimana, otak dangkal ku tidak bisa mencerna dengan baik perkataan Bunda.

"Kamu tunggu bentar ya, Bunda mau balikin Rendi jadi Renjun dulu" Gua nahan tangan Bunda yang mau berdiri, dengan segenap rasa kesungguhan di dalam hati ini Gua natap mata nya dengan sedikit memelas.

"kasih tau Aku gimana caranya, biar Aku aja yang ngelakuin itu"

•••

"Mark" Mark nengok ke sumber suara yang memanggil namanya, menatap malas pada gadis yang sedang berlari kecil menghampirinya.

"pulang bareng yu" Mark menghembuskan nafas boros, jujur Dia sedang ingin sendiri sekarang, fikiran nya yang sedang menghawatirkan Hana-gadis yang Dia suka- serta Renjun yanh merupakan pacar dari Hana sekaligus sahabat Dia.

"ga bisa mau ke rumah temen" Tampak tatapan kecewa dari kedua mata indah itu, tidak peduli dengan gadis itu Mark kembali berjalan untuk menaiki angkutan umum.

"Aku udah ngalah Mark, Aku terima Kamu mutusin Aku dengan alasan bosan yang selalu Kamu keluhkan, tak bisakah Kita tetap berteman" Mark menghentikan langkah nya begitu mendengar perkataan dari Koeun.

prince | Huang RenjunWhere stories live. Discover now