BAB 151 - Cerita Senggang : Maorin

410 4 0
                                    

PS: Bab ini belum diedit, tapi silahkan dinikmati seadaya :)

Tak seperti sekarang, aku adalah gadis lemah dan pendiam saat aku masih kecil. Aku bangga jadi beastman dan jadi putrinya Papa, tapi... kenyataan kalau tubuhku tidak sesehat anak lain, membuatku jadi tambah frustasi.

Meski begitu, dengan kata-kata lembut, Papa bilang padaku untuk punya kepercayaan diri. Kau adalah seorang beastman dan putri yang Papa banggakan, katanya...

Aku bertekad untuk melatih tubuh lemahku sedikit demi sedikit karena perkataannya.

Pada awalnya aku tidak bisa melakukan jumlah push-up yang memuaskan. Akan selalu ada waktu dimana aku jadi depresi karena tubuhku tidak bisa bergerak seperti yang kuinginkan dan malah menangis. Tapi, aku tidak menyerah. Papa dan Mama juga tidak menyerah menyemangati diriku.

Lalu, saat aku menghabiskan hari-hariku untuk berlatih, ketika aku menyadarinya, aku sudah menjadi anak dengan ketangkasan yang tinggi di antara anak-anak yang usianya sama.

Selanjutnya, saat tubuhku menjadi cukup kuat untuk melakukan aktivitas apapun, aku mulai menunjukkan ketertarikan dalam seni pedang. Mama tampaknya punya pikiran aku hanya akan mempelajari seni pedang sebatas untuk bela diri.

Pada suatu hari, Papa membawaku berkeliling ke tempat latihan tentara nasional kami. Ada beberapa tentara yang kelihatan sangat keren. Begitu aku menyaksikan pemandangan itu, aku bisa merasakan sosok idealnya sebagai salah seorang dari mereka dan memutuskan untuk menapaki jalan pejuang.

Mama jadi sangat marah saat aku memberi tahunya kalau aku ingin sungguh-sungguh mempelajari seni pedang. Karena aku cewek, Mama bilang padaku untuk mempelajari pekerjaan rumah lebih dari seni pedang. Aku mengerti mama mencemaskan masa depanku tapi aku sudah membulatkan tekad.

Terlebih, aku cuma berpikir sedikit soal kriteria orang yang kucinta. Yah, aku tidak punya sih. Selain itu, aku hanya akan menerima pria yang lebih kuat daripada diriku.

Karena Papa bilang sesuatu yang bagus tentang diriku pada ibu, aku diijinkan untuk serius menekuni seni pedang dengan kondisi aku harus tekun membantu pekerjaan rumah Mama.

Beberapa tahun berlalu sejak aku mulai serius menekuni seni pedang. Dalam kurun waktu itu, aku mencoba berbagai senjata seperti pedang panjang dan pedang besar. Tetapi, pedang kembarlah yang membuat penggunaan terbaik kecepatanku, yang paling cocok untukku.

Untuk menyelaraskan tubuh dengan menggunakan pedang ganda mengarah ke kecepatan, oleh karena itu aku berlatih. Aku melakukan pertarungan bohongan melawan beastman lain dan bertempur memertaruhkan nyawa melawan monster. Tapi tentu saja, aku tidak akan pernah lupa untuk membantu Mama selama waktu itu.

Dengan pola seperti itu, kekuatanku menjadi terkenal di antara penduduk negeri beastman, tak ada seorang pun yang dapat menang melawanku lagi.

Namun, masalah berbeda timbul sehari di hari-hari itu. Pria yang merayuku muncul dari mana-mana. Tentu saja aku menolak mereka semua karena kebanyakan orang lebih lemah dariku.

Kalau boleh jujur, tak ada yang bisa membuat jantungku berdebar-debar. Meskipun mungkin tidak akan jadi seperti cerita dari buku bergambar, aku ingin mencari dan memutuskan teman masa depanku sendiri.

Aku menghabiskan waktuku membantu Mama, melatih diriku, dan masih menolak pelamar. Suatu hari, aku dengar percakapan menggelisahkan antara Papa dan paman Gio. Ada banyak orang yang menghilang dari desa dan kota di selatan. Sekedar mencari kebenaran, sepertinya penyebabnya adalah orang-orang dari negara selatan telah menculik mereka.

Aku pun langsung berlari ke selatan. Itu adalah cerita yang tidak bisa dimaafkan. Dan yang terpenting, aku punya kekuatan. Kekuatan untuk bertarung.

Sono Mono Nochi Ni Nahato Donde viven las historias. Descúbrelo ahora