BAB 138 - Negara Ini Busuk

415 10 1
                                    

Ada lima prajurit yang mengenakan armor berat di depan gerbang. Satu orang berdiri di tengah gerbang sedangkan empat yang lain ditempatkan di setiap sisi untuk melindungi gerbang. Namun, aku tidak habis pikir pemandangan mereka yang dengan riang saling mengobrol sebagai prajurit yang menjaga gerbang.

Pedagang di depan kami melewati gerbang dan masuk ke dalam kota, jadi selanjutnya adalah giliran kami.

Aku dan Grave-san mengeluarkan kartu guild untuk ditunjukkan kepada penjaga yang di tengah. Sama seperti waktu kami memasuki kota Zukhra, kami mencoba membuat anggota lain dapat masuk dengan Grave-san sebagai penjamin. Sementara itu, prajurit yang lain memanggil anggota perempuan kami.

「*bersiul*..... barisan wanita cantik. Gimana kalau minum sama kami nanti malam? Dan kalau kalian menyukainya, kami juga bisa terus bersenang-senang sampai pagi saat di sana?」

「.........」

Anggota perempuan kami tidak menyembunyikan ketidaknyamanan mereka dan mengungkapkan perasaan kejengkelan mereka terhadap sikap prajurit itu, tak menjawab apa pun pada kata-kata prajurit seolah-olah memberi tahu "jangan bicara padaku".

Prajurit yang diabaikan itu mengangkat suara mereka dengan ketidakpuasan.

「Oi! kalian dengar aku!? Aku menyuruh kalian untuk menemami kami nanti malam kalau kalian ingin memasuki kota ini!! Kami bisa membuat kalian lebih puas ketimbang pria kurus---」

Prajurit itu tidak dapat menyelesaikan kata-katanya sampai akhir. Alasannya adalah karena ujung pedang pendek Sarona berhenti pada jarak setebal rambut dari tenggorokannya.

Narellina juga mengarahkan pedangnya kepada seorang prajurit dengan sikap yang sama sedangkan Haosui dan Floyd berdiri di depan dua prajurit lain, menghadang pergerakan mereka.

Floyd dengan senyum samar biasanya tetapi anggota perempuan memandang ke prajurit-prajurit itu dengan mata dingin.

「Bicara lagi..... akan kubunuh.....」 (Sarona)

Sarona hanya mengatakan itu dengan tatapan dingin pada wajahnya. Aku juga takut memandang ke pancaran haus darahnya yang meluap itu..... Yah, jika anggota perempuan kami tidak membuat pergerakan, aku akan memukul prajurit itu sendiri.

Deizu sebagai orang dewasa tidak mengatakan apa pun sambil menutup matanya dan melipat tangannya. Meskipun dia tetap tidak bergerak, ekornya terus memukul tanah dengan *peshi-peshi*, jadi kemungkinan dia juga kesal. Aku rasa dia melipat tangannya untuk menjaganya tetap dibawah kendali sehingga tanggannya tidak akan melakukan kekerasan.

Para prajurit yang tidak bisa mengikuti aksi mendadak ini tengah tidak dapat bergerak. Kalian mendingan berperilaku baik untuk kebaikan kalian sendiri.

Di sebelahku, Grave-san menggaruk kepalanya sedikit sebelum memanggil prajurit di depan kami.

「Ya ampun..... kalian lebih baik tidak menaruh tangan pada rekan-rekanku.....」 (Grave)

Prajurit itu mengeluarkan suara terkejut setelah mengkonfirmasi kartu guildnya Grave-san.

「Petualang..... S-rank-sama......」

Si prajurit yang memeriksa kartu guild, prajurit yang mencoba mengajak anggota perempuan kami, menunjukkan ekspresi kaget.

「Ya, benar! Lalu, bisa kami lewat sekarang? Kalian sudah bertindak kasar sebelumnya. Biasanya, aku akan mengamuk karena hal itu, tapi kali ini aku akan menutup mata. Mari tidak menanyakan masing-masing. Selain itu, aku akan bertanggung jawab untuk identitas rekan-rekanku, jadi tak ada masalah, bukan?」 (Grave)

「T-Tapi.... ada seorang beastman di kelompok anda, bukan? Untuk membiarkan barbarian beast asing ke dalam kota itu agak.... 」

「Beastman itu adalah budak pria di sebelahku, dia juga punya kerah(kalung) di lehernya jadi aku tidak melihat adanya masalah untuk membiarkannya memasuki kota, 'kan?」 (Grave)

Sono Mono Nochi Ni Nahato Where stories live. Discover now