BAB 143 - Cerita Lain 9 : Jangan Tinggalkan Aku

387 10 0
                                    

Narellina POV

Wazu terjatuh di hadapanku. Aku pun bergegas menghampirinya tapi aku tidak tepat waktu, lantainya sudah tertutup.

Karena Meru muncul bersamaan dengan suara "Tolong jaga Meru" dari Wazu di ambang lubang tertutup, aku menangkapnya dengan lembut seakan memeluknya. Meru dengan cemas memandang lantai yang tadi merupakan lubang di mana Wazu jatuh.

「Hahaha~ jatuhnya menakjubkan, lucu sekali~!」

「Menjijikkan!」

「Fufufu... yah, mereka sudah mampu sampai sejauh ini untuk sekelompok orang bodoh. Ayo urus sisanya!」

Kami terbakar api amarah setelah mendengar ucapan ketiganya. Tapi tentu saja, kami tidak pernah mengira kalau Wazu berakhir dengan perangkap itu. Namun, menghina suami masa depan kami adalah bukan sesuatu yang dapat kami maafkan, kami mempersiapkan senjata masing-masing.

「Oh? Masih bersemangat? Tapi, tau nggak, aku rasa kalian nggak punya kesempatan menang melawan raja dunia masa depan dan kami berdua」

Si wanita bilang begitu dan kemudian menyalurkan kekuatan sihir pada tongkat di tangannya, beberapa lingkaran sihir terbentuk di lantai.

「...sihir pemanggilan?」 (Kagane)

「Jawablah panggilan sesuai perjanjian!」

Tak lama setelah wanita itu bicara dan Kagane menggumamkan tebakannya, sejumlah golem yang terbuat dari batu muncul dari lingkaran sihir. Dari penampilan dan jumlahnya, mungkin sejumlah besar ore itu telah digunakan untuk membuat ini.

Apakah dia membuat banyak orang melalui semua itu hanya untuk membuat benda ini...? Itu bukanlah perbuatan orang yang mengakui dirinya jadi raja... Kemarahan menumpuk dalam diriku. Tanganku semakin kuat memegang pedang tanpa disadari...

「Yah, mereka datang! Hibur kami sepenuh hati, dong!」

Golem-golem mendatangi kami bersamaan dengan kata-kata itu. Aku pikir pergerakan mereka akan tumpul karena tubuh mereka terbuat dari batu, tetapi mereka datang memukulku dengan gerakan cepat seolah berat batu tidak terdapat dalam tubuh-tubuh itu.

Kami berpencar dan mulai bertarung secara individu. Tapi sebelum itu, aku menyerahkan Meru-chan pada Tata. Aku menghindari tinju golem dan mengayunkan pedangku. Di ambang tebasan, wanita itu berteriak lagi.

「Ah, aku lupa bilang. Aku beri anak-anak itu tubuh kokoh mirip sama Orichalcum dengan sihir unik. Hati-hati karena sihir juga kurang efektif melawan mereka」

Kata-kata itu mencapai telingaku tetapi itu sudah terlambat. Begitu pedangku mengenai tubuh golem, pedangnya hancur berkeping-keping. Sial!

Melihat-lihat sekitar, pedang pendek Sarona juga patah sedangkan sihir yang Kagane lempar pun tidak tampak menunjukkan hasil baik.

Bahkan Haosui, yang terkuat di antara kami yang bertarung dengan tangan kosong, dia hanya mampu meninggalkan bekas kepalan pada tubuh golem. Kami semua terpana karena kekuatan golem yang tak disangka.

「Hehehe, gimana? Gimana? Gimana kekuatan sejati prajurit kami? Kami akan menggunakan pasukan golem ini untuk menaklukan dunia~!!」

「Kau kebanyakan ngomong!」

「Nggak pa pa, dong? Lagian, mereka juga bakal mati. Oh! ngomong-ngomong, karena ada beberapa ratus golem di tempat di mana pria itu jatuh tadi, dia pasti bersusah payah di bawah sana. Atau mungkin, aku yakin dia sudah mati karena jatuh dari ketinggian itu. Aku penasaran apa tubuhnya sudah diratakan sama golem sekarang?」

Wanita itu menyela ucapan pria bertopeng yang sedang menjelaskan situasi yang dihadapi kami sekarang.

Semuanya menyangkal ucapan wanita itu dengan serentak.

Sono Mono Nochi Ni Nahato Where stories live. Discover now