Bastard 15 : Iblis Tetaplah Iblis

137K 4.5K 215
                                    

Yang masih tanya di sini publish sampai tamat atau nggak, jawabannya adalah IYA. Tapi tetep, kalian harus ngikutin banget karena tetep, aku harus hapus sebagian setelah tamat demi keadilan untuk orang-orang yang udah beli ebook.

Dokter yang memeriksa Mr. Damian keluar dari dalam kamar UKS yang berada di dalam kantor perusahaan. Dahinya mengernyit. Valerie segera menghampiri dokter yang bernama Reno itu dengan raut wajah khawatir.

"Bagaimana keadaan Mr. Damian?" tanya Valerie cepat.

Dokter itu menghela napas panjang sambil menggelengkan kepalanya. "Saya tidak dapat memprediksinya. Penyakitnya sudah parah dan—"

"Apakah perlu ke rumah sakit? Apakah harus di rontgen? Apa seharusnya Mr. Damian dirawat di rumah sakit dengan penaganan yang serius?" tanya Valerie beruntun.

Dokter itu terlihat kelimpungan. Apalagi saat Valerie tiba-tiba menyerobot masuk ke dalam ruangan. Valerie kembali ke hadapan dokter tersebut dengan wajah garang. "Anda tidak menginfusnya??? Apakah Anda benar-benar seorang dokter??? Mana ada dokter yang membiarkan pasiennya lemah tidak berdaya tanpa bantuan alat lain untuk bertahan???"

Dokter itu makin kelimpungan dengan pertanyaan Valerie. "Um, Mr. Damian tidak memerlukan..."

"Kenapa??? Bukannya itu penangan terbaik yang seharusnya dilakukan dokter??"

Dokter itu menelan ludahnya susah payah dan melirik takut-takut pada Alarick yang berdiri santai dengan kedua temannya. Dokter itu kembali menatap Valerie. "Um, saya sudah memberikan suntikan dan obat untuk..."

"Apa itu cukup???"

"Sudahlah, Vale." Alarick akhirnya berbicara dan menarik tangan Valerie menjauh dari dokter tersebut. "Yang Kakekku butuhkan hanya kebahagiaan dan ketenangan. Memangnya, apa yang akan dilakukan pihak rumah sakit pada jantung Kakek? Satu-satunya jalan ya operasi pencangkokan jantung."

"Tapi tetap saja! Seharusnya..."

"Cucu-mantuku!" panggilan Mr. Damian yang lemah itu membuat Valerie segera beraksi dengan melepaskan tangan Alarick dan berlari ke dalam ruangan dengan tergesa.

"Sir!" Valerie membungkuk di samping Mr. Damian sambil menggenggam tangannya. "Sir, Anda baik-baik saja?"

"Tidak."

"Benarkah? Apa ada yang sakit? Apa kita harus..."

"Tidak, Valerie. Aku tidak membutuhkan rumah sakit." Kata Mr. Damian sambil pura-pura sesak napas. "Yang kubutuhkan adalah cepat-cepat melihatmu menikah dengan Alarick."

Valerie menghela napas panjang. "Anda ingin saya menikah dengan cucu Anda kapan? Tahun depan?"

"Minggu depan."

"What the fuck!!" umpat Alarick yang baru datang. Dia mendelik. "Apa tidak terlalu cepat?? Kenapa kau tidak sekalian saja meminta malam ini???"

"Itu memang ide bagus. Tapi, kau lihat sendiri aku sedang dalam keadaan lemah."

"Cih!"

"Sir! Anda tidak seharusnya berkata seperti itu pada Kakek Anda yang sedang sakit!!" marah Valerie pada Alarick dengan matanya yang melotot.

Alarick balik memelototi Valerie. "Kau membelanya?? Kau percaya dengan ak..."

"... Akhirnya kau akan menikah sebentar lagi, Alarick!!" teman-teman Alarick berseru senang sambil merangkul Alarick dengan kencang. "Kami turut senang, bodoh. Kau jangan gagalkan usaha keras Kakek Dami ya."

Alarick tersadar. Dia menelan ludahnya dan tertawa kencang sambil balas merangkul teman-temannya. "HAHAHA kalian memang teman setiaku."

"HAHAHAHA." Teman-temannya ikut tertawa.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Where stories live. Discover now