BAB 129 - Dua Orang Ini Lagi

408 8 2
                                    

Kami pertama menuju Zukhra, sebuah kota pos* di utara ibukota negara selatan, Lisscave. Tetapi saat ini, kami mengintai di dalam hutan di sekitar kota Zukhra untuk mendiskusikan sesuatu.
(* https://en.wikipedia.org/wiki/Post_town)

Menurut informasi yang telah Deizu dapatkan, fakta bahwa ia adalah seorang beastman, kemungkinan besar dia akan tertangkap jika kami nyelonong masuk kota. Ada kasus di mana para beastman terjebak di dalam kota dan menderita dampak yang besar.

Sampai kami berhasil menyelamatkan para beastman yang diculik dari ibukota negara selatan, lebih baik untuk kehadiran kami tidak terungkap semaksimal mungkin, kami berdiskusi mengenai itu sekarang.

Hasilnya, kami memutuskan untuk mengambil metode paling aman yaitu menempatkan kerah perbudakan yang tidak terisi sihir padanya.

Aku bertanya apakah dia merasa enggan atau tidak. Aku tidak punya waktu untuk memedulikan perasaan seperti itu karena aku mengutamakan menyelamatkan orang-orang yang terculik sekarang, kata Deizu. Aku memutuskan untuk mengikuti rencana ini karena perkataannya.

Sepertinya aku diharapkan menjadi masternya. Yah, Deizu bilang tidak apa sehingga aku tidak punya punya apa pun untuk dikeluhkan dalam hal ini. Tetapi Floyd memiliki kalung perbudakan karena suatu alasan, kenapa kau punya benda seperti itu....?

Saat ketika aku mencoba menuju Zukhra setelah menyelesaikan diskusi kami....

「Tolong tunggu!!」 (Ungu)

「Bisa tunggu sebentar!!」 (Pirang)

Dua teriakan terdengar dari belakang, menghentikan pergerakan kami. Menengok ke belakang, ke tempat suara itu terdengar, ada dua orang yang mana tampak sudah kutemui di suatu tempat sebelumnya.

「Tolong patuhlah dan beri kami uang kalian!!」 (Ungu)

Berkata demikian, dia mengarahkan pisaunya pada kami.....

「Hmm....? Apa kita sudah bertemu di suatu tempat?」 (Wazu)

「Ke-Kenapa tidak ada respon.... Hah? Kamu yang waktu itu!!」 (Ungu)

「A~ A~ Kau itu!!」 (Pirang)

Mereka berdua mengarahkan jarinya padaku. Hmm? Aku sudah bertemu dengan mereka di suatu tempat sebelumnya seperti yang kukira, tetapi di mana kami bertemu? Rambut pirang dan rambut ungu.... rambut pirang.... rambut ungu....

...........aah!!

「Kalian, dua orang yang melakukan tes bandit itu ya!!」 (Wazu)

「Sudah kuduga, orang pertamaku!!」 (Ungu)

(watashi no hajimete no hito :v)

*hening*

Udara membeku pada ucapan si rambut ungu. Kelompok wanita* langsung mengalihkan perhatian mereka padaku, semuanya tersenyum tetapi mata mereka tidak.
(*haremnya Wazu)

Aah, aku mungkin mati hari ini.... gak, gak, gak, bukan itu. Aku harus menerangkan kesalahpahaman ini dengan benar.

「Jadi begitu, kita sudah tidak bisa memojokkan Wazu-sama」 (Floyd)

「Pastikan kau bertanggung jawab!!」 (Grave)

Grave-san dan Floyd membuat masalah ini semakin runyam. Cengiran di wajah mereka membuatku kesal. Berhentilah bicara seolah menuangkan minyak pada api. Oke, biarkan aku memukul kalian setelah ini selesai.

「Ara-Ara, untuk berpaling dari kami, apakah kamu merasa bersalah karena sesuatu?」 (Naminissa)

Sebuah tangan memasuki pandanganku dan mencengkram pohon di belakangku, itu adalah tangan Naminissa. Aku dalam situasi dimana aku terhimpit di antara pohon dan dirinya sekarang.

Sono Mono Nochi Ni Nahato Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang