Devil 27 : Yang Terbuang

115K 4.3K 189
                                    

"ASTAGA NYONYA!"

Teriakan dalam bahasa Indonesia itu membuat Alarick segera terbangun dari tidurnya. Ia menelesuri kamarnya dan tidak mendapati Valerie di manapun. Alarick melompat dari kasurnya dengan panik dan keluar kamarnya dengan cepat. Ucapan-ucapan dengan nada khawatir namun menggunakan bahasa yang tidak dimengertinya itu membuat Alarick berlari cepat melewati koridor mansionnya dan menuju ke arah tangga.

Jantung Alarick seolah turun dari tempatnya saat mendapati kerumunan pelayannya di bawah tangga. "Valerie!" teriaknya khawatir dan berlari turun meniti tangga.

Pelayan Alarick menyingkir dan memberikan ruang untuk melihat Valerie yang duduk sambil memegangi keningnya. Alarick segera berjongkok di depan Valerie. "Astaga, Valerie. Kau jatuh dari tangga??? Kenapa kau tidak membangunkanku, sayang??"

Valerie masih memegangi keningnya dan menatap Alarick kesal. "Aku sudah membangunkanmu! Kau bilang akan bangun dalam 5 menit lalu memelukku. Tapi kau malah meneruskan tidurmu hingga aku harus turun ke sini sendiri!"

"Kenapa kau bisa jatuh, bodoh??? Memangnya kau anak kecil, hah???"

"KAU YANG BODOH!! SUDAH TAHU SELURUH TUBUHKU SAKIT AKIBAT YANG KAU LAKUKAN KEMARIN PADAKU!!"

Alarick mengerjap mendengar teriakan Valerie. Ia seketika salah tingkah. "Maafkan aku, sayang. Aku tidak bisa menahannya. Mana yang sakit? Perlu kupanggilkan dokter??? Ah, aku tidak percaya dengan dokter Indonesia. Apa aku harus panggilkan dokterku yang di LA??? Aku akan mengirim pesawat padanya!"

"Tidak perlu! Kau berlebihan." Valerie segera memegang tangan Alarick dengan kedua tangannya saat Alarick akan kembali ke kamar.

Alarick menahan napasnya seketika. Matanya menatap kening Valerie yang mengalirkan darah hingga pelipisnya. Jantung Alarick bergemuruh keras. Ia menangkup pipi Valerie dengan khawatir dan mengusap darah di pelipisnya.

"Kau berdarah." Bisiknya dengan napas tersendat. "Kita ke rumah sakit! Sekarang! APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?? PANGGIL SOPIR SEGERA!! BILA PERLU DATANGKAN AMBULANS KE SINI!! KAU TIDAK LIHAT ISTIRKU TERLUKA??"

Pelayan-pelayan segera terbirit mendengar teriakan Alarick. Sedangkan Valerie menutup kedua telinganya. Ia menatap Alarick tajam. "Tidak usah berlebihan, Alarick! Aku tidak apa-apa!"

Alarick segera memeluk kepala Valerie dan menyandarkannya ke dada. "Ya sayang. Bertahanlah. Jangan panik. Kau tidak akan baik-baik saja."

Velerie mendorong dada Alarick dan mendongak dengan raut wajah kesal. "Kau yang panik! Aku benar-benar tidak apa-apa! Ini hanya luka kecil, astaga!"

"Shit, darahnya tidak berhenti mengalir." Geram Alarick tanpa mempedulikan ucapan Valerie. Ia segera menggotong Valerie dan berjalan ke luar rumah. "Kita harus ke rumah sakit segera. BRENGSEK!! KENAPA MOBILNYA LAMA SEKALI!! KE MANA SOPIRNYA?? APA DIA INGIN KUPECAT??"

"ALARICK! Astaga, kau membuat kepalaku sakit. Kita mau ke mana??? Aku tidak mau ke rumah sakit! Ini hanya luka kecil! Jangan membuatku malu dengan kelakuan abnormalmu!!!"

"Tenanglah, sayang. Jangan panik."

"Kau yang harus tenang!! Kau yang panik, bodoh!!"

"Astaga, ke mana sopir sialan itu???"

"Alarick, dengar aku!" Valerie menangkup wajah Alarick dan membuat Alarick menatapnya. Valerie menyentuh lukanya sendiri dan menghapus darahnya. "Lihat. Ini luka kecil, bukan? Aku bisa mengatasinya! Aku sering terluka seperti ini. Malah bagus jika kepalaku berdarah."

Alarick menatap Valerie tajam. "Tidak. Itu tidak bagus sama sekali. SOPIR BODOH!! KE MANA KAU HAH?? MANUSIA INDONESIA MEMANG TIDAK BISA DIANDALKAN!!"

Valerie menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya. Pagi pertama rumah tangga mereka sangat berkesan. Amat sangat berkesan.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang