Prolog

508K 9.9K 225
                                    

Ini adalah repost yang akan di-update hingga tamat seperti sebelumnya. Akan di-update tiap hari (jika tidak lupa)

Tangan perempuan itu perlahan mengetuk pintu di depannya dengan pelan. Tak mendapatkan jawaban, selama beberapa detik, perempuan itu diam bersabar menunggu pintu ruangan itu terbuka. Jika saja interkom yang terhubung dengan ruangan bosnya itu tidak rusak, Valerie Dandelion Selvig tidak akan mau repot-repot mengetuk pintu coklat panjang di depannya yang memiliki papan hitam dengan garis berwarna putih yang bertuliskan:

President Director's Room

Tak ingin berdiri lebih lama di sana, Valerie lalu membuka pintu itu dengan sekali sentakan. Dan pemadangan di depannya membuat wajah Valerie menjadi datar. Memang, bukan hal yang lumrah saat melihat atasannya sedang bercumbu di kursi kebesarannya itu. Namun, mengingat jika Valerie sudah berdiri agak lama di depan pintu dengan alasan yang sangat menyebalkan ini, membuat Valerie mau tak mau merasa kesal melihatnya.

Si brengsek itu!!, batin Valerie kesal, namun wajahnya tetap datar. "Mr. Damian."

Panggilan itu membuat 2 orang yang saling menyentuh dengan asgesif itu menghentikan aktifitasnya seketika. Valerie lalu menatap jam di pergelangan tangannya, seolah bosan saat bosnya buru-buru mendorong perempuan yang duduk di pangkuannya dan segera merapikan pakaiannya yang berantakan akibat kejadian barusan.

"Miss Selvig, seharusnya kau tidak muncul selancang ini," kata Alarick Kaslov Damian, bos Valerie yang kini menatap kesal pada sekertarisnya itu.

Valerie hanya diam dengan tenang saat ditatapi seperti itu. "Mohon maaf karena saya mengganggu kesibukan Anda. Apalah daya saya sebagai sekertaris yang mempunyai interkom rusak tak terpakai dan hanya dapat berdiri setengah jam lebih sambil mengetuk pintu berulang-ulang namun tak ada tanggapan dari bos saya yang sedang sibuk itu." ocehnya dramatis dan setengah berbohong. Karena kalian sendiri tahu jika Valerie hanya berdiri sebentar di depan pintu bosnya.

Alarick mendesis kesal. "Jangan berlebihan. Perempuan jalang itu baru datang sekitar 20 menit yang lalu."

"Tepatnya, 24 menit yang lalu, Sir."

"Dan bukan berarti kau bisa mencerewetiku seperti itu."

"Baik, Sir," kata Valerie dengan datar, lalu kembali menatap jam di pergelangan tangannya. "Maaf lagi-lagi harus mencereweti Anda, Sir. Hari ini, kita harus segera pergi ke bandara. Asisten pribadi anda sudah berada di sana. Lengkap dengan bodyguard yang akan menemani Anda ke Indonesia."

"Negara itu lagi?" delik Alarick, lalu melirik perempuan yang barusan bercumbu dengannya dan dipanggilnya jalang itu dengan kesal. "Kenapa kau masih ada di sini?! Pergilah! Kau hanya menambah kekesalanku saja."

"Tapi bayaranku-"

"Akan kutransfer. Orang kaya sepertiku tidak akan kabur." ucap Alarick sombong, membuat Valesrie menghela napas kesal dan diam saja saat perempuan yang habis di cumbu Alarick itu pergi. Kembali, Alarick mengalihkan perhatiannya pada Valerie. "Kau ikut."

"Di jadwal hanya tertera jika-"

"Aku bosnya!"

"-Anda dan asisten pribadi juga perwakilan perusahaan saja yang wajib ikut, Sir."

Alarick memelototi sekertarisnya. "Ingatkan aku untuk segera memecat sekertaris menyebalkan sepertimu."

"Saya tak akan mengingatkan Anda tentang itu."

"Valerie!"

"Baik, Sir. Saya akan mengingatkan Anda untuk segera memecat saya."

"Valerie..." geram Alarick dengan kesal. Matanya memelototi Valerie seolah terdapat api yang berkobar di dalamnya. Alarick lalu berdecak sebal saat melihat Valerie diam saja dengan wajah datar. "Ganti. Ingatkan saja aku untuk segera menidurimu."

"Tidak, Sir. Lebih baik saya mengingatkan anda untuk memecat saya saja."

Alarick kali ini tersenyum miring. Dia kemudian memutari mejanya dan berdiri membelakangi meja dengan bokongnya yang menempeli meja, juga tangannya yang bersidekap seolah ingin mengintimidasi Valerie. Senyum miringnya berubah menjadi senyum menggoda. "Apa kamu tidak pernah membayangkan akan melakukan sex di meja ini denganku?"

Tentu saja pernah, bodoh!, Valerie membatin, namun tidak menjawab pertanyaan bosnya dan diam dengan tenang.

"Tidak pernah?" tanya Alarick, seolah itu adalah jawaban dari Valerie atas pertanyaan Alarick sebelumnya. Alarick lalu berjalan pelan ke arah Valerie, mengintimidasi dengan salah satu tangan yang di masukan ke dalam celana. Tatapannya saat ini berubah menggelap saat jaraknya dan jarak Valerie tinggal sejengkal. Dada mereka yang terbalut pakaian bersentuhan, dan sukses membuat Alarick menggeram serak. Manik mata Alarick lalu menatap manik mata milik Valerie. "Tapi aku pernah membayangkanmu mengangkang di bawahku. Bahkan saat ini juga aku membayangkannya."

Dan hening. Hanya napas Alarick yang terengah dan napas teratur dari Valerie yang bersahutan yang terdengar di ruangan yang sangat luas itu.

Valerie lalu kembali melihat jam di pergelangannya. "Sir, kita harus segera berangkat sekarang karena-"

Ucapan Valerie terpotong saat tubuhnya terdorong ke depan dan menempeli tubuh Alarick dengan erat saat lengan lelaki itu melingkari punggungnya dan menyentak tubuh Valerie ke depan. Tatapan Alarick menggelap, namun kali ini terlihat marah dan bukannya bergairah. Napas Alarick memburu, membuat wajah Valerie terkena udara dari napas Alarick akibat wajah mereka yang terlampau dekat. Tangan Alarick makin menarik tubuh Valerie, membuat tubuh keduanya menempel erat. "Ingatkan aku untuk membuat wajahmu yang sangat tenang itu berganti menjadi memerah saat aku menidurimu. Ingatkan aku untuk membuat suara datarmu itu menjadi desahan saat kau di bawahku."

Setelah itu, Alarick melepaskan pinggang Valerie, dan lelaki itu pergi terlebih dahulu dengan Valerie yang menatap punggung bos mesumnya itu dengan kesal. "Aku tidak akan mau tidur dengan Iblis sepertimu!" serunya kesal, lalu melangkah dengan kaki yang di hentak kencang sebelum berjalan tenang menyusul bosnya.

Sebagaimanapun Valerie menginginkan Bosnya, dia juga tidak ingin diperlakukan rendah seperti itu.

Cerita ini hanya fiktif belaka dan MENGANDUNG SARA dikarenakan masa lalu salah satu karakter cerita!! Cerita ini dibuat saat saya masih pertama kali nulis cerita jadi masih terdapat SARA di sini. Dianjurkan bagi yang sensitif untuk tidak membaca lebih lanjut.

Diharapkan bagi yang tidak tahu mengenai arti SARA, lebih baik mencari tahunya terlebih dahulu.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang