Bastard 4 : Kaos Kaki Alarick

227K 6.4K 134
                                    

Valerie mengerjapkan matanya saat merasakan sesuatu yang bergerak menggerayangi tubuhnya. Tersentak bangun karena mungkin saja itu binatang, Valerie mencoba duduk namun terjerembab kembali saat tangannya tidak dapat bergerak. Valerie mengangkat wajah, dan menemukan tangannya terikat sebuah dasi yang mengikat kepala ranjang.

"Sudah bangun?"

Suara itu membuat Valerie mengalihkan pandangannya, dan menemukan Alarick yang sedang membuka kancing kemejanya satu persatu. Mulut Valerie terbuka setengah saat melihat tubuhnya sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Bahkan selimut hotel pun entah berada di mana. "Sir." Ucap Valerie dengan panik.

Alarick menyeringai. "Baguslah. Aku bisa mendengar desahanmu daripada suara mendengkurmu. Jadi Vale, mari kita mulai permainanku."

Valerie menatap panik. Dia tidak bisa ke mana-mana sekarang. Tubuhnya terikat di ranjang.

Alarick membuka kemeja di tubuhnya dan melemparnya ke sembarang arah. Dia merangkak naik ke atas tubuh Valerie dan menopang tubuhnya dengan tangan saat wajahnya sudah sejajar dengan wajah Valerie. "Kau tidak akan bisa ke mana-mana, sekarang," katanya serak, lalu menurunkan wajahnya dan menjilat cuping telinga Valerie, membuat sekretarisnya itu mengerang lirih. "Aku seharusnya melakukan ini dari dulu. Mengikatmu di ranjang, dan memasukkan kejantananku pada lubang vaginamu." Ucapnya sambil memasukkan lidahnya pada lubang telinga Valerie. Valerie mendesah.

"Sir hah jangan lakukan ini." Lirih Valerie saat Alarick menjilat belakang telinganya. Lidah Alarick kemudian menjilat sekitar rahang Valerie, mengecupinya dalam dan menggigit dagu Valerie dengan gemas.

"Aku akan melakukannya. Kali ini, kau tidak bisa menolakku." Kata Alarick, dan mencium dalam-dalam bibir Valerie. Menggigit bibir bawah, lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Valerie. Lidah Alarick menjilat lidah Valerie, menggigit daging lembut itu, lalu menghisapnya dalam. Keduanya terengah keras. Alarick kemudian menurunkan wajahnya dan menjilati leher hingga tulang selangka Valerie. Menghisap kulit putih pucat itu, menggigit lalu mengecupnya saat tanda kemerahan sudah terlihat.

Mulut Alarick semakin turun, dan Valerie mencengkram dasi yang mengikatnya saat mulut Alarick mengulum puncak payudaranya. "Aahh, Sir."

Alarick menjilat puncak payudara Valerie, sedangkan payudara Valerie yang satunya lagi ia remas kuat tanpa menyentuh puncak payudara Valerie.

"Ah!" tubuh Valerie tersentak kuat dan dadanya berdebar hebat saat lutut Alarick yang masih terbaluti celana menyelip di antara pahanya dan menekan kuat kewanitaannya. "Aahh." Kepala Valerie sudah pening oleh gairah.

Alarick ada di mana-mana. Bibirnya berada di payudaranya, tangannya ada di payudaranya, dan kakinya berada di vagina Valerie, menggesek pelan dan membuat tubuh Valerie belingsatan.

Alarick melepaskan bibirnya dari puncak payudara Valerie, mengeluarkan bunyi plop yang membuat Valerie makin bergairah. "Teruslah mendesah, Valerie. Keluarkan suara seksimu itu."

Napas Valerie terengah dan tubuhnya bergetar hebat. Alarick memindahkan mulutnya dan mengulum puncak payudara Valerie yang satunya. Sedangkan tangan Alarick yang lain mengusap-usap perut Valerie, lalu menahan pinggang Valerie saat lututnya menggesek-gesek kewanitaan Valerie. Napas Valerie terputus-putus dan kewanitaannya berkedut kencang. Saat Alarick menggigit pucak payudara Valerie dan menariknya dengan gigi, saat itulah badai melandanya.

"Aaahh!" Teriak Valerie kencang. Tubuhnya bergetar saat orgasme melandanya dan membasahi celana Alarick.

Alarick tersenyum bagai iblis. "Kau menikmatinya, ya?" tanyanya puas.

Masih terengah pelan, Valerie menggeleng. "Kumohon hentikan."

"Hentikan menyiksamu? Baiklah, akan kuturuti." Ucap Alarick seraya memundurkan tubuhnya hingga wajahnya berada di depan vagina Valerie. "Mari kita menikmati hidangan pembuka."

