BAB 146 - Membersihkan 1

414 9 1
                                    

Ada sesuatu yang mana terbang dengan kecepatan mengerikan, menuju diriku yang berupaya kembali ke tempat Sarona dan lainnya. Itu adalah Meru.

Meru tidak melambatkan kecepatannya. Dia langsung meluncur menuju wajahku sambil menghasilkan suara *wooosh*. Aku tidak bergerak seinci pun dan menerima dia karena itu adalah diriku. Tetapi biasanya, orang-orang akan dihempaskan setelah menerima tabrakan dengan kecepatan itu.

Aku mengarahkan mataku ke arah Meru yang mulai memanjat ke atas kepalaku tanpa memedulikan sekitarnya, dan langsung tidur secepat dia merasa nyaman.

Aku dengan lembut membelai Meru yang tidur di atas kepalaku. Yeah, aku tersembuhkan!!

Kelakuan Meru menenangkan diriku. Meskipun aku mengungkapkan amarah yang amat besar, ketika tak ada manusia yang dapat melakukan sesuatu akan hal itu, Meru bersarang di atas kepalaku seperti biasa. Dia tidak takut dengan diriku yang seperti itu.

Aku senang karena itu adalah Meru yang biasa. Aku dengan lembut membelai Meru sekali lagi sebelum menggeser pandanganku ke arah kelompok perempuan. Bagaimana keadaan mereka? Aku penasaran apakah mereka takut kepada diriku....

「Nggak adil!! Itu nggak adil!!」 (Sarona)

「Ciuman dari Wazu-san」 (Tata)

「Ane-sama, aku iri!!」 (Naminissa)

「...itu penuh dengan kasih sayang」 (Haosui)

「Argh!! Aku iri banget... I.R.I...!!!」 (Kagane)

「Eng...」 (Narellina)

...Narellina dikecam oleh anggota lainnya karena alasan tertentu. Narellina pun tidak tampak mengingat kejadian tak menyenangkan sebelumnya lagi.

Anggota lain yang melihat aku mendekat, langsung mendatangiku.

「Wazu-san! Aku juga... itu lo... c-c-ciuum!!」 (Sarona)

「Aku juga... kamu nggak bisa menciumku?」 (Tata)

「Wazu-sama!! Nggak adil mencium Ane-sama saja. Cium aku juga, dong!」 (Naminissa)

「...menerima semuanya kapan pun!」 (Haosui)

「Onii-chan!! Aku pengen yang panas, sini... cuppooo!!」 (Kagane)

「Aku juga... itu... sekali lagi ya...」 (Narellina)

Eh? Aku ingin tahu kenapa semuanya malah meminta ciuman? Habisnya, bukankah kalian takut padaku?

Yah, aku nggak musingin itu sih. Aku hanya agak terkejut dengan tingkah laku mereka yang tidak berubah. Meru baik, semuanya baik, mereka sih terlalu baik buat seseorang seperti diriku. Aku memeluk mereka semua dengan perasaan bahagia.

「「「「「「Salah, kami mintanya cium sekarang!!」」」」」」

Sekarang...? Kita punya perasaan bagus sekarang, jadi ayo kita akhiri itu dengan pelukan. Tidak bisakah kita mengakhirinya sekarang? Apa ini tidak cukup? Ini tidak cukup, ya? Coba kulihat...

「Hmm... itu benar! Lihat, Floyd sedang nonton. Ayo kita berciuman di kesempatan lain!」 (Wazu)

「Tidak, silahkan. Anggap saja saya sebagai kerikil di pinggir jalan, saya tidak keberatan!」 (Floyd)

「「「「「「Begitulah katanya, ayo kita ciuman!!」」」」」」

Sialan!! Floyd!! Kau menikmati ini, bukan? "Ayolah, jangan marah, mari kita jujur!" Floyd mengarahkan senyumannya padaku seolah mengatakan itu.

「...Apa ini? Sudah selesai? Meskipun aku bergegas ke tempat ini. Oh, apa aku mengganggu?」 (Grave)

Tidak tahu-menahu, Grave-san melontarkan kata-kata itu pada kami sambil berdiri di pintu masuk ruangan ini. Aku segera melepas tangan yang tengah memeluk semuanya.

Sono Mono Nochi Ni Nahato Where stories live. Discover now