Dan sebelum Valerie mengerti apa yang dilakukan Alarick, bosnya itu sudah membenamkan bibir di dalam sana, menghisap kencang dan membuat Valerie membuka mulutnya lebar akibat rasa nikmat yang melandanya. Desahan serak keluar dari mulut Valerie dan tubunnya menggeliat liar saat Alarick menjilati lubang vaginanya. Remasan Valerie pada dasi tersebut mengencang hingga tangannya memutih. Lidah Alarick berada di sana. Menjilati kewanitaan Valerie dengan lihai, memasukkan lidahnya ke dalam, lalu menggigitnya pelan. Alarick kemudian mencium lubang kewanitaan Valerie, dan naik ke atas. Tepat saat Alarick mengulum kloritsnya, Valerie mengejang dengan paha yang mencoba tertutup namun terhalangi oleh kepala Alarick.

"Aahh..." Desah Valerie kemudian saat jari tengah Alarick memasukki lubang vaginanya. Valerie mendesah kuat terus menerus saat tangan Alarick maju mundur memasukkinya dengan bibir yang mengulum klorits Valerie. Napas Valerie terengah kencang, dan saat itulah Alarick menambah 2 jarinya sekaligus, membuat Valerie mengernyit sakit sekaligus nikmat. "Ahhmm... Fuck! Harder, Sir! Faster!"

Oh ya ampun. Valerie tidak mengenali dirinya saat ini. Dia bahkan bisa merasakan Alarick tersenyum di kewanitaannya. Namun, tetap saja Alarick menurutinya. 3 jari di dalam Valerie itu kini melaju kencang, membuat desahan Valerie juga keluar dengan kencang saat siksaan Alarick terasa sangat nikmat. Tubuh Valerie menggeliat saat lidah Alarick menekan kloritsnya dan jari-jari itu tidak memelan barang sedetik pun. Tubuh Valerie bergetar dan siap meledak. Mulutnya terbuka lebar dan orgasme paling menakjubkan menghampirinya, membuat Valerie bernapas sesak saat tubuhnya bergetar cepat.

Alarick memelankan laju tangannya. Kini dia duduk di antara paha Valerie dan tersenyum lebar. Ia menarik jarinya, lalu mengangkat jarinya yang banjir itu ke hadapan wajahnya. "Wow Valerie. Banyak sekali cairanmu. Sangat nikmat, ya?" tanyanya dengan seringai puas, lalu menjilati tangannya yang basah dengan mata terpejam nikmat. Selesai membersihkan tangannya, Alarick menyeringai. "Saatnya hidangan utama." Bisiknya serak.

Alarick membuka kancing celananya, lalu membuka resleting celananya.

"Sir."

"Sabar, Valerie, aku sedang membuka celanaku dulu."

"Apakah sekarang sudah pagi?"

"Ya. Tapi, kau tenang saja. Aku bisa menghentikan ini besok atau minggu depan. Kau tenang saja. Kau bisa meminta lagi jika tidak puas."

"Bukan itu. Apakah Anda lupa jika pagi ini kita seharusnya sarapan bersama?"

Alarick menghentikan gerakannya yang sudah akan membuka celana dalam. Saat itulah, ketukan pintu terdengar. Lalu sebuah suara menyusul. "Cucu brengsek! Aku menunggumu sejam, tapi kau melupakan janjimu?? Buka! Buka brengsek!"

Alarick mengeram. "Sialan. Haruskah dia datang sekarang?" tanya Alarick kesal, lalu mengambil selimut di lantai dan menyelimuti tubuh telanjang Valerie. Dia membuka ikatan tangan Valerie, dan langsung memakai celananya kembali. Suara gedoran pintu masih terdengar, kali ini disertai sebuah tendangan di pintu. "Pakai pakaianmu. Setelah itu, kita lanjutkan ini semua di LA." Peritah Alarick, lalu menuju ke kamar mandi.

"Anda akan ke mana, Sir?"

"Mandi. Kau buka pintu, dan katakan pada Pak Tua itu kalau aku sedang mandi dan akan bersiap-siap." Perintahnya lagi.

Valerie melongo. Dia saat ini merasa tulang-tulangnya seperti jelly. Dan Alarick memerintahkannya untuk menemui Kakeknya dengan keadaan Valerie yang sangat lemas? Dan lagi, Mr. Damian pasti akan bertanya-tanya mengapa Valerie berada di kamar Alarick.

Hancur sudah reputasi Valerie di depan Kakek mertuanya.

Kasihan sekali anakku tidak jadi memperkosa sekretarisnya.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Where stories live. Discover now